Kedua insan tersebut kini duduk dengan santai bersandar satu sama lain sambil menonton televisi yang menampilkan acara kartun yang kebetulan ada pada sore itu. "Na," panggil Rekal ditengah asiknya menonton kartun, Anastasia hanya menyahut 'Hah' saja sambil menikmati cemilan yang berada di tangannya.
"Ana," panggil Rekal sekali lagi membuat Anastasia menoleh sambil mengangguk ke atas seraya bertanya, "Kenapa si Kal?"
"Kmau tinggal di apartemen aku saja ya," ujar Rekal membuat Anastasia yang mendengar sontak tersedak dan menatap dengan sorot mata yang terkejut. "Hah? Aku tinggal disini? Enggak-enggak, nanti aku disangka cewek enggak benar lagi," cetus Anastasia sambil menggelengkan kepalanya pelan, jelas saja ia tidak habis pikir oleh laki-laki disebelahnya.
"Siapa yang berani bilang gitu sama kamu? Enggak akan ada yang berani sayang, aku mau kamu disini biar aku gampang jangkaunya," kata Rekal dengan sorot mata yang membinar membuat gadis tersebut menoleh dengan raut wajah bingungnya.
Anastasia menyela, "Enggak, kosan udah aku bayar untuk beberapa bulan kedepan."
"Aku ganti uangnya," sela Rekal yang membuat gadis tersebut kini memejamkan matanya sejenak, ia lupa kalau kekasihnya adalah orang yang duitnya tak berseri, "mau ya sayang," lanjut Rekal yang kini memegang tangan Anastasia dengan erat seolah memohon.
Gadis tersebut menatap lekat Rekal lalu menghela nafasnya dengan perlahan. "Kal, aku enggak mau. Ini itu apartemen kamu, biarin aku saja ngekos," jelas Anastasi dengan sangat lembut.
"Oke, aku ganti nama atas nama kamu ya biar kamu tingga disini dan ini jadi milik kamu," kata Rekal dengan serius, ia kini mengambil handphonenya lalu mencari contac seseorang yang membuat Anastasia mengerutkan keningnya sejenak sebelum akhirnya mengambil handphonenya laki-laki tersebut. "Kamu mau ngapain?" tanya Anastasia.
Rekal melihat ke arah Anastasia lalu menjawab, "Telepon tangan kanan aku biar ngurus apartemen ini biar diganti atas nama kamu."
"Kamu gila ya! Segampang itu telepon biar ganti atas nama aku, aku enggak mau Kal!" kata Anastasia dengan sedikit geram.
Laki-laki tersebut mengerucutkan bibirnya menundukkan kepalanya perlahan membuat Anastasia terdiam lalu menghembuskan nafasnya perlahan. "Maaf, aku cuman enggak mau kamu terlalu memanjakan aku dengan harta, kita baru pacaran Kal. Aku enggak pantes nerima apartemen ini," jelas Anastasia dengn lembut, ia kini menyenderkan kepalanya ke bahu Rekal perlahan.
"Yasudah besok kita nikah," kata Rekal yang membuat Anastasia terkejut hingga mengangkat kembali kepalanya. "Masha Allah punya cowok kenapa gini banget si," ujar Anastasia.
Rekal menyela, "Bukannya kamu seharusnya bersyukur punya cowok yang sat set."
"Iya tapi enggak ngebut juga," cetus Anastasia membuat Rekal yang mendengarnya jelas terkekeh pelan. "Aku enggak mau kamu dimiliki orang lain, makanya aku ajak kamu nikah besok," balas Rekal.
Gadis tersebut sontak menggelengkan kepalanya pelan seraya tidk percaya atas apa yang ia dengar. "Tapi ya enggak buru-buru juga, sayang." Dengan nada yang sedikit gemas ingin mencakar laki-laki disebelahnya.
"Apa? Sayang?" tanya Rekal dengan raut wajah yang tidak percaya membuat Anastasia mengernyitkan dahinya lalu memyahut, "Iya sayang, kenapa? Ada yang salah atau mau aku panggil Tuan Rekal?"
Laki-laki tersebut menggelengkan kepalanya pelan lalu menyahut, "No! Aku suka dipanggil sayang." Gadis tersebut hanya terkekeh saja mendengarnya. Mereka kembali menikmati menonton televisi sambil memakan cemilan yang berada di hadapan mereka, dan minuman bersoda juga menjadi pelengkapnya.
"Na," panggil Rekal yang membuat Anastasia yang sedang bersandar dibahu laki-laki tersebut sontak mendongak lalu menyahut, "Apa?"
Rekal terdiam sejenak selama beberapa detik membuat Anastasia mengernyitkan dahinya, helaan nafas berulang kali terdengar sangat gusar. "Ada apa Kal? Kamu lagi mikirin apa?" tanya Anastasia dengan lembut ketika ia memposisikan duduknya tegap menatap laki-laki yang tertunduk lesu.
Laki-laki tersebut terdiam sejenak sebelum akhirnya berani menatap lekat ke arah Anastasia yang sedang menunggu pembicaraan tersebut. "Aku minta maaf ya sudah buat kamu terluka, bahkan aku enggak tahu apa-apa, maaf kalau laki-laki lain yang malah ada disaat kamu terpuruk," ucap Rekal dengam nada penyesalan yang sangat dalam.
Gadis tersebut tersenyum tipis menatap sendu ke arah laki-laki yang kini menatapnya membinar. "Hei, jangan salahin diri kamu Kal, yang berlalu biarlah berlalu. Sekarang yang penting kamu sudah berada disamping aku," kata Anastasi dengan lembut.
"Aku laki-laki brengsekk ya Na," kata Rekal yang kini menundukkn kepalanya tepat di bahu Anastasia, "kenapa kamu mau nerima laki-laki brengseekk, egois, bahkan pengecut seperti aku Na," lanjut Rekal yang membuat Anastasia kini memeluk Rekal dengan lekat hingga mengelua punggung sang laki-laki.
"Harusnya kamu caci maki aku Na, harusnya kamu jangan maafin aku, harusnya kamu jangan terima aku," kata Rekal yang membuat Anastasia kini menangkup pipi sang laki-laki dengan kedua tangannya, hingga mata mereka bertemu dan saling memandang.
Anastasia bertanya, "Jadi kamu mau aku nolak kamu?" Rekal menggelengkan kepalanya pelan dengan sambil mengerucutkan bibirnya, "kamu mau aku enggak maafin aku? Jadi kamu maunya aku benci kamu?" lanjut Anastasi bertanya membuat laki-laki tersebut menggelengkan kepalanya dengan yakin.
Rekal kembali memeluk gadis tersebut dengan erat membuat Anastasia terdiam sejenak sebelum membalas dengan mengelus punggung laki-laki tersebut, ia tersenyum tipis. "Apa yang kamu laluin disana hingga sekarang kamu menajdi manja seperti ini? Bukannya dulu kamu ketua geng yang ditakutin bahkan diseganin, terkenal dingin pula. Ternyata waktu banyak merubah laki-laki es batuku ini ya," kata Anastasia membuat Rekal kini semakin mengerutkan keningnya.
"Aku enggak mau kehilang kamu, biarin kamu bilang aku alayy juga tapi itu kenyataannya," ujar Rekal yang membuat Anastasia terkekeh mendengarnya.
"Kamu mau pulang atau tidur diapartemen?" tanya Anastasia yang membuat laki-laki tersebut kini menatap dengan sorot mata yang bingung. "Aku mau disini kayanya, kenapa emang?" tanya Rekal.
Anastasia tersenyum tipis lalu mengambil handphennya yang ada di meja membuat Rekal mengerutkan keningnya. "Ya kalau kamu mau disini berarti aku pulang naik taxi online saja, kalau mau pulang kerumah ya berarti sekalian anterin aku," ukar Anastasia sambil tersenyum manis ke arahnya.
"Apaan si, aku anterin kamu!" seru Rekal yang kini beranjak berdiri lalu melangkahkan kakinya mengambil kunci mobil ia letakkan di atas meja naks kamar apartemennya, Anastasia yang melihatnya jelas terkekeh pelan saja.
