Aa’ ….” Aku tersentak saat Bara menarikku dan membawaku ke belakang tubuhnya. “Ada yang bisa dibantu, Dokter?” Susah payah aku menelan salivaku, saking bingungnya melihat wujud si raja tega—maksudnya suamiku tepat di hadapanku saat ini, aku sampai membeku. “Saya mau bicara dengan Nada.” Bara menoleh ke arahku, aku menerjap kemudian menatapnya dan Aa’ bergantian. “Kamu kenal?” tanya Bara. “K—kenal, saking kagetnya aku sampai linglung.” Aku meringis, kemudian maju selangkah hingga berdiri di samping Bara. “Aku harus ke posko kesehatan, setelah—” “Saya anggota posko kesehatan—permisi.” Setelah mengatakan itu, Aa’ menggandeng tanganku terus menuntunku ke posko kesehatan sebelumnya dia sempat berpamitan pada Bara. Aku menoleh ke arah Bara yang tengah berkacak pinggang seraya menyerin