Mak Comblang

1013 Kata
"udah selesai Sa?"tanya seorang laki-laki berkaca mata yang menghampiri tengah duduk di kursi kayu diruang produksi. "udah,eh belum!?"seru Khansa mengedipkan sebelah matanya pada laki-laki itu untuk berpura-pura. "apa?"tanyanya tidak mengerti. "hai,sudah selesai kan?!"tanya Fai yang menghampiri keduanya. "ini belum selesai masih banyak malah, harus bantu om Tito iya kan?!"tukas Khansa memberi isyarat lagi pada laki-laki berkaca mata itu. "terus kira-kira kapan selesainya?"tanya Fai. "ya mungkin masih lama,ini soalnya aku nulisnya sendirian lagi,ah itu Rika_"Khansa menjeda ucapannya ketika melihat Rika yang baru masuk ruangan kemudian melambaikan tangannya supaya Rika mendatanginya. "kenapa teh?" "em,kalian aja yang pergi nonton gimana?"usul Khansa. "eh, maksudnya gimana teh?kok aku?"ujar Rika menunjuk dirinya sendiri bingung. "aku harus ngebantu om Tito yang lain udah pada pulang,jadi ngga bisa pergi?!"ujar Khansa nyengir sambil memandang kearah laki-laki berkaca mata minus itu yang di sapa om Tito walaupun di lihat dari penampilannya bahkan hanya beda dua tahun di atas Khansa tapi memang itu sapaan akrab di tempat kerja. merasa ada yang tidak beres,om Tito itu melenggang pergi begitu saja dan meninggalkan ruangan yang memang sepi dari para karyawan karena hari Sabtu biasanya hanya leader saja yang masuk untuk memeriksa. "Om Tito tunggu?!Fai maaf banget ya,kalian aja dulu pergi nanti lain waktu aku akan pergi oke?!"seru Khansa berjalan pergi menyusul om Tito sementara dua orang ini sekarang saling memandang satu sama lain heran. "Teh Khansa beneran gak jadi pergi?"Rika malah bertanya. "iya,ayo kita saja yang pergi!?"ajak Fai merangkul bahu Rika. "ogah!aku ada urusan!"tukas Rika menyingkirkan tangan kanan Fai. yang merangkul bahunya "ayolah,kamu ada urusan apa memangnya?" Rika berhenti berjalan dan memandang Fai sambil bersidekap. "lupa tujuanmu pergi?kan untuk pen-de-ka-tan,tapi kalau pergi sama aku ya beda ceritanya dasar!?" Fai terdiam sejenak menatap teman debatnya ini. "iya,tapi tadi dengar kan,dia tidak bisa."sahutnya dengan wajah kecewa nya. Rika menghela napasnya."ayo pergi?!"ajaknya menarik lengan Fai menuju tempat parkir motor. sementara Khansa masih mengikuti om Tito yang kini masuk ke ruangan manajer personalia. "kamu kenapa bohong?"tanya om Tito setelah beberapa saat keduanya hanya diam saja. "aku lagi buat mereka dekat gitu om,"jelasnya. "hm,jadi mau nyomblangin mereka, bukannya Fai itu naksir kamu ya?" "awalnya ku kira begitu, tapi ternyata justru sekarang dia suka sama Rika tapi ga nyadar dan Rika juga sebaliknya.jadi maksudnya aku mau buat mereka itu tahu kalau sama-sama ada rasa gitu loh,om"cerocosnya. Om Tito manggut-manggut tanda mengerti sambil memeriksa berkas di meja personalia. "kamu gak cemburu karena sekarang si Fai ini ternyata jadinya berbelok hati ke Rika?" "cemburu gimana?ada rasa aja nggak,pokoknya mereka itu udah cocok kan?!" "iya.sekarang bantu periksa data pelamar ya,Sa," "loh, kok aku?" "tadi bilang ya mau bantuin sekarang kok malah protes,apa aku bilang aja ke Fai dan Rika aja kalau_" "eits! sekarang main ancam nih?ga seru lah om,oke ku bantu tenang aja?!"tukasnya dengan bibirnya manyun tapi tetap membantu. *** Khansa meraih tas selempangnya di lockernya,di liriknya jam di tangannya. "udah jam segini aja,ternyata malah beneran lama,kualat kayaknya ini,"gumam nya kemudian berjalan ke parkiran motor sembari tangannya mencari kunci motor di tasnya. karena merasa penasaran tidak menemukannya di dalam tas,Khansa sampai mengeluarkan semua yang ada di dalam tasnya. "anjir! kuncinya mana?masa iya