Mayleen tidak hentinya berdecak kagum melihat tempat yang ia kunjungi. Xiao Yi mengajaknya pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli kumis palsu. Namun sepertinya gadis itu melupakan tujuannya. Mayleen malah menatap kagum pada pakaian-pakaian yang terpajang di depan estalase toko. Sebuah gaun panjang dengan tali kecil yang terikat di leher manekin menarik perhatian gadis itu.
Xiao Yi yang melihat ketertarikan Mayleen pada gaun itu pun menarik tangannya untuk masuk ke dalam toko pakaian.
“Aku mau pakaian itu.”
Tunjuk Xiao Yi pada pakaian yang terpajang di estalase toko. Seorang pelayan memberikan pakaian itu pada Xiao Yi membuat Mayleen sedih. Ia juga ingin pakaian cantik itu tapi Xiao Yi lebih dahulu mengambilnya.
Mayleen menatap sendu pakaian yang kini sudah beralih tangan pada Xiao Yi.
“Mayleen kau boleh mencobanya,” ujar Xiao Yi membuat Mayleen tidak percaya.
“Benarkah?” tanpa menjawabnya Xiao Yi mendorong tubuh Mayleen masuk ke ruang ganti.
Selama menunggu Mayleen selesai mengganti pakaiannya, Xiao Yi sibuk memilih pakaian untuk calon tunangannya. Meski dirinya tidak pernah dianggap bukan berarti menyurutkan niatnya untuk memanjakan gadis itu.
“Apa kurangnya diriku sampai kau tidak pernah mengakuiku, Jia Li?” gumam Xiao Yi sambil memilih sebuah dress panjang tanpa lengan.
Xiao Yi membalikkan tubuhnya saat merasakan seseorang menepuk pundaknya.
Xiao Yi menatap Mayleen tanpa berkedip. Dress panjang berwarna peach dengan tali yang melingkar di leher itu sangat cocok di tubuh putih Mayleen. Wajah cantiknya semakin terlihat mempesona. Gadis yang sebelumnya hanya mengenakan kaos kebesaran dan celana jeans kini berubah menjadi seorang putri.
Inikah yang membuat David tidak bisa berpaling dari Mayleen. Dia terlihat seperti bidadari yang turun ke bumi. Bibir merah dan mata indah dengan bulu mata lentik semakin menambah kecantikan alami Mayleen. Xiao Yi akui Mayleen lebih cantic dari calon tunangannya. Wajah Mayleen bersemu merah saat pria di depannya menatap tanpa berkedip.
“Apa aku terlihat jelek?” tanya Mayleen membuat Xiao Yi menggeleng.
“Kau lebih cantic dari yang kubayangkan,” ujar Xiao yi tanpa sadar.
Xiao Yi berdehem, dan memerintahkan pada seorang pelayan untuk membungkus pakaian yang dikenakan Mayleen. Gadis itu kembali mengganti pakaiannya.
Beberapa kantong belanja sudah ada di tangan Xiao Yi. Ia terlihat senang membelikan Mayleen berbagai macam pakaian meski gadis itu sempat menolak. Xiao Yi merangkul pundak Mayleen membuat gadis itu rishi. Dilepasnya tangan Xiao Yi dengan lembut.
“Maaf tapi aku tidak nyaman,” ujar Mayleen membuat Xiao Yi menatapnya terpesona.
Awal bertemu Mayleen pria itu pikir Mayleen akan dengan mudah menarik padanya karena kekayaan yang ia miliki. Tapi gadis itu selalu menolak pemberiannya bahkan sentuhannya.
“Maaf membuatmu tidak nyaman. Sebagai ucapan maafku bagaimana jika kita makan bersama?”
Mayleen diam sejenak, ia pun ingin mengisi perutnya yang keroncongan tapi David pasti marah dan sedang mencari keberadaannya. Mayleen menggeleng, menolak dengan halus tawaran Xiao Yi.
“Aku mohon sekali saja. Aku janji setelah makan kita akan kembali,” ucap Xiao Yi membuat Mayleen mau menemaninya makan.
Tanpa mereka sadari seorang pria berkaca mata dengan pakaian coklat terus mengikuti mereka ke mana pun Xiao Yi dan Mayleen pergi sejak tadi. Pria misterius yang selalu mengikuti Mayleen.
