Unwell

1037 Kata
"Maaf kak...kenapa kakak mengirimkan semua informasi dan juga photo para korban padaku? Bukankah aku bukan bagian dari tim?"tanya ku heran dan penuh sinis. "Hmmm...mungkin saja, kak Gracia salah kirim padaku, baiklah akan ku gunakan saja kesempatan ini, akan ku cari alibi dengan berbagai teori," pikir ku. Duduk di sudut dekat dengan semua buku teori dan tenggelam di dalamnya adalah pilihan ku. Menikmati semua buku, sambil mencorat-coret buku catatan kecil dengan sampul galaxy, mencoba mencocokan segala alibi dan maksud terpendam dari segala teori dan keinginan hati si pelaku. Tak terasa hari sudah gelap, dan aku masih tenggelam di dalamnya. Salah seorang petugas perpustakaan mengatakan bahwa perpustakaan akan segera tutup 30 menit kemudian, sehingga di harapkan aku segera menyelesaikan semua buku bacaan. "Maaf, bolehkah aku mendaftarkan diriku menjadi anggota perpustakaan?" tanya ku "silakan saja, kenapa tidak boleh, lagi pula syarat nya gratis. Hmmm... Kau anak baru ya di sini?" tanya nyonya petugas perpustakaan "Aku magang di sini," jawab ku. "Magang di departemen apa?" tanya ya kembali "Di departemen B.A.U, tapi aku hanya di minta bagian mengurus transportasi saja, aku bukan termasuk tim nya kok," ucapku dengan penuh kepalsuan. "Baiklah, ini kartu anggota mu sudah jadi, dan kau mau pinjam berapa buku?" tanya nya. "Bolehkah aku pinjam semuanya? Total buku ada 7. Eh tunggu, bagaimana kalau di simpan di sini saja, aku akan kembali besok. Sudah ada beberapa teori yang ku catat sih," gumamku. "Hahahaha kau lucu sekali, ya sudah kalau kau memang tidak ingin meminjam, akan ku simpan di sini. Kau yakin tidak akan meminjam bukunya?" nyonya itu kembali menawarkan padaku. "Baiklah aku mau pinjam buku ini, dan ini." Beres meminjam buku, aku baru ingat kalau tas ku masih ada di kantor B.A.U tepatnya di bagian pantri. "Sial, aku harus kembali ke tempat itu.Fewh...mungkin aku baiknya berada di tempat lain. Mungkin seharusnya aku berada di kota Mohe saja, bersama Ayah, membesarkan pondok kung Fu nya. Untuk apa aku mencari ayah kandungku, sementara dia sendiri tidak pernah mencariku. Mungkin masuk ke departemen ini adalah kesalahan yang sangat besar, "lirih ku. Tak terasa air mataku sudah meleleh jatuh di kedua pipiku. Sambil berjalan menuju kantor, tangan kanan memegang beberapa buku yang ku pegang, dan tangan kiriku, sibuk menyeka air mata, sambil sesekali memegang pendant yang tergantung di leherku. Kantor masih terlihat sangat ramai, dan sepertinya tidak ada kata istirahat untuk kantor departemen ini. Ruang rapat juga masih sangat ramai dengan orang-orang tim B.A.U. Ku teruskan saja langkah kakiku menuju pantry dan segera mengambil tas dan bersiap pulang. Aku tidak tahu kalau seluruh mata tertuju padaku. "Dia bekerja di sini?" tanya Jethro pada seluruh tim yang ada di dalam ruang rapat. "Apa gadis itu yang kau maksud?" balas David sambil menunjuk arahku berjalan. "Ya... Gadis itu, apakah dia bekerja di sini?" tanya Jethro sekali lagi. "Tidak akan pernah aku menerima gadis ingusan macam dia,yang hanya bisa memamerkan pekerjaan tanpa ada hasilnya. Aku heran padamu Aaron, kenapa kau mudah sekali menerima gadis ingusan itu!" seru David "David, ada apa denganmu? Kenapa kau sangat membencinya? Apakah dia telah melakukan kesalahan padamu? Hingga kau tidak menerima dia tim ini?" tanya Morgan "Aku hanya tidak suka menerima anak yang baru lulus dan