Di temani dengan semilir angin sejuk serta pemandangan hijau nan asri dari rumput halaman belakang David, aku duduk di lantai dan fokus dengan buku catatan. Mulai membedah setiap peristiwa serta mengingat setiap menit dan hitungan detik.
"Tunggu… ada yang aneh pada menit ke 10. Ya… dimulai dari menit ke 10 dan di ruang klub malam serta bagian minibar. Untuk lebih meyakinkan akan ku lihat nanti setelah Gracia menyelesaikan pekerjaannya," batinku.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Spencer
"Aku sedang mencatat sesuatu," jawabku masih dalam konsentrasi penuh mencatat membedah setiap rekaman dalam sebuah gambar.
"Siapa mereka?" tanya Spencer kembali
"Entahlah aku tadi meluhat sepintas dari rekaman CCTV, seperti komplotan…." Belum sempat aku menyelesaikan perkataan, Spencer sudah menyahut..
"Komplotan? Tunggu… apakah maksudmu…."Spencer mulai menebak komplotan dari apa yang kuucapkan
"Jangan...jangaaaannn…."Kami berdua mulai bisa menebak siapa orang yang menculik David.
"Graciaaaa," teriak aku dan Spencer
Sambil membawa buku catatan dan lembaran kertas yang sudah ku gambar aku berlari kecil menuju Gracia duduk.
"Ada apa?" tanya Gracia
"Aku ingin kau putar ulang lagi rekaman CCTV dari menit ke 10. Dimulai dari David memesan minuman di bar dan kemudian ada seorang Wanita berusaha mendekatinya. Apakah kau bisa memperbesar lebih jelas untuk muka nya?" pinta Spencer
"Ya… dan jangan bisakah kau gabungkan juga di menit ke… mmm… aku lupa tapi yang jelas ada sebuah rekaman yang mereka memiliki kesamaan tempat dan di hitungan detik nya pun juga tidak bergerak," ucapku
Jethro dan Aaron saling melirik satu sama lain, kemudian melirik ke arah ku dan Spencer.
Gracia menuruti permintaan kami dengan mengulang kembali ke menit 10 dan memperbesar bagian wajah setiap orang yang berada di bar klub malam Eternity.
Setelah kembali ke durasi menit ke 10 aku melihat ada seorang. Wanita yang berpakaian sangat tertutup. Wanita itu berpakaian sangat berbeda dari pengunjung lainnya yang datang ke klub malam.
"Oh ya Tuhan...Blue...darimana kau bisa tahu di bagian ini, coba kalian lihat, ada seseorang yang berpakaian sangat tertutup. Bisa di katakan dia memakai pakaian seperti jubah dan menggunakan penutup kepala. Baiklah akan ku perbesar wajahnya," ucap Gracia
Seluruh orang yang hadir di dekat meja makan terpana akan penemuanku dan tetap penasaran, siapakah orang yang berada di balik penutup kepala semacam hoodie pada sebuah jubah dan jacket.
"Kenapa seram sekali pakaian mereka, menggunakan jubah berwarna apa itu? Seperti warna coklat tua!" sahut Morgan
"Jubah? Warna coklat tua? Jangan katakan ini ada hubungan nya dengan sebuah kelompok minor yang dulu pernah hadir di negara ini, hmmm… sepertinya aku pernah baca sejarah mereka, tapi dimana ya?" gumam ku dalam hati.
"Jubah? Benarkah?" ucap Aaron dan Jethro serempak.
"Jangan - jangan…." Aaron dan Jethro sudah bisa menebak siapa yang mereka maksud.
"Apa? Kenapa muka kalian langsung tegang, apa yang kalian ketahui?" tanya Spencer.
"Hmmm… coba kita lihat terlebih dahulu bagaimana selanjutnya, nanti akan ku beritahu, apa yang aku dan Jethro maksud," jawab Aaron
Kami menuruti perkataan Aaron dengan terus melihat kelanjutan dari rekaman video tersebut. Dalam rekaman itu terlihat para pengunjung tampak tidak menyadari dan terlalu cuek dengan penampilan orang tersebut.
