Deal

1026 Kata
"Apakah kau tahu atau pernah mendengar daerah untuk di jadikan sebagai latihan fisik?" tanya David "Aku tak pernah tahu itu, tapi kalau memang ini sangat penting bagi kalian, akan ku bantu mencarinya." "Tapi berhati-hati ya, karena menurut kabar yang beredar bahwa Orang yang mengirim Matthew adalah orang yang picik dan suka memutar balik fakta. Aku tidak ingin kalian menjadi sasaran utamanya dengan mengatakan bahwa in adalah ulah kalian. Kita semua juga harus waspada, karena sudah pasti akan ada musuh dalam selimut,"ucap Aaron. "Baiklah… aku akan berhati-hati. Mungkin aku akan mengajak beberapa teman-teman ku." "Baiklah, tapi ku sarankan kau harus berhati-hati. Orang yang kita hadapi adalah tak hanya pemberontak saja, tapi juga Jenderal besar," sambung David "Apakah kau tahu, apa alasan di balik itu?" tanya Biksu Yen "Belum… dan pasti akan kami cari tahu, alasan di balik ia mengirim Matthew jauh dari sini," jawab Jethro "Oiya apakah di sini tidak ada alat komunikasi? Jika ada sesuatu yang sangat penting, Bagaimana kami bisa menghubungi mu?" tanya Aaron "Mohon maaf, kami disini biasanya berkomunikasi melalui burung Elang kesayangan guru kami. Hmm… begini saja, jika ada kabar mengenai Matthew, maka aku akan memberi kabar melalui burung elang ini." "Lalu bagaimana dia bisa mengenali kami?" tanya Jethro Biksu Yen membisikkan sebuah kata-kata pada burung elang itu dan burung Elang itu langsung melihat mereka dengan tatapan tajamnya dan mulai mengingat wajah mereka. Tak berapa lama, mereka bertiga pamit kembali ke barak, dan Biksu Yen berjanji pada mereka segera memberikan kabar mengenai Matthew. Setelah mereka bertiga pulang, Biksu Yen melaporkan pada guru mereka dan mengatakan apa yang sedang terjadi. Ia juga meminta izin untuk membantu mereka bertiga. Pesan dari guru Biksu Yen adalah lebih berhati-hati dengan kaum pemberontak. Selain itu ia juga berpesan agar lebih berhati-hati pada tipu muslihat seekor rubah yang bisa merubah keadaan menjadi sangat kacau. Biksu Yen mengerti bahwa memang kondisi mereka bertiga sedang dalam bahaya, dengan restu dari gurunya, Ia pun mencari dimana Matthew berada. Sementara itu… setelah menempuh perjalanan panjang dengan melewati jalanan yang berliku dari barak militer atau sekitar 35 km dari barak. Matthew dan Shawn tiba di sebuah bangunan berbentuk rumah yang sangat mewah. namun, tidak ada satupun ventilasi. "Rumah apa ini?" tanya Matthew "Kau masuk saja, nanti kau akan mengetahuinya," jawab Shawn "Apa kau tidak mau masuk?" tanya Matthew "Akan ku temani sampai di pintu masuk, selebihnya kau harus masuk sendiri." Mata Matthew masih melihat sekeliling rumah itu. Rumah yang sangat Asri penuh dengan tanaman hijau. Cocok untuk meditasi atau menyendiri. Selain itu juga ada sebuah kolam ikan yang besar dan penuh dengan banyak ikan hias. Serta bunyi percikan air kolam yang semakin membuat suasana di sini semakin tenang dan damai. Tidak ada kebisingan, bahkan tak ada suara latihan menembak. Tiba-tiba datang dua orang menghampiri Shawn dan Matthew. Yang satu berperawakan gemuk sekali dan tinggi seperti layaknya sumo. Dan yang satu lagi berperawakan tinggi menggunakan kacamata serta menggunakan pakaian jas putih seperti orang bekerja di Laboratorium. "Jadi dia orang nya?" tanya seseorang yang menggunakan jas Putih. "Iya benar, dia orang nya," jawab Shawn "Baiklah, kalau begitu kau boleh pergi sekarang, dan katakan pada Lucas untuk segera menepati janjinya," ucap nya. "Baik,siap laksanakan!" jawab Shawn Shawn pergi meninggalkan Matthew di rumah besar tanpa sepatah kata pun, dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan kencang. Dengan tatapan mata kosong, Matthew di minta untuk masuk ke dalam rumah dan menjalani serangkaian kegiatan. Rupanya di sana ia tak sendirian. Ada beberapa orang senior yang juga menjalani serangkaian kegiatan untuk latihan fisik dan mental. Di sini sekitar 10 orang senior tentara yang ada di sini. Dan rata-rata mereka datang ke sini atas usulan dari Lucas. Menurut mereka yang terlebih dahulu tiba di rumah ini mengatakan, bahwa Lucas mengiming-imingi dengan memberikan gaji yang berkali lipat hingga promosi jabatan. Walau begitu, mereka tidak menaruh curiga satu sama lain. Mereka berpikir bahwa meskipun Lucas mengirimkan banyak orang ke rumah ini, tapi pasti akan ada satu orang yang menjadi pemenang. Ketika dalam perjalanan pulang ke barak militer, Shawn dan Biksu Yen saling bertemu di tengah jalan. Namun, Shawn tidak menyadari bahwa Biksu Yen adalah teman dari Matthew. Ia pun meneruskan mengemudi mobilnya hingga tiba di barak. Untung saja, Biksu Yen pernah melihat Shawn, ketika menangkap beberapa orang yang terlibat dalam pemberontakan. Tanpa berpikir panjang, Biksu Yen langsung mengikuti jejak ban mobil ke arah sebaliknya, menggunakan kuda. Dan tibalah Biksu Yen beserta 3 orang teman seperguruannya ke sebuah rumah. "Kakak, apa kau yakin temanmu ada di rumah ini?" tanya salah satu teman seperguruannya yang berperawakan tinggi dan kurus "Jejak ban mobil nya berhenti di rumah ini, aku yakin pasti Matthew berada di rumah ini, Yuan." "Tapi kenapa sepi sekali, tidak ada tanda-tanda kehidupan. Coba saja kau lihat rumah itu tidak memiliki ventilasi sama sekali, bagaimana orang bisa bernafas?" tanya Yuan kembali. "Kakak...apakah kita perlu memeriksanya dan masuk ke dalam?" tanya salah seorang temannya lagi yang berperawakan pendek dan gemuk. "Jangan gegabah Man man… kau belum tahu ada apa di dalam sana, kita tanyakan pada guru terlebih dahulu, mungkin saja guru tahu, ayo kita kembali," ajak Biksu Yen. Biksu Yen dan 3 orang temannya kembali menuju pondok persilatan. Dan Shawn kembali ke barak militer menemui Lucas. "Lapor Jenderal, anak itu sudah berada di rumah," cakap Shawn "Hmm… kerja yang bagus, baiklah kalau begitu terima kasih Shawn." "Maaf Jendral, tadi ada pesan dari Tuan Douglas agar segera menepati janji anda." "Hmm… ya Baiklah, akan segera ku tepati janjinya tenang saja, kau boleh pergi sekarang," titah Lucas. Shawn pergi meninggalkan Lucas seorang diri. Namun, Shawn tidak benar benar pergi ia pun pergi memutar ke bagian belakang, hendak mencari tahu apa yang akan di lakukan oleh Lucas. "Si Tua Bangka itu inginku menepati janjinya, baiklah… akan ku tepati janjiku, tapi pasti dia akan mengatakan semuanya pada para jenderal lainnya. Untuk sementara akan ku penuhi semua maunya, sampai keinginan ku terwujud. Kalau mereka sudah menjadi seorang monster sama seperti kelompok pemberontak, maka dia akan ku bunuh. Hahahahaha…. "Lucas pun bersiap untuk mengambil sebuah kotak berwarna hitam yang berisi suntikan besar dan senapan. Lucas pun pergi meminta anak buahnya yang lain untuk mengantarkannya ke rumah tempat ke-10 orang itu akan di siksa secara psikis. Dan mereka memang di persiapkan sebagai seorang psychopath
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN