Sean menghempaskan tubuhnya di tempat tidur. Pria itu kembali mengingat percakapannya dengan Mayleen. Ia tersenyum kecut, bahkan sampai saat ini Mayleen belum bisa memberikan dokumen yang ia maksud. Bagaimana pun caranya Sean harus memenangkan tender besar ini.
Sean meremas kuat rambutnya hitamnya. Mata runcingnya melirik pada sebuah foto yang ada di atas nakas. Pria itu meraih foto itu dengan tatapan sendu. Seorang wanita berbalut gaun merah muda serta bando kelinci di kepalanya tengah berdiri membawa kue tar dengan senyum lebar.
Foto beberapa tahun lalu saat Sean ikut merayakan ulang tahun Yifei. Tahun pertama mereka menjalani hubungan yang lebih dari sekadar teman. Sean memeluk foto itu, ia tidak akan pernah lupa rasa bahagia yang ditorehkan oleh wanita yang ia cintai.
“Aku merind
