"Tunggu… aku rasa kau membutuhkan ini," ujar salah satu petugas forensik yang juga turut hadir di situ
"Sebuah dompet milik Mandy Lawrence? Tapi mengapa kau memberikannya padaku?" ranyaku
"Nanti kau juga akan membutuhkannya," jawabnya.
"Baiklah," jawabku sambil melangkahkan kaki kaki menuju peternakan.
Suasana yang gelap hanya di temani temaram cahaya lampu jalanan, aku berjalan seorang diri, sambil mempersiapkan diri dan mental untuk bertarung dengan sesama wanita. Hanya bedanya yang akan bertarung dengan ku adalah seorang wanita yang tidak memiliki pikiran secara normal.
Kupercepat langkah kaki ini, agar segera bertemu dengan Mandy Lawrence dan kasus ini segera berakhir.
Tampak di depan pintu sebuah gudang berdiri seorang laki laki dengan tinggi 160 cm dengan pakaian laki laki casual pada umumnya. Dia menyapaku dengan sangat ramah sekali dan terlihat tampak bahagia saat melihat kedatangan ku.
"Kenapa kau lama sekali? Bukankah aku mengatakan padamu pesta dimulai pada pukul 8 malam, lantas kenapa baru datang pukul 11 malam?" tanyanya
"Maaf, tadi aku harus lembur, banyak pekerjaan sebelum aku pulang kembali, dan juga aku tidak melihat waktu, aku hanya berfikir sebelum aku kembali ke kotak, aku sudah harus menyelesaikan pekerjaan. Oiya kataku pesta, kenapa tak banyak orang yang datang, pesta apa ini?" tanyaku.
" Masuk saja dulu, nanti juga mengerti, pesta apa yang ku buat untuk menyambut kedatanganmu, "ucapnya sambil tersenyum simpul licik.
Aku masuk ke dalam gudang di susul oleh Mandy dan menutup pintu serta menggemboknya dengan sebuah rantai yang besar. Aku terkejut dan menoleh ke arahnya.
"Mengapa pintu di gembok dengan rantai besar?" tanyaku.
"Tidak apa-apa,aku hanya ingin kau menikmati semua pesta serta hidangan yang sudah ku sajikan untukmu. Minuman berakohol, kokain, dan makanan makanan lainnya. Disini bebas kau dapatkan," Ucap nya.
Mendengar percakapanku dengan Mandy, Aaron memerintahkan seluruh tim untuk segera bergerak menuju gudang peternakan.
" Ayo cepat bergerak, pintu gudang sudah di gembok oleh si Pelaku. Kita harus pergi kesana, dan tunggu aba-abaku semua. Ambil posisi kalian masing-masing!" perintah Aaron dan kepala Tim FBI.
Seluruh polisi termasuk anggota Tim B.A.U, bergerak menuju tempat gudang, dan mengambil posisi masing. Sekitar 200 orang polisi dikerahkan untuk mengepung gudang peternakan Lawrence.
"Wow,lumayan banyak juga ya hidangan yang tersaji," ucapku sambil nerjelana mengitari tempat gudang.
Cahaya yang cukup terang dan meja panjang di siapkan oleh Mandy, lengkap dengan segala hidangan makanan, mulai dari ayam, babi bakar, mashed potatoes, whisky, buah-buahan sampai puding.
"Lalu kemana Orang-orangnya? Kalau hanya aku saja, namanya bukan pesta. Aku berpikir kalau kau akan mengadakan pesta dengan banyak teman-teman laki-laki, kemana mereka semua? Harusnya kalau sudah malam begini pesta akan semakin ramai,"ucapku.
Kau ingin tahu kemana mereka semua?" tanya nya.
"Tentu saja."
Mandy melepaskan semua kain-kain yang menutupi sesuatu yang besar seperti sebuah kandang.
"Ini, mereka ada di dalam sini," ujar Mandy dengan gembira.
Ada 9 orang laki-laki yang di kurung, dan Mandy membuatnya menjadi 5 penjara. Dna masing masing dari penjara itu terisi 2 orang laki-laki.
"Lelucon apa ini? Kenapa mereka semua di kurung?" tanyaku.
Aku berjalan mendekati semua kurungan, terlihat wajah laki-laki yang di kabarkan oleh kerabat dan keluarga nya menghilang hingga beberapa hari, bahkan hitungan bulan lamanya.
Tampak wajah dari para lelaki itu sedih, dan minta di bebaskan serta mereka meronta kesakitan Karena tangan dan kaki mereka di ikat.
"Tolong kami…." teriak mereka dari para lelaki yang di kurung secara paksa oleh Mandy.
"Apa yang kau lakukan pada mereka? Mengapa kau mengikat tangan dan kaki mereka dengan gembok besar seperti itu? Apa kau sudah gila?"
"Tidak… bukan aku yang gila, tapi mereka lah yang gila, bahkan kau juga termasuk dari mereka!" seru nya.
"Darimana kau tahu kepribadian ku? Sementara kau hanya mengenalku baru dua hari bahkan kita berbincang lama pun juga tidak. Darimana kau mengenal watakku? Bahkan kau tidak mengetahui apa kesukaan ku dan warna favorit ku!"
Seketika itu juga Mandy merasa kalah, dengan jawabanku. Ia berpikir keras dan mencari tahu balasan apa yang tepat untukku.
"Hahahahaha… Hahahahha haha," Mandy tertawa dengan kerasnya, lalu bersedih.
"Aku gila? Akuuu… gila katamu? Seperti katamu, darimana kau bisa tahu kalau aku gila, padahal kau baru saja berkenalan denganku, huh dasar pria yang payah!" ucapnya sambil membuka penyamarannya. Mulai dari wig, hingga pakaian yang ia kenakan.
Semua tawanan pria yang berada di kurungan merasa terkejut melihat Mandy membuka penyamaran nya.
"Jadi selama ini, kau yang menculik kami? Apa kau sudah gila? Apa salah kami padamu?" umpat mereka semua.
Mandy membuka pakaian semuanya tak tersisa satu helai pun yang melekat di tubuhnya.
"Ya, selama ini aku yang me jebak kalian, aku yang menculik kalian, hahahahaha… kenapa? Uuuhhh kalian sedih ya?ckckckckc… hahaha… Uuuhhh kalian berteriak seperti seekor anjing yang minta di bebaskan! Tidak akan pernah aku membebaskan pria b******n macam kalian!"
"Memangnya apa salahku padamu?" tanya salah seorang tawanan laki-laki bertubuh tegap, memakai kacamata minus dan rambut sebahu.
"Kau memang tidak salah padaku, tapi aku tahu, pasti yang ada dalam pikiran mu adalah melecehkan seorang wanita. Jauh di dalam lubuk hatimu pun juga pasti kau ingin memperkosa wanita, benar bukan!"
"Hey, mau aku memperkosa wanita atau tidak itu bukanlah urusanmu! Memangnya kau siapa? Polisi?"
"Jelas itu urusan ku, kalian semua pria b******n yang hanya memanfaatkan wanita di dekatmu, keponakan mu, atau bahkan anak dari pembantu mu yang tidak bersalah. Kalian para b******n adalah b***k dari nafsu s*x saja. Sangat menjijikan sekali hidup kalian! Akan ku balasan dendam para wanita yang sudah kalian sakiti!"seru Mandy sambil menunjuk semua laki-laki di dalam kurungan
"Tunggu… apa kau memiliki bukti bahwa mereka telah menyakiti serang wanita, atau bahkan mereka melecehkan seperti yang kau ucapkan?" tanyaku
"Bukti? Awh… ya, aku tahu dia!" tunjuk Mandy pada salah seorang laki-laki berparas tampan bak seorang model.
"Dia adalah Adrian yang bekerja sebagai seorang perawat di salah satu rumah sakit swasta. Kau pikir aku tak tahu perbuatan u, huh? Kau kerap kali selalu melecehkan pasien wanita dari usia belia hingga usia 40 yang menurutmu sangat seksi, benar kan? Aku memang tidak memiliki bukti, tapi aku tahu siapa saja yang menjadi korbanmu!"
Pria yang bernama Adrian. Termenung sesaat, menerima semua perkataan yang dikatakan oleh Mandy.
"Apa kau tidak bertanya padanya? Ayo cepat tanyakan padanya!" perijntah Mandy padaku
"Adrian, apakah itu benar?"
Adrian hanya mengangguk , dan tak mengeluarkan sepatah katapun, bahkan untuk membela dirinya sendiri.
"Benar kan kataku, dan ini, semua laki-laki and di sini adalah contoh dari Adrian yang lainnya,"ucap Mandy
"Tapi Mandy, kau juga tidak bisa menghakimi semua laki-laki dengan cara seperti mu, bukankah ada penegak hukum yang akan memproses tindak kejahatan mereka semua," jawabku
"Proses hukum katamu! Jangan mimpi! Mereka semua menolak semua laporan dari semua wanita yang di lecehkan terutama oleh para laki-laki b******n.