Kopi panas dalam cangkir telah siap berdampingan dengan menu pagi ini yang dibuatkan Bertha untuk mereka bertiga. “Selamat pagi. Kalian?” sapa Sasha dengan wajah yang tampak terkejut. “Hi, Honey. Come here,” pinta Dave sambil menggeser sebuah kursi tepat di sampingnya. Pandangan netra biru milik Sasha, kini menatap keduanya secara bergantian. “Apakah aku sudah melewatkan sesuatu?” Terdengar nada curiga dalam pertanyaan Sasha, membuat Kim dan Dave terkekeh bersama. “Kami baru saja berbagi cerita ketika Mendiang Ayahku mengajak aku ke New Yor, Sasha. Aku menghilang entah ke mana, sampai dia perlu memanggil seluruh security gedung untuk mencariku, dan Dave mengatakan aku norak.” Kim menceritakannya dengan santai dan terasa bahagia. “Kau memang benar-benar merepotkan, Kim. Ayah selalu m