Sudah berlangsung hampir lima belas menit Naina berkutat pada lemari pakaiannya yang super besar, membereskan isinya yang belakangan ini sangat berantakan lantaran Naina asal saja mengambil pakaian tanpa peduli pada apa pun. Sesekali matanya melirik ke arah Theo yang duduk di atas ranjang sembari menatapnya dengan penuh binar, di mana kedua tangan menjadi tumpuan dagu dan beralas pada bantal bersarung putih kombinasi biru. Naina tidak tahu apa yang membuat lelaki itu begitu berbeda hari ini, terlihat lebih bahagia. Sebenarnya Naina tidak ambil pusing lantaran dirinya memiliki di lema besar saat ini. Pernikahannya dengan Theo tinggal dua hari lagi dan ia belum memutuskan apakah i akan egois membiarkan Theo tetap menjadi miliknya walau kehilangan segalanya, atau membiarkan Theo lepas demi k