Tiba di kantor, Aaron terkejut melihat ku datang bersama dengan Spencer.
"Spencer…kau dan Blue?" tanya Aaron
"Hmmm paman… apakah ada kasus baru?" tanyaku sambil berusaha mengalihkan pembicaraan nya.
"Mmm ya kali ini ada kasus baru di Chicago."
"Hmmm… begitu, eh tapi… paman, bagaimana dengan kasus pemberontakan? Apakah tidak dilanjutkan?" tanyaku
"Di lanjutkan Blue… hanya saja masih belum menemukan bukti baru atau petunjuk lainnya. Semua tim masih stuck jadi aku dan papa mu memutuskan untuk mengerjakan kasus barus sambil mencari bukti yang baru."
"Owh begitu...hmm...kalau begitu lama juga ya," tutur ku
"Memang lama untuk kasus besar seperti ini. Habis mau bagaimana lagi, belum ada tanda-tanda bahaya Lainnya."
"Bagaimana dengan paman David? Kan kasihan dia. Sudah lama menunggu untuk di selamatkan," jawabku sedih.
"Blue aku tahu kalau kau sangat bersemangat sekali memecahkan kasus ini. Tapi mau bagaimana lagi…kami masih belum menemukan bukti baru. Kami juga memikirkan nasib David, dan sangat khawatir."
"Tidak adakah cara untuk menyelamatkannya? Sebab aku takut jika kita terlambat menyelamatkan nya, akan terjadi sesuatu dengan paman," ujar ku.
Aaron mulai berpikir tentang apa yang ku katakan. Perasaannya kini semakin cemas tentang keberadaan David.
Rapat dimulai,dengan agenda pembahasan semula adalah kasus yang baru yakni kasus pembunuhan oleh seorang wanita, yang kebanyakan korbannya adalah gadis berusia 20 tahun.
Meski sedang rapat dengan agenda pembahasan kasus yang baru, tapi pikiran ku sudah berkelana memikirkan kasus besar ini. Entah mengapa rasanya aku ingin sekali pergi ke tempat sebuah gudang kosong yang tadi siang ku temui.
Aku belum sempat mengatakan pada siapapun. Alasannya adalah aku hanya ingin memastikan terlebih dahulu bahwa apa yang ku lihat itu memang markas dari para pemberontak atau bukan.
"Blue… aku meminta mu untuk menggambar secara detail kira-kira rupa dari pelaku seperti apa!" perintah Aaron
Aku tidak menyahut panggilan Aaron, melainkan asyik dengan memikirkan serta menggambar para penjaga yang ada di tempat itu.
"Seorang wanita?" Aku pun terkejut dengan hasil yang ku gambar.
"Blue…." teriak Aaron
Tersadar dari lamunan, aku menjawab panggilan Aaron.
"Ya paman."
"Paman?" tanya Morgan
mata Aaron melotot pada Morgan saat Morgan merasa aneh ketika ku memanggil dirinya dengan sebutan paman.
"Apa yang sedang kau kerjakan?" tanya Aaron sambil menghampiri mejaku
Aaron melihat foto dan hasil sketsa ku.
"Gudang pabrik tekstil? Darimana kau dapatkan foto ini?" tanya Aaron
"Hmm… tadi siang saat aku sedang makan siang."
"Bukankah tadi kau, makan siang bersama dengan Spencer?" tanya Emily
"Iya memang… tapi suasana di sana sangat ramai sekali, hingga kami memutuskan untuk memesan makanan untuk di bawa saja. Dan yang mengantri adalah Spencer. Ketika Spencer sedang mengantri tiba-tiba aku melihat sosok seorang wanita yang pernah ku gambar dari hasil sketsa ku. Dan kemarin juga aku meminta tolong pada timy agar segera di cari informasinya wanita yang mirip dengan hasil sketsaku."
"Tunggu… jangan katakan kalau maksudmu… kau bertemu dengan seorang wanita yang sesuai dengan hasil pencarian sketsa dan informasi Timy, begitu?" tanya Gracia
"Iya begitu maksudku begitu."
"Boss!" seru Emily sambil melirik Aaron
"Coba mana hasil sketsa yang sudah di perjelas, biar ku bantu carikan juga," pinta Gracia.
Ku berikan gambar wajah sketsa yang sudah ku buat serta gambar wajah dari hasil penelusuran Timy.
"Ini kak."
