"A-abang ...." Tubuh Senja menyusut. Wajahnya mendadak basah karena keringat bercampur air mata.
"Nggak apa-apa, bilang aja. Saya nggak akan bilang ke siapa-siapa, kok, saya janji," ucap Arya dengan raut serius.
"A-abang ... ha-hampir pe-perkosa sa-saya," sahut Senja terbata.
Mengingat kejadian kemarin membuat d**a Senja terasa sesak. Andai ibu dan ayahnya tidak datang, mungkin dia sudah ternoda. Kehormatan sebagai seorang wanita direnggut dengan kejam. Beruntung, semesta kembali berpihak. Entah apa alasannya, sedangkan selama ini melirik saja enggan. Mungkinkah karena Arya? Bukankah semenjak Arya hadir keberuntungan mulai menyertainya?
"A-apa?!" Arya menganga tidak percaya padahal sebelumnya dia sudah bisa menebak. Tangannya terlepas dari bahu Senja dan meninju angin. "Wala b******k,