sih di motornya?"cerocosnya mendatangi parkiran motor dengan tergesa,tapi ternyata juga tidak ada. "jangan-jangan tadi pagi pas masukin jaket kuncinya ke bawa ke jok motor,sialan!"umpatnya frustasi sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya. "ya Allah ini bukan azab kan?karena ngerjain dua temanku,tapi beneran bukan niat ga bener kok, nyomblangin doang,kenapa hari ini double sial,anjir!"cerocosnya di sertai u*****n masih di tempat parkir motor seorang diri. satu jam kemudian,Khansa duduk di kursi kayu di pos satpam pabrik dengan wajah tampak bingung dan lemas. "gimana atuh Neng Khansa?saya dan pak Agus udah nyari ke setiap ruangan juga di dekat locker tapi tidak ada. "ah,iya pak maaf merepotkan dan terima kasih untuk bantuannya," telepon orang rumah saja atuh suruh bawa cadangannya!"seru pak satpam bernama Agus itu. "hm, sebenarnya ini yang hang itu adalah kunci cadangannya pak Agus karena yang aslinya udah lama hilang!"tukas Khansa menghela napas berat. "walah,gitu ternyata.terus Sekarang gimana atuh?di jemput aja kan Neng?!"tanyanya lagi. "iya,pak."jawab Khansa tidak semangat. "ya udah, sekarang mah Neng pulang aja dulu, motornya aman di sini nanti berarti harus bawa orang dari bengkel!"seru pak satpam yang tertulis nama Budi di seragamnya. "iya pak,terima kasih!"ujar Khansa bangkit dari duduknya dan pamit pulang. setelah kepergian Khansa, ternyata Fabian yang memang memperhatikan dari tadi kini mendatangi pos satpam. "sebenarnya ada apa pak,tadi kayanya pada panik?!"tanya Fabian pada pak Agus dan pak Budi. "eh,pak Bian,itu loh neng Khansa kehilangan kunci motornya dan belum ketemu,saya dan pak Budi udah nyari keliling pabrik!"jelasnya. "oh gitu ya pak,kalau gitu saya permisi?!" "iya silahkan?!"jawab keduanya bersamaan. Fabian berjalan menuju parkiran mobil yang berbeda dengan motor.tidak seperti biasanya hari ini dia malah si panggil untuk ke pabrik biasanya hari Sabtu jarang berangkat kerja terkecuali saat ada barang untuk ekspor. tidak seperti biasanya juga sekarang dia berangkat dengan mobil yang jarang di pakainya bahkan baru kali ini setelah hampir dua bulan dia membelinya. saat keluar gerbang pabrik, Fabian memberikan salam pada para satpam yang berjaga. sambil menggerutu, Khansa berjalan lunglai keluar area pabrik sepatu, pandangannya lurus ke depan melewati kebun-kebun mangga di kanan dan kiri dari jalan yang di lewatinya. "ya ampun padahal menuju jalan raya itu hanya 100 meter tapi kenapa berasa jauh banget,"gerutunya. "coba om Tito belum pulang,aku kan bisa nebeng sampai pertigaan"keluhnya lagi. tin tin tin suara klakson mobil mengagetkan Khansa yang kemudian jalannya lebih menepi. "aku kan sudah jalan di pinggir perasaan kenapa orang malah ngeklaksonin, anjirr!"ujarnya langsung menutup mulutnya karena kalimat terakhir yang diucapkannya sambil melihat kearah mobil berwarna silver berhenti dan kaca mobilnya terbuka di bagian depan terlihat Fabian di balik kemudi. "ayo naik?!"ajaknya. "em, sebenarnya saya di jemput_" "oh,ya sudah saya duluan!?"tukasnya menutup kembali kaca mobilnya dan melaju meninggalkan Khansa yang masih berdiri mematung melihat mobil yang terus melaju. "hey,bahkan aku belum selesai bicara kalau di jemputnya di perbatasan desa,niat ga sih ngajaknya dasar orang aneh,untung ganteng!"gerutunya kembali berjalan dengan langkah lebih cepat. hari ini memang super sial untuknya, apalagi yang membuat pusing , bisa-bisnya kunci motornya hilang pula.saat meminta bapaknya untuk menjemputnya pun tidak bisa karena memang tidak tahu jadi bisanya di perbatasan desa.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN