Reno merasa Fira menyelepekan kemampuannya untuk mencari tahu soal wanita itu. Dia langsung mengangguk yakin kepada Fira dan wanita itu berlalu dari hadapannya.
“Dim, aku tinggal dulu, kalau mau balik telpon aja. Ka, kamu tunggu sini aja,” perintah Reno dan pria itu langsung berlalu dari sana.
Reno menyusuri hampir seluruh area restoran dan dia tak menemukan wanita yang sudah membuat hidupnya penasaran dan ingin sekali dia memberikan wanita itu pelajaran nantinya.
“Mas, mas, minggir dunk, jangan di jalan, ribet tahu kita ga bisa lewat ini,” protes seorang wanita yang membuat Reno menoleh.
“Gotcha,” ucap Reno dengan senyum bahagia tapi wanita itu cuek aja dan berlalu pergi. Pria yang seumur hidupnya tak pernah diabaikan oleh seorang wanita kini merasa harga dirinya terluka karena sikap wanita itu.
“Dia itu sebenarnya wanita apa bukan sih, bener-bener ga biasa dan susah banget dipegang,” keluh Reno yang langsung duduk di salah satu kursi pengunjung. Dan mengambil minum yang dibawa seorang pelayan di sana.
“Udah ketemu?” kata Loka sambil menepuk punggung Reno yang lumayan membuat dia kaget karena dia menatap lurus ke depan melihat kepergian wanita itu.
“Udah tapi kayanya dia langsung ngilang gitu aja, ga sadar banget ada aku di sini,” protes Reno membuat Loka langsung tertawa.
“Jadi pesona Reno langsung luntur dihadapkan pada cewek bar bar macam dia,” sindir Loka membuat Reno tak terima dan menggelengkan kepala.
“Tenang, belum aja dia kenal sama aku, ntar juga dia yang klepek-klepek,” sombong Reno yang hanya mendapat cibiran dari Loka.
Tak lama seorang wanita menghampiri keduanya dan membuat Reno benar-benar lupa dengan wanita yang ingin dia cari. Kedekatan Reno dengan wanita itu membuat Loka jengah dan akhirnya dia pergi dari sana.
Entah apa yang merasuki Reno kala itu, sampai akhirnya dia mengajak wanita itu untuk mencari tempat buat berduaan dan mereka malah bermesraan di sana. Sampai akhirnya sebuah suara membuatnya sadar.
“Astaga, kenapa kalian ga modal banget sih, cari kamar kenapa,” sindir wanita itu membuat Reno sadar jika wanita yang menegurnya adalah wanita yang sedari tadi dia cari.
“Ehhh, tunggu,” teriak Reno membuat wanita itu berhenti sejenak. Reno secepat kilat langsung mencekal tangan wanita itu yang membuat Reno harus mendapat hadiah dari wanita itu.
Plaakk…
Reno yang terkejut dengan sikap wanita itu langsung diam. Dan wanita tersebut langsung mengeluarkan sumpah serapahnya kepada Reno.
“Jadi laki itu yang tahu sopan ya, sudah gandeng cewek masih aja jelalatan cari cewek lain dan elu am ague ga ada sopan-sopannya main pegang-pegang aja,” bentak cewek itu.
“Cuci tangan kotormu itu dulu, baru megang gue, najis banget. Tampang aja lumayan tapi kelakuan minus kaya barang reject. Urusin dulu itu cewekmu, baru ganti cewek baru,” umpat wanita itu dan berlalu pergi.
Reno yang merasa kesal dan sakit hati dengan ucapan wanita itu, langsung menghempaskan tangan wanita yang tadi bersamanya dan ikut pergi dari sana.
Dia menghubungi Loka, sedangkan dirinya sudah menunggu di depan coffee shop tersebut. Dia menunggu taksi yang lewat dan kemudian minta diantar ke salah satu klub malam langganannya.
Di dalam taksi dia menghubungi Dimas dan mengutarakan niatnya yang akan berkunjung ke klub malam. Dimas yang awalnya kaget tapi akhirnya dia mengiyakan saja.
Loka yang merasa tak enak hati akhirnya ikut pamit kepada Dimas dan semua orang. Dia kembali ke apartement Reno dan mengendarai sebuah mobil menyusul Reno.
Hampir satu jam Loka tiba di klub malam yang selalu didatangi Reno. Dia langsung menuju ke ruangan vip yang selalu Reno dan teman-temannya pesan jika kemari. Loka hanya bisa diam dan menghela napas melihat pemandangan di depannya.
Reno seakan meluapkan kekesalan dan kemarahannya atas ucapan wanita itu. Dia melesakkan miliknya ke dalam mulut wanita klub itu dengan brutal, tapi wanita itu seakan tak mempermasalahkan hal itu dan bisa melayani Reno dengan baik.
Loka hanya diam di tepi pintu menanti keduanya selesai. Ketika Reno sudah mulai merasakan denyutan luar biasa dia melepaskan miliknya.
“Buka bajumu,” perintah Reno dan tanpa membantah wanita itu membuka kemeanya. Reno langsung menyemburkan cairan kental ke dalam baju wanita itu dan dia langsung menghela napas lega.
Reno mengambil tisu dan membersihkan miliknya, dia mengalihkan pandangannya ke pintu dan melihat Loka di sana. “Masuklah, aku sudah selesai,” ucap Reno.
Tak lama dia mengeluarkan dompetnya dan memberi enam lembar uang merah kepada wanita klub itu. Wanita itu menerimanya dengan senang hati dan berkali-kali berterima kasih kepada Reno. Ketika wanita itu hendak mencium Reno, pria itu langsung menahannya dan menggeleng.
“Aku tak menerima ciuman apapun, ciumanmu hanya untuk jagoanku,” perintah Reno dengan pandangan tajam. Wanita itu langsung bergidik dan mengangguk paham.
“Ada apa denganmu?” tanya Loka tanpa basa basi sepeninggalan wanita itu. Dia melihat betapa kacaunya Reno bahkan saat ditinggal Gladis saja dia tidak seperti ini.
“Dua botol bourbon, apa kamu sudah gila?” cecar Loka membuat Reno menggeleng dan menghisap rokoknya yang entah sejak kapan ada di sana.
“Dia mengatakan aku lelaki yang tak tahu sopan santun dan meninggalkan wanitaku begitu saja, jadi aku ingin tahu bagaimana rasanya semua itu,” kekeh Reno pelan tanpa dosa.
“Astaga siapa yang berani mengatakan hal omong kosong semacam itu kepadamu?” Loka tak habis pikir kenapa Reno merasa terpuruk dengan ucapan orang lain yang tak beralasan.
“Wanita itu,” kata Reno sambil menghisap rokoknya kuat dan menghembuskannya ke udara. Reno menoleh kepada Loka, “Wanita yang kamu selamatkan tempo hari di Singapore,” ucap Reno membuat Loka diam.
Hening.
“Kenapa kamu harus terpengaruh omongan wanita yang tak mengenalmu sama sekali, lalu kamu jadi lemah seperti ini, bahkan saat kamu terpuruk karena Gladis pun tak seperti ini,” sindir Loka membuat Reno diam.
“Kata-katanya membuatku kesal dan marah dalam satu waktu, tapi bukan masalah itu saja yang membuatku semarah ini,” jeda Reno.
Pria itu diam dan menghisap rokoknya lalu menghembuskannya berkali-kali sampai dia merasa sedikit tenang meskipun pandangan dan sorot mata itu tak bisa dia lupakan begitu saja.
Reno menuangkan segelas bourbon dalam gelasnya dan dia meminumnya dalam satu tegak. “Pandangan mata itu benar-benar menatapku dengan penuh hina dan rasa jijik.”
***
Semenjak kejadian malam itu, entah siapa yang mulai menyebarkannya, nama Reno mulai dikenal di kalangan wanita yang ada di klub malam. Bukan karena kekayaan atau ketampanannya.
Tapi dia kenal sebagai playboy yang paling cepat ganti pasangan seperti ganti baju. Reno memang tak pernah mempertahankan wanita lebih dari dua hari karena mereka hanya berfungsi sebagai alat untuk melampiaskan kekesalannya.
Kelakuan barunya ini tak ayal mendapat respon juga dari teman-temannya sejawat. Oman bahkan tak segan memarahinya habis-habisan karena masalah ini. Semua mengira jika ini terjadi karena Reno yang ditinggal oleh Gladis.
Tapi bagi Reno, itu hanya salah satu pelampiasannya, sedangkan yang lainnya memang karena dia ingin menghibur diri karena seumur hidupnya setelah dia ditinggalkan oleh Gladis yang merasa dunianya sudah tak memerlukan cinta lagi, dia juga merasa ingin membuktikan kemampuannya dalam menggaet wanita karena gadis kurang ajar yang menghinanya kala itu.
Rasyid yang memang ada misi tertentu soal kematian Nima pada akhirnya berakhir sama dengan Reno yang hobi keluar masuk klub malam dan hotel.
“Apa yang kita lakukan ini sudah melebihi batas atau tidak?” tanya Reno suatu ketika dia sedang berada di klub yang sama dengan Rasyid.
“Kamu menghamili anak orang?” tanya Rasyid sontak saja Reno langsung tersedak tapi kemudian menoyor kepala Rasyid.
“Sembarangan kalo ngomong, ga mungkin lah aku menghamili anak orang, ga sembarangan celupin lubang aku,” kata Reno penuh emosi.
“Ya berarti aman ga kelewat batas,” Rasyid santai banget jawabnya yang membuat Reno ketawa. “Punya temen satu rada gila juga ternyata,” kata Reno yang kemudian menyodorkan gelas minumannya.
“Aku tahu aku gila, tapi sebenarnya aku lebih enang jika aku gila karena cinta bukan karena kehilangan cinta seperti ini,” curhat Rasyid mendadak yang membuat Reno ikutan sendu.
“Kau benar, apa gunanya kita melakukan semua hal ini, memiliki banyak uang, semua wanita menurut dan bertekuk lutut tapi hati kita kosong,” balas Reno.
“Kalau nanti aku bisa merasakan cinta lagi, kamu harus bantuin aku jagain dia okay, biar dia ga celaka lagi kaya sekarang,” omongan Rasyid mulai ngelantur.
“Yang bener berdoa biar dia ga jatuh cinta sama aku pas kamu suruh jagain,” ledek Reno yang membuat Rasyid menjitak kepala Reno.
“Kita lihat saja siapa yang nanti dia pilih, aku atau kamu, tapi aku bisa pastikan wanita itu akan memilihku,” Rasyid mengangkat gelasnya dan Reno membalasnya.
“Deal, aku akan buat dia jatuh cinta kepadaku,” balas Reno.
*****
Perbincangan absurd tapi yang bakal jadi pertengkaran keduanya karena seorang wanita. Siapakah dia?
Abis ini mau dibikin part dramanya,,wkwkwk
Stay Tune ;)