Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Kenapa dengan status kerja Resty, Pak?” tanya Dewa dengan hati yang berdebar-debar. Arya menghela nafasnya berat. Sesungguhnya dia enggan memutuskan hal ini. Hanya saja masalah ini terbentur dengan aturan yang berlaku. “Resty sudah dua bulan tidak bekerja. Sudah tidak bisa lagi pakai cuti sakit. Dia juga tidak bisa menggunakan cuti melahirkan. Dan masa kerjanya belum cukup untuk ambil cuti istirahat panjang,” Arya menjelaskan secara terperinci. Dewa semakin resah mendengarnya. “HRD sudah menanyakan ini pada saya karena mereka mengerti situasi yang dialami oleh Resty,” Arya meneruskan keterangannya. Dewa menghela nafasnya, paham dengan semua perkataan bosnya. “Saya bisa saja memberikan keistimewaan kepada Resty mengingat kredit kerjanya selama ini selalu A+. Tetapi banyak harus dipert