Hani melihat di pantulan cermin kamar barunya bersama Fadli dengan wajah menahan kesal. Lehernya terdapat beberapa bercak merah yang tentu saja kalian tahu siapa pelaku yang membuat itu semua. Untung saja ada kerudung yang bisa menutupi semua ini, tapi sejak tadi Fadli tidak berhenti menggodanya karena di rumah tentu saja tidak menggunakan kerudung. “Apa liat-liat?” Hani melirik sinis pada suaminya yang menghampirinya. Fadli mengangkat tangannya tanda dia menyerah dan tidak akan jahil lagi. Berabe juga kalau sang istri nantinya ngambek. “Aku udah angetin makanan yang disiapin ibu sebelum pulang ke Semarang, kita sarapan, yuk!” ajak Fadli. “Bentar lagi, aku pake kerudung sekalian,” timpal Hani. Irama di dalam rumah ini tampak lancar dan seolah keduanya telah tinggal berdua di rumah ini