Reno kaget mendadak ada wanita dalam apartemennya, niat hati mau ngomelin Loka soal keributan yang terjadi di sela waktu istirahatnya.
Sepintas dia merasa wanita di hadapannya tidak menarik sama sekali di matanya atau mungkin di mata pria yang lain. Tapi melihat bagaimana Loka menyembunyikannya pasti ada sesuatu yang terjadi.
“Siapa kamu?” selidik Reno dan mencekal lengan wanita itu saat dia hendak berjalan ke pintu. Wanita itu melirik cekalan tangan Reno dan akhirnya Reno melepaskannya.
Wanita itu tersenyum manis sekali dan membuat Reno terkesima seketika. Bukan karena senyuman wanita itu yang manis, tapi cara dia tersenyum yang membuat Reno ingat pemilik senyum itu.
“Kamu, kamu cewek itu,” lirih Reno.
Dan lamunan Reno buyar seketika ketika wanita itu dengan tegas menolaknya secara tak langsung.
“Ga usah tahu nama saya Pak, belum tentu juga kita bakal ketemu lagi, lagipula kalau ketemu lagi pun saya mesti lupa,” ucapnya langsung berjalan ke luar apartemen Reno.
Reno dan Loka hanya bengong mendengar ucapan cewek itu sampai mereka tak sadar cewek itu sudah pergi dari sana. Tak lama akhirnya Loka mengeluarkan suara yang membuat Reno sadar ingin mengejar wanita itu.
“Untung aja pergi masih sempet bilang makasih, ga langsung ngeloyor pergi aja,” gumam Loka dan Reno langsung keluar dari apartemen dan celingukan mencari wanita itu yang entah hilang kemana.
Sampai kedatangan Kelly pun tak disadari oleh Reno. Kelly yang melihat gelagat temennya yang keliatan seperti mencari seseorang ikut celingukan karena penasaran.
“Cari siapa sih?” tanya Kelly membuat Reno kaget. “Ngagetin aja lu, sejak kapan di sini,” ketus Reno. Kelly malah berdecak, “Sejak lu celingukan ga jelas, makanya aku kepo,” balas Kelly tak kalah ketus.
Reno berjalan ke dalam apartemennya dan diikuti oleh Kelly. Reno melirik dua tangan Kelly yang membawa dua kantong plastic.
“Bawa apaan tuh?” tanya Reno kepo. Kelly langsung meletakkan bungkusan itu di meja dapur, dengan sigap Loka langsung membuka dan merapikannya.
“Dinner plus bir,” sahut Kelly yang mendapat tos dari Reno. “Malam ini kita party di sini aja, besok-besok kalo kontrakmu udah beres kita baru hangout, okay,” atur Kelly dan Reno mengangguk tanpa membantah.
Mereka menikmati hidangan mereka sambil Reno bercerita soal wanita yang mendadak menyusup di apartemennya.
“Jadi maksudnya lu terpesona sama cewek yang ga anggun sama sekali, seleramu udah geser?” sindir Kelly membuat Reno menjitak kepala Kelly. “Aku jamin kalau kamu ketemu dia bisa geser juga seleramu,” sumpah Reno tapi Kelly menggeleng.
“Kalo ga seksi dan berisi di depan dan belakang, ga akan bikin aku terpesona,” jumawa Kelly dan Ren langsung mencibir, “Awas aja ngerengek minta resep kalau udah kena racun sama cewek model gitu lo,” sumpah serapah Reno tapi malah membuat Kelly terbahak sumbang.
Reno yang mendengar tawa sumbang itu membuatnya sadar jika sebenarnya sahabatnya ini ingin mengatakan sesuatu. Reno meletakkan kotak makannya dan memutar tubuhnya menghadap Kelly yang terlihat sekali berusaha makan tapi sebenarnya tidak ada niat makan.
“Ngomong ga? Apa aku cekik di sini biar mati sekalian,” ancam Reno yang langsung membuat Kelly tersedak. Meskipun enggan tapi Reno masih mengambilkan minum dan menyodorkannya kepada Kelly.
Lelaki itu langsung menegak air mineral hampir setengah botol dan Reno menatapnya tajam menunggu Kelly bicara. Sahabatnya itu harus mengakui perasaan Reno yang sensitive ini, tapi sayangnya perasaan itu ga mempan buat Gladis.
“Harusnya kamu ngerasa sensitif gini sama Gladis juga,” sindir Kelly dan Reno langsung memukul botol plastic ke kepala Kelly.
“Ga sopan lu, udah dikhawatirin malah nyindir, males gue, kalau ga mau ngomong yaudah pulang sana, aku mau tidur aja,” kesal Reno menyandarkan tubuhnya di sofa.
Kelly tertawa pelan, “Elah baper banget jadi laki, gimana mau jatuh cinta gini doank udah baper,” balas Kelly tanpa dosa yang langsung mendapat pelototan dari Reno.
“Aku mau ngajak kamu ke klub pinggiran buat ketemu sama seseorang, lebih tepatnya seseorang yang bikin aku penasaran sih,” pembuka dari Kelly membuat Reno langsung menegakkan tubuhnya.
“Tumben, aku jadi curiga,” kata Reno. Kelly nambah gelisah yang membuat Reno makin penasaran, bukan tanpa sebab Kelly ddikenal paling playboy diantara semua genk mereka dan tidak ada istilahnya Kelly baper atau galau karena wanita tapi ini sesuatu.
“Jangan bilang kamu mulai jatuh cinta sama dia?” tembak Reno dan Kelly langsung mendelik. “Ga mungkin lah, cewek ga ada anggun-anggunnya sama sekali,” omel Kelly dan kini ganti Reno yang terbahak.
“Rasain lu kena pesona cewek anggun,” ledek Reno dang anti Kelly menjitak kepala Reno lalu keduanya terbahak sekarang.
“So, kapan kita ke sana? Besok aja lah abis meeting, jam segini aja, dia dimana rumahnya atau kamu biasa ketemu dia dimana?” cecar Reno.
“Sabar Bos, ga usah ngerentet gitu nanyanya biasa aja,” sembur Kelly kesal. Lagi-lagi Reno terbahak dan kini Loka mulai paham arah pembicaraan mereka yang tak jauh-jauh dari wanita dan klub malam.
“Dia kerja di klub pinggiran kota itu yang aku bilang sama kamu, tapi aku ga tau dia kerja jadi apa di sana, makanya aku mau ajak kamu ke sana sekalian cek, kamu bisa party sendiri dan aku party ma dia,” kekeh Kelly.
“Nafsu amat, kenali dulu, ati-ati digampar sama cewek yang ga anggun, biasanya kalau cewek ga anggun itu bar-bar yang ada babak belur lu di kasur,” ledek Reno.
Kelly langsung menjitak kepala Reno, “Sialan lu,” umpatnya kesal tapi keduanya kini malah terbahak bersama.
Dan banyak hal yang mereka ceritakan sampai mereka bertiga tertidur di sofa apartemen. Pagi harinya Loka yang membangunkan mereka semua, meskipun panik karena semuanya hampir saja telat ke kantor tapi tetap saja mereka masih bisa bercanda satu sama lain.
***
Terhitung sudah empat hari Reno ada di Singapore dan rencananya dengan Kelly untuk bertemu dengan gebetan Kelly itu harus gagal karena padatnya jadwal mereka. Dan akhirnya mereka sepakat untuk bertemu di akhir minggu untuk melanjutkan rencana mereka.
Sejak Jumat malam Kelly sudah mengungsi ke apartemen Reno dan mereka menghabiskan malam dengan bercerita banyak hal soal pekerjaan ditemani dengan bir. Sampai menjelang dini hari baru mereka tertidur.
“Ren, bangun laper nih, delivery apa gitu kek,” usul Kelly yang jam di apartemennya menunjukkan pukul empat sore. Setengah sadar Reno menggerutu tindakan Kelly.
“Kan elu yang tinggal di sini, ngapa mesti aku yang pesen delivery, pesen sendiri lah,” kata Reno ketus.
“Loka mana ssih, kok anak itu ngilang mulu, jangan-jangan dia check in ga pamit lagi,” protes Kelly membuat Reno langsung duduk.
“Seriusan Loka check in, udah jadi jantan dia,” kata Reno kaget dan sontak Kelly langsung terbahak. “La emang dia ga pernah main sama cewek?” tanya Kelly ga sadar.
Reno menggeleng, “Dia anak baik tau, dipegang cewek aja udah panas dingin gimana mau main sama cewek,” kata Reno yang membuat Kelly makin terbahak.
“Terus aja Bos, ngomongin aib orang,” sahut Loka jutek dari salah satu kamar yang ada di sana. Keduanya tertawa puas setelah mendengar Loka ngomong gitu.
“Wah, mesti kita ospek ini anak biar ga jadi baik, kamu punya bos dan temen bosmu genk playboy, tapi kamunya jadi anak baik, itu lu yang bego apa lu yang ga sadar diri,” ejek Kelly makin membuat Reno terbahak.
“Sikat terrooooss,” keluh Loka dan keduanya makin terbahak. “Aku sudah delivery tuh makanan, ga usah protes, masih untung aku inget kalian buat pesen makan,” kata Loka ketus dan keduanya mengacungkan jempol.
“Abis makan buruan siap-siap Bro, udah sore ini,” kata Kelly sambil beranjak ke dapur dan makan pizza serta burger yang dipesan oleh Loka.
Entah apa yang sebenarnya para lelaki itu siapkan tapi sejak sore dan kini jam sudah menunjukkan pukul delapan malam mereka baru siap dan berangkat ke klub malam yang mereka maksud.
Dari luar tidak tampak seperti klub tapi mirip sebuah kafe. Reno sedikit underestimate dengan suasana di sini, tapi demi menghormati temannya dia ikut masuk. Tapi Reno terkejut melihat suasana klub yang beda dari klub biasa, benar-benar terlihat seperti kafe tapi mereka punya akses seperti klub.
“Konsepnya asyik ini,” bisik Reno di telinga Kelly karena suasana bising di sana. Kelly mengangguk setuju dan mengacungkan jempolnya. “Aku juga baru ke sini,” jujur Kelly dan Reno menggeleng tak percaya.
Keduanya celingukan untuk mencari orang yang mereka cari sekaligus tempat dan suasana yang enak. Tapi sebuah suara menginterupsi mereka.
*****