"Besok, ulang tahunnya Om Langit. Jadi kita ke sana ya?" Rafka berkata pada Arsen dan Fania. Saat ini mereka sedang sarapan. Rafkan menatap Arsen lebih lekat. "Muka kamu kenapa?" Arsen mengerjap, ia lupa. Seharusnya pagi ini ia tidak perlu ikut sarapan. Fania yang baru sadar pada wajah sang Kakak, ikut menatapnya lekat. "Iya, sih, itu kenapa? Sampe biru kaya gitu?" "Kamu bertengkar?" Mamahnya Arsen menyentuh pipi anaknya itu. "Ko aneh?" "Aneh gimana Ma?" Fania bertanya. "Ya aneh, Kakak mu kan gak pernah bertengkar waktu sekolah. Masa, sudah mau selesai kuliah malah jadi tukang pukul?" Mamahnya meletakan roti di piringnya Arsen dan Fania. Arsen berdeham, "Ada sedikit masalah aja sih, Mah." Laki - laki itu segera memakan rotinya dengan pelan. Mamah menuangkan s**u hangat digelas, "