P.8 Find You

1186 Kata
Reno kembali memikirkan apa yang terakhir kali dibicarakan dengan Gladis. Memori itu berputar dengan cepat di kepalanya. Reno menghela napas kasar dan menatap ke arah teman-temannya. “Gladis ingin aku mengerti siapa yang aku cintai selama ini dan mengerti apa yang kita inginkan dalam hubungan itu. Bukan karena kita berasal dari keluarga Abrisam atau Sasmita,” jelas Reno. “Dan dia juga memintaku untuk tidak mengejarnya sampai ke Jerman, karena itu akan membuatnya menghilang semakin jauh denganku. Tapi sekarang aku ga bisa bohong kalo nuraniku ingin pergi mencarinya,” kata Reno dengan nada sendu. Ketiga temannya langsung diam dan hanya bisa memandang Reno dengan tatapan kasihan, bingung, juga simpati. “Sebenarnya Gladis memang pergi ke Jerman dan dia dikabarkan tinggal di kota industry dimana orang tuamu tinggal,” kata Oman dan dia menyodorkan satu map file berisi data Gladis. Reno menyunggingkan senyum melihat informasi yang ada di depannya. Baginya sedikit lagi dia akan menemukan Gladis dan dia berjanji akan menjaga wanita itu. “Tapi menurutku ini aneh sih,” jeda Oman membuat semuanya memusatkan perhatian kepada Oman. Reno yang merasa kebahagiaannya terusik langsung menyela. “Apa maksudmu?” putus Reno. “Jika memang itu yang dikatakan Gladis, artinya dia ingin kamu mencarinya dalam kondisi tersulit atau dalam bahasa sederhana dia ingin menghilang dari pandanganmu.” Oman berhenti menjelaskan. Semua orang yang ada di sana ikut diam dan menunggu penjelasan Oman selanjutnya. Reno hanya memberikan kode dengan melirikkan matanya dan ganti dengan tatapan tajam. “Tapi saat aku mencari semua hal tentang Gladis Sasmita, semua informasi yang kamu pegang itu langsung muncul. Bukankah aneh jika dia ingin menghilang tapi meninggalkan jejak seperti sekarang?” pandu Oman untuk membuat semuanya berpikir kritis. Malik mengangguk paham dan mulai memahami semua situasinya sekarang. Kelly yang ikut mendengarkan pun hanya bisa menyandarkan tubuhnya di sofa ruangan itu. “Masuk akal apa yang dikatakan Oman,” balas Kelly dan langsung dipotong oleh Malik. “Tapi tak ada salahnya juga dicoba,bisa saja Gladis lupa menyembunyikan apa yang harus dia sembunyikan,” Malik menyemangati. Oman menggeleng pelan, “Aku ga setuju sama kamu Malik, melihat gimana kita bergaul dengan Gladis dan siapa orang tuanya mustahil dia lupa menyembunyikan diriya jika memang tujuannya untuk menghilang dari Reno.” Reno membanting map file itu dan dia melempar dirinya kepada sandaran sofa. Kembali dia mengacak-acak rambutnya  yang sudah rapi. “Tenang Bro, pilihannya ada sama kamu dan coba kamu pikir ulang, kalo Gladis ke Jerman kemana tempat yang bisa membuatnya tertarik untuk tinggal di sana. Maksudku selain kota tempat tinggal orang tuamu gitu,” kata Malik menenangkan sambil mengacungkan gelas. Reno  mengambil gelas dan menegak satu gelas bourbon yang ada di meja. Setelah merasakan minuman itu ada dalam tenggorokan dan badannya dia mulai memandang teman-temannya satu per satu. “Ga masalah mungkin dia ingin aku berjuang untuk mencarinya, jadi aku akan menelusuri seluruh Jerman jika perlu,” kata Reno penuh semangat. Senyuman mengembang dari ketiga temannya dan semuanya mengacungkan gelas untuk bersulang. “Demi keberhasilan Reno mencari wanita impiannya,” seru Kelly dan semua langsung toss. Reno membaca perlahan berkas yang ada di depannya dan dia menyadari semua informasinya terlalu mudah jika dikatakan ingin menghilang. Dan seharusnya Gladis tahu mencari informasi seperti ini itu tidak sulit bagi Reno. Tapi dia tetap bertekad untuk mencari wanita yang sebenarnya dia cintai itu. Reno mengotak atik ponselnya dan menemukan satu nama. Dia mengirim pesan kepada orang tersebut. Reno [Bro, boleh minta bantuannya ga?] Pesan