Tiga cangkir teh

1087 Kata

“Bagaimana bisa nenek Darsi tau aku ke mari dan juga ingin menanyakan tentang Batu Petuah yang ada di museum itu?” tanya Nina dengan tatapan mata membulat. Darsi menunjuk dadaa sebelah kirinya. Seulas senyuman terbit di wajahnya. “Aku bisa merasakan kehadiranmu ke mari. Ayo masuk,” ajaknya sembari membuka pintu lebih lebar. Nina dan Lusi saling menatap satu sama lain. Tatapan mereka seakan penuh tanya dan kemudian bergegas masuk ke dalam ruang tamu. “Tunggu di sini,” kata Nenek Darsi. “Aku akan membuatkan kalian teh.” Ia berjalan menuju ke arah dapur. “Tidak usah repot-repot Nek. Terima kasih. Aku hanya ingin bicara dengan Rangga sebentar,” sahut Nina melarang. Namun Nenek Darsi tidak mendengarkan. Ia tetap berjalan menuju dapur dan kemudian hilang di gawang pintu. “Kak ... Neneknya R

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN