just both of us

931 Kata
rafa memasuki tempat yang dulu disebutnya rumah dengan langkah gontai. tiga bulan lalu ia berniat meninggalkan tempat itu dan semuanya. namun mamanya mendapat serangan jantung saat mengetahui rencananya. dan disinilah dirinya sekarang, mencoba untuk bersikap seperti orang buta dan tuli, mengabaikan tangisan mama susi yang sudah kehilangan anak gadisnya sejak acara pernikahan gilanya beberapa bulan lalu. rafa menaikkan sebelah alisnya saat melihat abang dan kakak sepupunya berpelukan. kadang rafa ingin menangis melihat semua yang kacau dalam hidupnya. sepasang manusia yang saling berpelukan itu saling mencintai tapi tidak bisa bersama dan dirnya yang bahkan tidak pernah punya pikiran untuk menikahi gina malah terjebak dalam pernikahan yang entah kapan akan berakhir. "aku yakin fino sedang selingkuh dik..." isak nadin. mendengar itu rafa memelankan langkah kakinya menaiki anak tangga "bukannya bagus? ga usah dipikir" "tapi dia suami aku! dan sejak gina menghilang dia jadi suka keluyuran. aku kesal saat mengetahui bahwa selama ini dia betah dirumah karena ada adikku saja" "alasan kamu konyol tau ga din? gina baru sebulan dirumah sebelum dia pergi, dari mana datangnya alasan tadi? kamu cemburu sama adikmu sendiri? dan siapa yang kasih kamu izin buat cemburu sama dia?" ucap dika kesal. kesal pada sikap wanita itu yang masih kekanakan dan juga kecemburuan wanitanya itu. tapi dika tak pernah benar-benar memikirkan masihkah pantas ia menyebut nadin sebagai wanita miliknya. "karena selama sebulan itu pula dia tidak pernah pulang larut dan gina selalu menemaninya bekerja, bahkan mereka selalu tertawa" bentak nadin yang melepaskan diri dari pelukan dika. "lalu apa sekarang?" tanya dika enggan. tapi bagaimanapun air mata nadin adalah hal terakhir yang ingin dilihatnya. "temukan gina, aku yakin fino yang menyembunyikannya" "ehm... kak, gina adek kesayangan kakak loh, jangan sampe cemburu bikin semuanya kacau. dan bang.. ingat kak tika. ga seharusnya abang meluk cewek lain dirumah ini sekalipun itu sepupu sendiri dan kakak iparku sedang tidak disini" tegur rafa yang kebali turun mendekati saudara-saudaranya. "ya.. seperti kau tidak mengacaukan semuanya saja? mana tanggung jawabmu atas menghilangnya gina?" tanya dika tajam. berani sekali adiknya itu menceramainya disaat tindakan si bungsu itu tidak ada yang benar, satupun. ~~~ gina mencegah fino pulang karena abangnya itu belum mencicipi masakan yang susah payah dibuatnya. enak saja si abang main pulang saja setelah ia belajar keras untuk bisa memasak , bahkan angel sampai kehilangan kesabaran mengajarinya. "abang harus bilang apa lagi sama kakakmu hari ini gin? udah sering banget abang ga nyentuh makanan dia gara-gara kamu merecoki perut abangmu ini dengan segala hasil eksperimenmu itu" "tapi kan aku ga pernah bikin abang mencret" ucap gina membela diri. selanjutnya dia berkata bahwa ia tidak peduli dengan apa yang dipikirkan kakaknya. karena disini yang harus dipikirkan adalah nasibnya. fino mengalah dan berjalan menuju meja makan dengan patus seperti anak kecil yang tidak diperbolehkan main oleh mamanya sebelum menghabiskan makan siangnya. sejak tiga bulan menyembunyikan keberadaan adik iparnya dari semua orang, fino memang jadi lebih dekat dengan gina. bahkan ia tidak tega meninggalkan gadis itu sendiri setiap tamu bulanannya datang. dosa?? fino tak pernah memikirkannya karena dia tidak pernah menyentuh adiknya itu lebih dari menyentil dahinya. "aku jadi kerja di cafe mbak tamara" fino menyergitkan dahinya tidak mengerti dan menghentikan acara makannya sejenak "kamu nanya atau ngasih statement?" "nanya, abang ngasih izin ga?" "jadi pelayan gin? ga ada yang lain apa?" kedua kakak adik yang dihubungkan oleh pernikahan itu kembali berdebat. gina memang sengaja bekerja di fly high cafe karena masih belum ada panggilan kerja untuknya dari sekian banyak lamaran yang diajukannya. fino yang tiga bulan lalu masih bermain di zona amannya sekarang sudah leluasa untuk memarah ataupun meneriaki gina jika gadis itu tidak mau menurut padanya. dan kali ini fino marah karena gina ketahuan sering merespon beberapa lakki-laki yang mendekatinya. oke jika gadis itu merespon satu-satu, tapi ini dia bersikap seolah akan memacari beberapa pria itu. "fine.... abang mulutnya kayak cewek tau ga" ucap gina ketus "kamu juga kayak ga inget kalo udah punya suami" cibir fino "suami my ass" ~~~ gina mendapat pesan dari daniel. akibat dirinya yang semakin dekat dengan angel, daniel jadi semakin terabaikan. terlebih angel bukan tipikal cewek yang suka berdua setiap hari dengan pacarnya, biarpun pacarnya itu benar-benar orang yang dicintainya. dan jadilah gina jadi sasaran daniel agar mau diajakin jalan bertiga sama angel. awalnya gina sering menolak karena ia akan mengunjungi seseorang seperti dulu. tapi sejak orang itu mematahkan angannya, gina memutuskan untuk menikmati masa sekarangnya saja, dari pada stress memikirkan hal yang ternyata sulit untuk digapainya. 'kamu pikir aku mau deketin istri orang? kamu ga liat apa kalo suamimu itu ga mau lepasin kamu? dan aku ga mau dipandang sebagai penghancur rumah tangga orang' itu kata-kata terakhir yang gina dengar dari mulut alvan. "angel mana?" tanya gina heran, tak ada penampakan temannya itu disekitar daniel saat ini. "boong deh.." ucap daniel menggaruk-garuk tengkuknya canggung. gina tidak mengerti sama sekali apa yang ada dipikiran cowok itu sampai terdengar suara derap sepatu seseorang yang menggema di koridor apartemen milik cewek itu. gina menoleh ke kiri dan mendapati rafa dengan setelan jasnya tanpa dasi dan kancing paling atas kemerja pria itu terbuka. ekspresinya langsung mengeras, tak ingin berurusan dengan orang itu lagi gina segera masuk kembali ke dalam tempat yang disebutnya rumah sejak tiga bulan terakhir. jarak yang cukup jauh antara rafa dengan dirinya membuat gina berhasil kabur tanpa harus mendengar suara menyebalkan milik orang itu. gina bertekad ia tidak akan keluar rumah sampai fino mengunjunginya lagi, untuk rencananya bekerja pada tamara mungkin harus di cancel dulu. jika masih jodoh mungkin tamara akan menerimanya kembali. dan jika tidak , gina akan menyiapkan waktu luangnya yang super lapang untuk membuat puluhan surat lamaran pekerjaan lagi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN