"PERKENALKAN ini tante Hilda ... Calon mama kamu." Seperti telah di hantam batu berukuran besar, Olivia dibuat tercengang oleh perkataan Daddy. Dugaannya benar adanya, tidak meleset. Ia tersenyum miris, luka di dadaanya tiba-tiba terbuka lebar, memaksa kehancuran untuk hinggap di sana. Perasaan Olivia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan luka yang Mommy rasakan. Olivia tidak membalas, sebagai gantinya, ia melangkah lebih dekat ke arah Daddy dan perempuan itu. Senyumannya terbit, merekah penuh hingga Daddy ikut merasa bahagia. Namun, tanpa pria paruh baya itu tahu, seulas senyuman Olivia hanya palsu, hatinya terkoyak dalam. Laki-laki yang selalu ia banggakan, justru detik ini menjadi laki-laki yang Olivia benci. Mengingat perilaku Daddy, pikiran Olivia langsung tertuju kepada Sa