Aku menahan dengan memencet salah satu tombol di dalam lift ketika melihat Pak Dewa yang hendak masuk ke dalam lift juga. "Buru-buru banget kayaknya." "Saya maksudnya?" Aku menunjuk diri sendiri. Pasalnya, ada seorang OB juga yang berada di dalam lift tersebut. "Iya. Saya lihat kamu jalan buru-buru ke arah lift barusan," lanjut Pak Dewa lagi setelah lift bergerak turun. "He-eh iya, Pak. Udah ditunggu soalnya di bawah." Arshaka berkata jika dia telah berada di depan lobi, makanya aku buru-buru turun. Tidak enak juga jika kendaraannya lama-lama di sana karena ini sudah mulai jam pulang. Ada berbagai karyawan di perusahaan lain di gedung ini yang banyak menunggu jemputan atau memesan kendaraan online juga yang pastinya naik dari arah lobi. "Dijemput?" "Iya." "Sama tunangan kamu?" Ak