Gadis tersebut beranjak berdiri. "Mau aku pulang kerumah atau disini, kamu akan tetap aku antar! Selagi sama aku biar aku yang antar kemana-mana," kata Rekal.
"Aku enggak mau ngerepotin kamu, aku kan punya motor Kal," ucap Anastasia yang membuat Rekal kini menghentikan langkah kakinya membuat gadis tersebut sontak menubruk punggung sang laki-laki. "Awksh," ringsi Anastasia sambil memegang dahinya.
Rekal menatap nyalang laku berkata, "Kamu itu enggak ngerepotin aku, sekalipun aku lagi meeting penting kalau kamu butuh apa-apa juga aku pasti samperin kamu." Gadia tersebut jelas terdiam sejenak sebelum akhirnya merangkul lengan kekasihnya tersebut lalu berkata, "Iya iya Tuan Rekalku, bisa sekarang kita pulang tanpa perdebatan?" Sambil menaikkan kedua alisnya.
"Kamu duluan habisnya," sahut Rekal dengan kesal.
Anastasia tersenyum tipis lalu menarik sang laki-lali agar cepat keluar dari kamar apartemennya tersebut. Kedua insan tersebut kini melangkahkan kakinya melewati lorong apartemen hingga menuju parkiran mobil. "Biar aku pakai sendiri," kata Anastasia ketika melihat Rekal ingin memakaikan kembali seatbelt-nya.
"Ahh kamu sudah baca maksut aku ya?" tanya Rekal sambil terkekeh pelan, gadis tersebut hanya memuar bola matanya dengan jengah yang membuat laki-laki tersebut kini nengelus pucuk kepala gadisnya dengan gemas.
Rekal melajukan mobilnya setelah ia juga sudah memakai seatbelt-nya. Mobil melaju dengan kecepatam standar keluar dari area apartemen tersebut, langit memang sudah terlihat gelap. "Ih aku jadi pakai baju kamu," kata Anastasia ketika sadae kalau ia mengenakan pakaian Rekal.
"Iya enggak papa sayang," balas Rekal dengan lembut.
Anastasia menyela, "Baju aku gimana?"
"Besok aku anterin sekalian jemput kamu kerja," kata Rekal yang membuat gadis tersebut terdiam sejenak membuat Rekal mengerutkan keningnya karena tidak ada jawaban apapun dari gadisnya. "Kenapa kamu diam?" tanya Rekal dengan sedikit penekanan.
Anastasia memainkan kuku jarinya dan Rekal menyadari hal tersebut, hingga dimana keheningan terjadi selama beberapa detik. "Kal, boleh enggak aku kembali kerja di perusahaan lama aku?" tanya Anastasia dengan penuh keberanian.
Rekal mengerem mendadak membuat Anastasia hampir saja terpentok dashboar jika tidak mengenakan seatbelt. "Apaan si Kal, kenapa tiba-tiba rem mendadak si?!" seru Anastasia dengan sedikit kesal.
"Kamu bilang apa? Kerja diperusahaan lama kamu?" tanya Rekal dengan sedikit sarkas membuat Anastasia menunduk takut sebelum akhirnya mendongak menatap lurus dengan sorot mata yang membinar.
Rekal menarik nafasnya dalam-dalam ketika melihatnya. "Enggak, kamu masih ada kontrak 2 bulan sama aku! Jangan memasang wajah seperti itu. Aku enggak akan beri ijin," kata Rekal yang mempertahankan untuk tidak menggigit gemas apalagi luluh dengan sorot mata gadisnya.
"Yasudah aku enggak mau ketemu kamu setelah malam ini!" seru Anastasia sambil bersedikap, ia mengalihkan pandangannya seraya merajuk. Laki-laki tersebut sontak menoleh dengan sorot mata yang tidak percaya lalu mengepalkan tangannya dengan raut wajah kesal, gregetan, dan gemas terhadap gadisnya.
