Dave membuka pintu hunian mewah miliknya tepat pukul sebelas malam waktu New York. Ia memutuskan kembali ke apartemen usai keributannya dengan Sasha yang tak dirinya pahami, alasan dari kemarahan wanita berambut merah itu. Ruangan depan kini tampak gelap, hanya lampu pada dinding yang masih tampak menyala. Dave meletakkan kunci mobilnya di atas meja, sebelum ia melangkah menuju ke dalam kamarnya sendiri. Namun, Langkah Dave berhenti tepat di ambang pintu kamar yang masih tertutup. Bayangan kemarahan Sasha beberapa jam lalu terasa menguras emosi baginya. Ia menarik napas begitu dalam, seolah ingin memasukkan banyak oksigen ke rongga dadanya, mengembalikan kerja paru-parunya. Dave mengurungkan niat untuk mengistirahatkan tubuhnya. Ia menuntun dua kakinya menuju ke kamar tamu yang sudah