18. Pesan Pertama

1317 Kata

Lo dari mana?” Naina mengucek matanya saat pintu kamarnya terbuka oleh ulah tangan Zevanya. Zevanya mendudukkan diri di ranjang bersandar pada kepala ranjang dan memangku bantal. “Dari depan. Ada tamu tidak diundang tadi,” kata Zevanya. “Siapa?” Naina penasaran. “Tebak aja sendiri,” celetuk Zevanya. Naina menarik pipi Zevanya kuat hingga membuat sang sahabat mengaduh sakit. “Sialan lo!” gerutu Naina. “Gimana gue tahu kalau gue baru tersadar dari alam mimpi.” “Coba tebak siapa yang bisa buat seorang Naina kesal bukan main sampai ingin mengeluarkan segala sumpah serapah. Menekan bel berkali-kali dengan brutal.” Zevanya menatap pada Naina yang matanya membola. “Lay?” tebaknya dengan cepat. Zevanya mengangguk dan tersenyum. “Bocah itu datang hendak meminta maaf sama lo, Nai. Tapi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN