Melihat Damasa yang pingsan Fika dan Eric langsung membawanya ke rumah sakit terdekat. Setibanya di rumah sakit Damasa langsung di tangani oleh dokter. Didepan ruang pemeriksaan Fika mondar mandir seperti setrikaan. Dia benar-benar khawatir akan keadaan Damasa dan berharap sahabatnya itu akan baik-baik saja. "Bisa berhenti nggak, Fik? Pusing aku lihatnya, " Kata Eric yang berdiri tidak jauh dari Fika. "Aku nggak bisa. Aku takut banget Damasa kenapa-kenapa. " "Kita do'ain aja semoga Damasa nggak kenapa-kenapa. " "Iya." Namun yang ada, Fika bukannya diam. Gadis itu kembali berjalan mondar-mandir seperti setrikaan. "Aku harus telepon Gavin. " Eric berniat merogoh ponsel yang ada didalam saku celananya. "Jangan telepon Gavin. " Larang Fika. "Kenapa? Gavin kan suami Damasa. Dia