Bukan hanya kebetulan

1135 Kata

Rangga terkejut. Dia menatap Nina dengan sorot mata penuh tanya. Namun bibir diam merapat tidak bersuara. Nina menoleh ke sisi dan tersenyum pahit melihat Rangga mengamatinya. “Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu bicarakan,” kata Andre. “Lagi pula ini tidak penting. Tidak seharusnya kita bahas,” jawab Nina sembari beranjak berdiri. Bola mata Rangga mengikuti gerak tubuh Nina. “Mau ke mana?” “Tidur. Oia,kamarku yang mana?” “Kamu bisa pakai kamar yang ada di sebelahku.” Nina mengangguk mengerti. Baru saja Nina melangkahkan kakinya. Suara ketukan pintu terdengar. Ia menatap Rangga. “Kamu dengar itu?” Rangga mengangguk. “Iya, aku dengar,” jawabnya sembari berdiri. Entah kenapa kini mereka menjadi paranoid. Lebih takut dari pada sebelumnya semenjak kehadiran sosok berjubah hitam i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN