“Naina, are you oke?” Naina melemparkan ponselnya di cermin, pecah hingga membuat serpihan berserakan di lantai kamarnya. Pesan chat dari Lay itu membuatnya ingin mengutuk siapa saja, bahkan ingin mengubur dirinya ke dasar lautan. Ia sungguh tidak tahu bagaimana lagi menjalani hidup setelah dinodai oleh Lay. Ia harus mengatakan apa pada Theo ketika waktu yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan atasannya itu telah tiba? Jujur, ia memiliki hati untuk Theo, tapi untuk Lay, entahlah! Awalnya ia sedikit kagum karena banyak hal tentang Lay yang belakangan ini baru ia tahu, tapi karena perbuatan b***t bocah itu, rasa itu menghilang entah ke mana. Kembali ponsel Naina yang tergeletak di lantai itu berbunyi. Mungkin karena ponsel yang diberikan Theo itu mahal sehingga tidak menunjukkan k