Dalam rekaman itu juga terlihat bagaimana kegembiraan dari para pengunjung yang begitu menikmati malam mereka, terbebas dari rasa kepenatan dan beban pekerjaan atau mungkin juga beban hidup yang sedang mereka emban.
"Apa itu? Di belakang DJ?" tanyaku
Gracia kembali memperbesar gambar tepat di belakang disk Jockey. Seseorang dengan memakai Jubah berwarna coklat. Dan anehnya sang DJ tidak risih akan keberadaan orang yang misterius itu.
"Ada 2 orang yang menggunakan jubah berwarna coklat," sahut ku sambil tetap, memperhatikan monitor laptop Gracia.
Di tampilan lain terlihat juga David yang sedang berpindah dari bar menuju sebuah ruangan bersama dengan beberapa wanita.
"Ruangan apa itu?" tanyaku dengan nada polos.
Semua orang, melihatku dengan tampang aneh.
"Kenapa kalian melihatku dengan begitu aneh? Aku kan memang tidak tahu ruangan apa itu," jawabku sambil melihat tampilan rekaman yang lain.
"Ya Tuhan… Blue apakah kau belum pernah sama sekali ke klub malam?" tanya Morgan.
"Belum, lagi pula aku juga tidak pernah di izinkan oleh orang tuaku," jawabku.
"Hahahahaha… orang tua macam apa yang tidak memperbolehkan anaknya untuk bergaul apalagi pergi ke klub malam," ucap Morgan sambil tertawa meledek.
"Ehem." Jethro memberikan kode dengan maksud bahwa orang tua yang di ledek oleh Morgan adalah dirinya.
Aaaa tanyaku
"Apa Blue? Mana? Yang mana?" tanya Papa sambil mendekat ke arahku. Membuat, semua orang bertanya mengenai hubungan ku dan Jethro, termasuk Spencer yang diam-diam merasa cemburu.
"Coba lihat di layar monitor bagian ke lima, ada seseorang yang sengaja berdiri di bawah CCTV, dia menggunakan topeng okame," ucapku.
"Topeng apa?" tanya AJ
"Topeng okame, adalah topeng yang berasal dari negara Jepang. Tapi mengapa topeng Okame yang ia pakai, pasti ada maksud lain dibalik ia menggunakan topeng ini, lagipula topeng ini tidak, boleh sembarang dipergunakan oleh orang lain, kecuali penari, apakah yang menculik David adalah orang Jepang? Hmm… tunggu… kau sudah membedah, gambar itu, dan sama - sama memakai topeng,"batinku.
Aku langsung mengambil beberapa lembar kertas yang sudah ku simpan dengan baik dalam file penyimpanan setiap kertas yang ku gambar.
Semua orang melihat ku sedang sibuk mengambil beberapa lembar kertas yang tersimpan dengan rapi dalam sebuah file berwarna putih.
"Gracia, apakah sudah kau, perbesar bagian wajah nya?" tanyaku.
"Iya sudah, ini ada di laptop ku yang satu lagi, kau bisa melihatnya di situ," jawab Gracia.
Aku langsung mengarahkan perhatian ku pada laptop Gracia tepat di depan papa.
Betapa terkejutnya aku ketika melihat orang yang memakai, jubah dengan hoodie juga embggubakan sebuah topeng. Hanya saja mereka menggunakan topeng yang berbeda, seperti topeng penari juga.
"Topeng panji," sahut ku
"Apa itu?" tanya Emily
"Topeng ini berasal dari Indonesia yang digunakan untuk para penari juga, dan alasan mereka menbggujnakantopeng ini adalah agar mereka tidak di ketahui, kalau aku tidak salah ingat, bukankah kelompok pembeli yang kau berikan fotonya juga menggunakan foto, benarkan?" tanyaku pada Aaron.
Aaron langsung mengingat sebuah gambar yang di tangkap dari hasil rekaman CCTV juga dan mereka juga menggunakan sebuah jubah dengan penutup kepala. Namun, Aaron masih belum terlihat jelas, apakah orang teserbut menggunakan topeng atau, tidak. Tapi yang jelas, bahwa kelompok pembelot tersebut juga menggunakan sebuah jubah, hanya saja jubah mereka berwarna hitam.