Rekal menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan sebelum berkata, "Oke, oke kamu kerja di perusahaan lama kamu." Anastasia tersenyum tipis mendengarnya, ia lalu menoleh ke arah Rekal. "Benar ya?" tanya Anastasia sambil tersenyum manis.
"Iya, terpaksa dibanding harus enggak ketemu kamu. Tapi ada syaratnya," kata Rekal yang membuat senyum gadis tersebut memudar seketika lalu bertanya, "Apa syaratnya?"
Laki-laki tersebut kembali melajukan mobilnya perlahan dengan senyuman penuh maksut tertenti, Anastasia jelas dirundung penasaran atas syarat yang akan diajukan laki-laki tersebut. "Apa Kal syaratnya?" tanya Anastasia.
"Aku akan antar jemput kamu," jawab Rekal yang membuat Anastasia melotot tidak percaya lantas menyelanya, "Enggak. Kal aku punya kendaraan loh, lagipula aoa kata orang kantor kalau aku di anter jemput sama CEO perusahaan RX."
"Kalau enggak mau ya aku cabut lagi ijin aku," kata Rekal dengan santainya
Anastasia berkata, "Ya berarti kita enggak ketemu."
"Ya enggak papa, aku bisa bilang sama atasan kamu buat bayar pinalti kontrak," sahut Rekal yang seolah tidak mau kalah, gadis tersebut bersedikap dengan raut wajah kesalnya. Ternyata Rekal tak kalah pintar jika soal mengancam.
Anastasia bersandar dibangku mobil dengan raut wajah yang seolah-olah merajuk membuat laki-laki tersebut yang meliiri hanya terkekeh pelan. "Jadi gimana sayangku?" tanya Rekal dengan nada yang seolah menjanjikan kalau ia akan menang.
"Okeh! Kamu antar jemput, yang penting aku kerja diperusahan lama aku," balas Anastasia dengan helaan nafas yang pasrah dan kalah.
Laki-laki tersebut yang mendengar lantas langsung mengelus gemas pucuk rambut laki-laki tersebut. "Gitu dong sayang, tapi jangan sekali-kali kamu berulah yang buat aku panas dan cemburu atau aku akan membeli perusahaan tempat kamu kerja," kata Rekal dengan nada serius.
"Kamu terlalu banyak menghamburkan uang," kata Anastasia yang tidak habis pikir akan pikiran laki-laki yang fokus menyetir dengan satu tangan dan satu tangan lagi mengenggam tangannya lalu berulang kali mengecup punggung tangannya. "Uang tidak ada apa-apanya buat aku, kecuali kamu itu baru segalanya buat aku," kata Rekal membuat Anastasia yang mendengarnya sontak berlaga ingin muntah.
"Plis Kal, kamu enggak cocok buat gombal receh kaya gitu," sela Anastasia yang membuat Rekal hanya terkekeh saja sambil mengeratkan genggamannya tangannya.
25 menit berlalu, Rekal telah menghentikan laju mobilnya tepat di hadapan gerbang kosan sang gadis. "Baby," panggil Rekal dengan perkataan yang sangat lembut, membuat Anastasia yang mendengar berdegup jantungnya. "Apa?" tanya Anastasia dengan sedikit lantang.
Rekal tersenyum manis lalu menunjuk ke arah pipinya yang membuat Anastasia mengerutkan keningnya. "Ini dulu, kalau enggak mobil ini akan terkunci terus," kata Rekal yang kembali menunjuk pipinya sambil sesekali memejamkan matanya.
"Masha Allah, aku mau banget jambak sama jedotin kamu!" seru Anastasia yang membuat Rekal hanya tersenyum tipia saja.
Gadis tersebut meleps seatbelt-nya lalu perlahan mulai mendekat untuk mencium pipi kekasihnya, namun apa daya Rekal mengalihkannya ke bibir membuat Anastasia sedikit terkejut dan melotot tidak percaya. "Mimpi indah ya baby," ucap Rekal dengan lembut.
"Rekal! Ish! Kebiasaan banget!" seru Anastasia dengan kesalnya, Rekal hanya menampilkan cengiran. Gadis tersebut kini membuka pintu mobil lalu turun perlahan, Rekal menurunkan kaca yang berada di pintu penumpang. "Kamu jangan ngebut." Anastasia memperingati.