Melalui keahlian komputernya Gracia mencoba untuk menelusuri berdasarkan hasil sketsa yang sudah ku buat.
"Seorang gadis berusia 25 tahun, dan dia bernama Lubna," ungkap Gracia.
"Timy kemarin juga mengatakan hal yang sama, seorang gadis yang bernama Lubna. Tapi aku juga sedang meminta Timy untuk mencari tahu keberadaannya, dimana ia biasa berkumpul atau markas nya, lalu rumahnya dimana?"
"Lalu apa jawaban Timy?" tanya Spencer
"Belum ada, karena ia juga sedang mengerjakan pekerjaan yang lain."
"Hmm… lalu kenapa kau bisa tahu kalau wanita yang kau ikuti itu adalah Lubna?" tanya Emily
"Berdasarkan dari hasil penelusuran Timy."
"Gracia, apakah, kita bisa mendeteksi mereka dengan jalur GPS atau apapun kah?" tanya Aaron
"Akan ku coba Boss," jawab Gracia.
Beberapa menit kemudian Gracia mendeteksi keberadaan Lubna, yakni berada di lokasi gudang pabrik tekstil.
"Oh my God."
"Ada apa Gracia?" tanya kami semua
"Apa yang dikatakan anak ini benar adanya boss, dia berada di lokasi tempat ia menemukan Lubna."
"Tepat dugaanku, wanita yang ku lihat di dekat restoran tadi adalah Lubna. Tapi… apa yang dia lakukan di sana?"
"Kalau begitu David juga berada di sana dong?" tanya Morgan
"Bisa jadi, aku hanya menemukan. 1 tempat itu saja. Aku takut kalau mereka memiliki banyak tempat juga," jawabku
"Kalau begitu ayo kita cari tahu sekali lagi," ajak Emily
"Tapi, bagaimana?" tanya AJ
"Kak Gracia apa kau bisa mendeteksi markas ya yang lain kah?" tanyaku
"Hmm… Untuk saat ini belum. Tapi akan kucoba untuk mencari tahu," jawabnya.
"Hmm… pikirkan kebiasaan yang sering mereka lakukan!" sambung Spencer
"Jika mereka suka menjarah, pasti sebelumnya mereka sudah mengamati beberapa kondisi dan situasi dari tempat itu. Baiklah akan ku ikuti permainan kalian," gumamku dalam hati.
"Mungkin bisa jadi mereka ke tempat ibadah, atau tempat dimana menurut mereka adalah perbuatan yang keji, sehingga mereka akan bakar atau jarah atau berbuat onar di sana," cakap Spencer.
"Hmmm… sepertinya sudah beberapa minggu ini mereka belum keluar juga, apakah mereka menunggu event tertentu atau hari yang di sucikan oleh mereka," batinku.
"Blue apa yang kau pikirkan?" tanya Aaron
"Hm… aku hanya penasaran… beberapa minggu ini mereka tidak menjarah atau berbuat onar yang lain. Jarak waktu ia melakukan penculikan terhadap pamanbDavid adalah hampir 2 minggu. Sementara jarak dari mereka menjarah dengan penculikan paman David sekitar 2 minggu juga. Aku hanya bingung, mereka melakukan perbuatan seperti itu apakah memang menunggu di saat yang tepat atau memang ada suatu even hari besar dari mereka yang disucikan, sehingga tempat - tempat yang sudah mereka amati langsung begitu saja di jarah atau di bakar dan bahkan beberapa pria juga sempat di kabarkan menghilang bukan dari kejadian tersebut?"
"Gracia, coba kau cari beritanya. Mulai dari awal mereka datang dan menjarah, apakah benar yang dikatakan oleh Blue, ada beberapa pria yang di kabarkan menghilang?" perintah Aaron
Sekali lagi Gracia menunjukkan kemampuannya di bidang telmayika, komputer. Ia berhasil mengumpulkan informasi yang di minta oleh Aaron.
"Benar boss, mulai dari kedatangan mereka yakni dari awal tahun hingga sekarang… mmm… terhitung sudah 9 bulan lamanya dan sudah meresahkan masyarakat. Di sini kalau ku hitung ada sekitar 150 orang pria yang dikabarkan hilang tanpa jejak."
"Apakah di sebutkan ciri pria yang hilang?" tanya Morgan.
"Sebentar akan ku cari," jawab Gracia.