Makan siang sudah siap. Satu ekor nila, dan sayur bening. "Silakan makan, My Queen." Nana menatap Prana. Merasa terharu dan tersanjung dipanggil My Queen. Air mata Nana menetes. "Kenapa menangis?" Prana memeluk Nana. Tangis Nana pecah. "Na, ada apa?" "Saya tahu Bos bukan milik saya. Saya tahu Bos tidak mencintai saya. Tapi Bos baik sekali. Terima kasih." Wajah Nana mendongak menatap Prana. "Jangan menatapku seperti itu. Aku bisa menarik kamu ke tempat tidur dan kamu tidak jadi makan. Ayo makan, nanti dingin hilang nikmatnya." Prana memukul p****t Nana. Prana menarik kursi makan untuk Nana duduk. "Cuci tangan dulu." Nana ke dapur untuk mencuci tangan di wastafel. Lalu kembali lagi ke ruang makan, dan duduk di kursi makan yang tadi ditarik oleh Prana. Prana duduk di hadapan Nana