Rangga mulai mengamati. Ia baru tersadar apa yang dikatakan oleh Nina memang benar. “Iya ya ... semua orang mengenakan pakaian putih.” “Apa kamu tidak merasa ada yang ganjil?” bisik Nina. Rangga mulai merinding. Ia mengusap tengkuknya. “Apa kita turun saja?” “Ide yang bagus,” jawab Nina sembari mengangguk. Rangga beranjak berdiri. “Ayo kita turun segera.” Mereka menuju ke bagian depan sembari melihat kanan dan kiri. Para penumpang yang duduk tampak membisu dan menunduk. Tidak ada satu pun penumpang yang mengobrol dengan penumpang lainnya seperti keadaan bis normal pada umumnya. Ditambah dengan pakaian serba putih yang membuat bulu kuduk Nina dan Rangga meremang. Tanpa sadar karena takut Nina menggandeng tangan Rangga. “Pak sopir, kami ingin turun di depan,” kata Rangga pada sopi