Dengan kaku dan ragu, Nadine mendaratkan ciuman di bibir sang suami. Melumatnya lembut agar Om Shaka merasa tergoda. Tangan Nadine kemudian turun dan meraba d**a Shaka. Tapi seketika ia melepas ciumannya. "Kenapa Om pakainya kaos? Kan aku jadi susah lepasinnya." Tanpa banyak kata Shaka melepas sendiri kaosnya dan melemparnya ke sembarang arah. "Om marah?" cicit Nadine. "Ck, maaf Din kamu terlalu banyak bicara dan saya tidak se-sabar itu." Pada akhirnya Shaka-lah yang memulai dan mengendalikan permainan. Jika tak memikirkan kondisi tubuh dan perasaan Nadine mungkin ia akan langsung saja menghajarnya habis-habisan. Rasa inginnya sudah mengumpul dan membludak. Ia merasa tubuh Nadine setelah melahirkan seribu kali lebih menggoda, lebih lembut dan berisi. Sayangnya ia tak ingin merusak