Aku meringis—merasa tanganku yang sebelah kiri begitu sakit. Sebelum ditarik paksa barusan, Ari sempat mengingjak bagian pergelangan tanganku. Untung saja bukan tangan yang bekas kena jahitan kemarin ini, akan tetapi ini juga luar biasa sakitnya. Hingga tak lama beberapa karyawanku yang laki-laki datang dipanggil oleh sekretarisku. "Bentar," ucapku pada mereka yang hendak membantuku. Aku memberi kode pada sekretarisku untuk mendekat. "Tolong besok jam 11 kamu temuin adek saya di Prive La Resto, Ta. Kasih uang cash 5 juta sama dia yang kemarin saya transfer. Nanti saya akan ganti,” ujarku kembali meringis merasa tak nyaman ketika berbicara. “Baik, Pak.” Entah, aku merasa besok sepertinya tidak akan bisa menemui Thalita. Semua terasa begitu nyeri, kepalaku pun mulai pusing. Karena memang