Rekal menyahut, "Siap Tuan putri." Anastasia terkekeh lalu melambaikan tangan, ia melangkah masuk ke area gerbang kosannya dan Rekal kembali melajukan mobilnya setelah melihat gadisnya sudah aman memasuki gerbang kosannya.
Langit gelap namun cerah menjadi saksi, hari itu Rekal merasakan kesedihan sekaligus kebahagiaan yang kini ia selalu impikan, perasaannya benar-benar senang ketika Anastasia kembali menjadi miliknya lagi. "Mah, Pah, aku bakal jaga Anastasia. Sekali lagi maafin aku yang terlambat," gumam Rekal sambil menatap sendu langit yang gelap.
Anastasia kini memasuki kamar kosnya, ia tersenyum manis lalu merebahkan tubuhnya sambil memegang dadanya. "Arghh!!! Bisa gilaa gue lama-lama kalau diperlakuin gitu terus sama Rekal," kata Anastasia dengan senyuman bahagia yang tercetak dibibirnya.
Hingga waktu berlalu dengan sangat cepat, hari itu alam seolah menjadi saksi akan kebahagiaan mereka yang baru kembali dimulai. Langit gelap kini teralihkan dengan sinar mentari yang menderangi seluruh dunia, Anastasia terbangun dengan alarm yang selalu terpasang di ponselnya. Gadis tersebut mengulet dengan enaknya, hingga kini ia memposisikan dirinya terduduk di atas kasur walau dengan mata yang masih mengantuk. "Jam berapa si?" tanya Anastasia sambil mengambil handphonenya.
Gadis tersebut perlahan membuka matanya hingga ia melebarkan matanya ketika banyak panggilan dan pesan dari Rekal. "Mampusss! Kenapa gue mode silent'n," kata Anastasia sedikit frustasi.
Hingga dimana nama Rekal menelepon membuat ia memejamkan matanya dan menghela nafasnya dengan gusar. "Argh! Bodoh banget lu Na, pasti dia ngomel-ngomel!" seru Anastasia yang merutuki betapa bodoh dirinya.
Anastasia menarik nafasnya dalam-dalam lalu ia hembuskan secara perlahan sambil ia beranjak turun dari kasur. "Halo selamat pagi Pak Rekal," ucap Anastasia.
"Pak Rekal?" Laki-laki yang menelepon tersebut dirundung kebingungan, Anastasia jelas langsung mengernyitkan dahinya lalu menatap layar handphonenya. "Benar ah," gumam Anastasia ketika memastikan bahwa yang ia terima teleponnya tersebut Rekal.
"Iya, ini Pak Rekal kan?" tanya Anastasia.
"Iya aku Rekal, tapi kenapa manggil aku Pak Rekal baby. Aku ini pacar kamu loh." Anastasia jelas terdiam sejenak mendengarnya, ia kembali melihat ke arah layar handphonenya.
Gadis tersebut terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, "Eh, aku kira pacaran sama kamu cuman mimpi, ternyata benaran nyata." Rekal yang mendengar perkataan gadisnya jelas tertawa.
"Segitunya kamu kesemsem sama aku sampai ngira mimpi, aku sudah dibawah kosan kamu baby."
"Tunggu." Anastasia lalu mematikan teleponnya secara sepihak membuat Rekal yang berada di dalam mobil hanya menatap layar handphonenya dengan bingung bahkan ia terkekeh sambil bergumam, "Haha, dia bilang mimpi pacaran sama gue." Rekal menggelengkan kepalanya pelan tidak percaya sekarang gadis gemas tersebut sudah menjadi miliknya kembali. Hingga 20 menit berselang, Rekal terus melihat ke arah jam ditangannya sambil berulamg kali melihat gerbang kosan kekasihnya. "Apa selama ini cewek rapih-rapih?" tanya Rekal sambil menghembuskan nafasnya gusar, sambil ia kini bersandar di kursi mobil.