belum ada pengalaman ama sekali," jawab David dengan tenang "Bukankah kami juga dulu begitu, masuk ke sini juga belum ada pengalaman sama sekali, tapi kau tidak mempermasalahkan nya. Lantas kenapa sama anak itu kau malah bersikap seperti itu?" tanya Spencer "Tidak ada alasan lagi, dan tidak ada jawaban lain, selain yang sudah ku utarakan," jawab David di depan Jethro. "Maaf, aku tidak mau terlibat dalam persoalan internal kalian, bisakah kita kembali ke pembicaraan kita saja?" ucap Jethro "Baiklah ayo kita kembali ke perbincangan awal kita mengenai teroris," sahut AJ. Sementara itu di apartmen, Biksu Yen mengira kalau Blue sudah bertemu dengan ayah kandung nya, dan memulai untuk tinggal bersama. "Huft... Rasanya baru kemarin aku menggendong mu, menyuapimu dan kau tidur dalam pangkuan ku. Berat rasanya hatiku berpisah denganmu, Blue,"ucap Biksu Yen "Aku pulang!" teriak ku sambil membuka pintu. Biksu Yen segera menyeka air matanya dan mencuci mukanya. "Ayaaaahhhhh," teriak ku sambil duduk di kursi makan. "Eh kenapa pulang nya larut sekali?" tanya Ayah. "Iya tadi ada kasus, aku sedang berusaha memecahkan kasusnya, jadi aku bawa pulang beberapa buku teori," jawab ku. "Ah begitu, ya ya ya... Pasti kau sangat lapar sekali, ayo kita makan! Ayah sudah memasak makanan kesukaan mu,"ajak Ayah. " Tentu saja, aku sangat lapar sekali. " "Oh ya, bagaimana dengan hari pertama mu si kantor yang baru? Apakah mereka menyenangkan? Mereka baik-baik kan padamu?" tanya Ayah "Iya ayah, mereka baik sekali padaku," jawab ku sambil melahap makanan. "Syukur lah kalau mereka baik padamu, hahaha... Blue, makannya pelan-pelan, nanti kau tersedak!" ucap Ayah memperingatkan ku. Selesai makan, aku langsung mandi dan berkutat kembali dengan memecahkan kasus pertamaku. Ku tulis semua apa yang sudah dalam buku catatan dalam papan di dinding. Sampai tengah malam aku baru menemukan beberapa jawaban dari penemuan jenazah. "kalau di lihat dari foto jenazah, kebanyakan korban selalu memotong alat vital nya. Apakah mungkin korban ini pernah menjadi korban pemerkosaan atau korban pelecehan seksual? Ya aku yakin itu. Yang kedua orang yang menjadi korban selalu berumur 39 tahun, pasti si pelaku, dendam terhadap laki laki yang sudah berumur, dengan ciri-ciri memiliki piercing di telinga kanan. Tak salah lagi dia hanya ingin para pria merasakan kepedihannya selama ini, dan si pelaku adalah seorang..... " "Blue...." teriak Ayah Aku membuka pintu kamarku, dan menjawab panggilan ayah. "Ada apa yah?"tanyaku "Aku membuat s**u coklat hangat untukmu." "Wah, s**u coklat hangatt. Terima kasih ayah," ucapku "Blue...jika nanti kau sudah bertemu dengan ayah kandung mu, ayah pulang kembali ke Mohe ya," ucap ayah "Memangnya kalau ayah bersamaku dan dia, kenapa? Apakah ada masalah? Dia memang ayah kandungku tapi, apakah ada inisiatif dan keinginan dari lubuk hatinya yang terdalam ingin mencariku? Mana? Sejak kedatangan ku saja, Ayah kandung ku tidak pernah mencariku, " ucapku dengan nada santai "Jadi kau ingin di cari oleh ayah kandung mu?" tanya ayah "Kalau memang Ida merasa masih memiliki ku, maka seharusnya tanpa di suruh dia langsung mencariku melalui mu, tapi nyatanya tidak pernah kan? Sudah lah aku mau istirahat. Terima kasih ayah atas s**u coklat nya." "Sama-sama, selamat malam, dan selamat istirahat, mimpi indah, dan jangan lupa berdoa," balas ayah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN