Nana hanya berbaring sebentar. Tak betah lama-lama. Akhirnya ia bangun dan membantu di stok akhir. Prana menyusulnya ke sana. "Na, temani aku ke bagian pengobatan." Panggil Prana. Prana tak mau pergi sendiri, takut didekati Iroh, lalu Nana tahu dan marah. Prana tahu, Nana punya banyak mata di pabrik ini. Prana tidak ingin makan malam dengan telur ceplok kuah kecap. Nana merasa malas sebenarnya, tapi ia harus waspada, ia merasa punya kewajiban menjaga Prana dari Acil Iroh. Nana mengikuti langkah Prana ke gudang belakang. Tiba di gudang belakang tempat mengolah rotan dengan obat pemutih, Nana tidak tahan mencium aroma tajam belerang. Padahal biasanya tidak apa-apa. Nana berjalan menjauh seraya menutup hidungnya. Nana terus menjauh dari sana, tapi masih bisa melihat ke sana. Prana mendek