***
David mondar-mandir di dalam rumahnya menunggu kedatangan Mayleen. Berkali-kali ia menghubungi Xiao Yi tapi sayang pria itu tidak mengangkatnya. David mengeram kesal, tidak terhitung sudah berapa banyak kata-k********r yang keluar dari mulutnya. Li sampai menyumpal telinganya dengan kapas.
Suara deru mesin mobil terdengar di luar pagar, David segera berlari ke jendela dan mengintip dari balik gorden. Rahangnya mengeras melihat Mayleen melambaikan tangannya pada Xiao Yi.
David segera berlari dari tempatnya dan duduk manis di sofa bersama manager Li.
“Ada apa?” tanya Li penasaran.
“Dia pulang,” sahut David. Li mengangguk paham.
Suara pintu depan terbuka, Mayleen masuk dengan beberapa kantong paper bag di tangannya. Manager Li menoleh menatap takjub pada perubahan Mayleen. Li mengucek matanya berulang kali. Pria tua itu masih belum percaya bahwa gadis yang ada di depannya adalah Mayleen.
Gadis itu berubah menjelama menjadi bidadari. Rambut panjang bergelobang di bagian bawahnya. Long dress berwarna peach mempertontonkan bahu putihnya. Bulu mata lentik dan sapuan make-up tipis membuat gadis itu tampak mempesona. Bahkan kuku-kukunya dicat dengan sangat cantik.
Penampilannya sugguh berbeda dengan Mayleen yang sering memakai celana jeans dan baju kaos yang kadang kebesaran. Bahkan Mayleen kini mengenakan anting di telinganya. Penampilannya seperti wanita berkelas layaknya Jia Li.
“Mayleen?” tanya Li.
Gadis itu berjalan mendekati dua pria yang selalu bersamanya.
Li mengguncang tubuh David agar pria itu menatap Mayleen, namun David tidak mengubrisnya. Ia pura-pura fokus pada channel televisi.
“Ceritakan padaku apa yang terjadi.”
Mayleen mengingat kembali kejadian beberapa saat lalu. Semua berawal dari membeli baju, makan siang di sebuah restaurant dangan Xiao Yi, kemudian ia dipaksa pergi ke salon.
“Aku jalan-jalan dengan Xiao Yi,” ujar Mayleen.
“Kau tidak berbohong, ‘kan?”
Mayleen menghembuskan napas panjang, ia sudah berkata jujur tapi Li masih belum percaya. David yang sejak tadi berada di ruangan itu hanya bungkam. Ia berencana mogok bicara dengan Mayleen. Bisa-bisanya gadis itu menerima ajakan pria seperti Xiao Yi. Li yang tahu David sedang marah pun berniat untuk pergi, membiarkan mereka berbicara dari hati ke hati.
“Ehem… baiklah kalau begitu aku pulang dulu ini sudah malam,” ujar Li.
Namun David hanya diam membuat Li gemas dan menyentil telinga pria itu membuat David meringis kesakitan.
“Mayleen, David sedang marah jadi kau harus hati-hati,” bisik Li saat berpapasan dengan Mayleen.
Mayleen mengangguk. Sekarang ia sudah tahu bagaimana cara menghadapi kemarahan David. Setelah Li pergi Mayleen duduk manis di samping David. Gadis itu tersenyum melihat wajah serius dari David. Ngambek mode on.
“David,” ujar Mayleen.
David meremang mendengar suara lembut itu, namun harga dirinya lebih tinggi dari apa pun. Mayleen tidak tinggal diam diusapnya lengan David dengan lembut membuat wajah David memerah.
Mayleen benar-benar menggodanya. David menggeser tubuhnya menjauh dari Mayleen, tapi gadis itu semakin mendekat. Mayleen tidak mau kalah, dicuilnya hidung mancung David membuat pria itu memejamkan matanya sejenak.
Tapi David tidak bersuara, ia tetap bisu membuat Mayleen kesal. Dengan sisa-sisa keberaniannya gadis itu mencium kilat pipi David. Caranya berhasil, kini David menatapnya sambil meraba bekas ciuman Mayleen. Tubuh David terasa seperti tersengat listrik karena ciuman itu. Mayleen tersenyum lebar namun senyumnya lenyap dalam sekejap.
David menarik tangan Mayleen membuat gadis itu kaget saat wajah mereka sangat dekat.
“Kau yang memancingnya lebih dulu. Jangan harap kau bisa lolos dari hukuman,” gumam David membuat Mayleen meneguk ludah dengan susah payah.
David menyeringai melihat mangsanya tidak berdaya. Mayleen sepertinya salah mencari lawan.