terkirim. Tak berapa lama muncul balasan dari pesan itu. Rasyid [Tumben, ada apa?] Reno tersenyum dan menggeleng, memang temannya yang satu ini super sibuk tapi sebenarnya baik hati. Reno [Butuh spy di Jerman] Rasyid [Heh, itu kan jajahanmu kenapa malah minta intel sama aku, pingsan lu?] Reno [Bukan aku yang pingsan tapi intelku yang pingsan aku suruh ke sana. Butuh intel baru karena yang aku selidiki ini udah tau intelku dan cara kerjaku.] Rasyid is calling… “Hey, ada masalah apa dirimu? Tumben banget sampe kaya gini?” kata Rasyid begitu panggilannya diterima oleh Reno. “Idiih berisik, mau bantu apa enggak, udah gitu aja, ngapa repot bener sih pake kepo segala,” ketus Reno dan membuat Rasyid tertawa. “Aku cek dulu ke Edgar ya, tapi aaku ga janji sih kalo nanti bisa apa enggak,” ucap  Rasyid mengambang. Reno yang mendengarnya langsung berdecak. “Asal bukan Edgar yang jalan, aku ga masalah, karena Gladis pasti tahu soal Edgar juga,” jelas Reno yang langsung membuat Rasyid mengerutkan dahi. “Gladis,, tunggu maksudmu Gladis Sasmita cewekmu?” tanya Rasyid dan Reno hanya menjawab dengan deheman. “Ada apa dengan kalian? Aku pikir kalian bakal bertunangan habis ini,” tanya Rasyid tapi terselip nada menghina. “Ga usah ngeledek mentang-mentang udah tunangan sama Nima, awas aja kamu belum tahu sih rasanya kehilangan itu kaya gimana?” ucap Reno. “Nyumpahin gue lu?” geram Rasyid dan Reno hanya terbahak mendengarnya. “Enggak Bro, doa terbaik lah pasti buat kalian,” balas Reno santai. “Pergi sendiri napaa ke Jerman, biar Gladis tahu kalo kamu serius sama dia,” usul Rasyid yang membuat Reno berpikir ulang. “Harus gitu ya?” tanya Reno cengo. “Cewek itu cuma mau tahu seberapa besar perjuangan kita kaum lelaki menginginkan dia, jadi kalo misalkan kamu mau Gladis balik dan kamu merasa perlu banget buat mempertahankan dia, ya kamu harus berjuang lah buat dia,” jelas Rasyid. Reno diam mendengarnya dan dalam pikirannya dia membenarkan apa yang dikatakan oleh Rasyid. Tapi jika boleh jujur bukan masalah dia yang enggan untuk ke Jerman menemui Gladis, tapi dia merasa belum pantas bertemu dengannya. “Meskipun dia minta aku untuk ga ketemu dengannya dan mencarinya ke Jerman?” lirih Reno dan Rasyid langsung berdecak keras sekali. “Trus ngapa sekarang kamu nyariin dia Rempong,” sindir Rasyid membuat Reno manyun karena dipanggil rempong. “Aku cuma mau mastiin kondisinya baik-baik aja di Jerman dan hidup layak,” balas Reno. “Whatever your reason, apapun alasannya Bro, selama kamu masih peduli dengannya itu tetap aja membuktikan kalo kamu masih mengharapkan dia ada di sisimu,” kata Rasyid. “Oke, aku tunggu kabar darimu setelah ini,” tutp Reno dan dibalas dengan persetujuan Rasyid, setelah itu keduanya mengakhiri panggilan. Reno menghubungi Loka segera, tak sampai dering ketiga Loka langsung mengangkat panggilannya. “Yes, Bos,” sahut Loka. “Coba cek jadwalku yang bisa diwakilkan minggu depan, wakilkan sama Dimas dan siapkan tiketku ke Jerman ke tempat Mommy,” perintah Reno. Loka yang sudah mengira hal ini akan terjadi hanya bisa menghela napas dan mau tak mau menuruti keinginan bossnya. “Oke Bos, besok siang saya kasih jadwal terbarunya dan tiket ke sana,” jawab Loka yang langsung disambut kata oke dari Reno. Reno menutup sambungan telepon dan kembali menuangkan bourbon ke dalam gelasnya. Kini dia tidak menegaknya langsung tapi menyesapnya pelan dan kemudian di terpikirkan satu hal. Kembali dia meraih ponselnya dan mencari sebuah nama. Senyumnya mengembang ketika tahu nama itu masih ada foto profilnya. Reno [I miss you and I will find you.] ***** Yang ga tahu artinya di baris terakhir bisa langsung cek dim bah google yes,,hehehe. Sengaja nulis gitu biar feelnya dapet.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN