Ibas terlonggo. "Maksud, Mas?" Dia mencium aroma tidak beres. Kenapa Ariba baru mempersalahkan bangunan yang sudah ada sejak dulu. "Aku ingin kita menghentikan memberi tempat untuk para tunawisma." Ibas terkekeh. Kejam sekali mengatai keluarga pasien seperti itu. Tidak adakah kata yang lebih pantas diucapkan. Dia bangun, rasanya pembicaraan ini cuma akan membuat emosinya naik. Jadi daripada dia habis kesabaran, lebih baik pergi, bukan? Lagian, seperti apapun Ibas berargumentasi. Ariba akan tetap pada pendiriannya. *** Sore tiba, kebetulan Ibas tidak ada rapat sehingga dia bisa pulang tepat waktu. Dia langsung ke rumah singgah yang tempatnya menyatu dengan bangunan utama rumah sakit. Ibas ingat, Selly sedang kurang enak badan dan dia berniat mengantarkan pulang. Ibas lebih dulu me