Rangga terkejut. Dia menatap Nina dengan sorot mata penuh tanya. Namun bibir diam merapat tidak bersuara. Nina menoleh ke sisi dan tersenyum pahit melihat Rangga mengamatinya. “Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu bicarakan,” kata Andre. “Lagi pula ini tidak penting. Tidak seharusnya kita bahas,” jawab Nina sembari beranjak berdiri. Bola mata Rangga mengikuti gerak tubuh Nina. “Mau ke mana?” “Tidur. Oia,kamarku yang mana?” “Kamu bisa pakai kamar yang ada di sebelahku.” Nina mengangguk mengerti. Baru saja Nina melangkahkan kakinya. Suara ketukan pintu terdengar. Ia menatap Rangga. “Kamu dengar itu?” Rangga mengangguk. “Iya, aku dengar,” jawabnya sembari berdiri. Entah kenapa kini mereka menjadi paranoid. Lebih takut dari pada sebelumnya semenjak kehadiran sosok berjubah hitam i