Anne terkejut melihat Luke berdiri di depan pintu rumahnya. Bukannya pria itu tadi mengatakan, kalau dirinya sudi bertemu dengannya lagi.
Sungguh ia tidak mengerti dengan jalan pikiran Luke, yang tidak memiliki pendirian. Sementara itu, tamu Anne merasa tidak nyaman mendapatkan tatapan yang tajam dari Luke. Dirinya tidak tahu, mengapa pria yang tidak dikenalnya ini bersikap seolah memusuhi dirinya.
Setahunya Anne tidak mempunyai kekasih, sehingga tidak mungkin pria ini cemburu kepadanya. Lagipula kedatangannya mengunjungi Anne, untuk menawarkan bantuan memasang pagar kawat berduri di perbatasan tanah mereka.
“Sepertinya kedatangan saya tidak tepat, karena mengganggu kencan kalian berdua.” sindir Jaka, dengan tatapan mencemooh yang dilayangkan kepada Anne.
Mengepalkan kedua tangannya, Anne mengutuk Luke dan mulut tajamnya dalam hati. “Maaf Tuan, Luke. Kami tidak sedang berkencan dan kalaupun kami berkencan, sama sekali bukan urusan Anda. Apakah anda merasa keberatan, kalau saya berkencan?, mungkin saja ego anda yang tinggi merasa terhina, karena saya sudah berhasil menghapus anda dengan cepat dari hati saya.” kata Riana telak.
Luke tersedak, ia tidak menduga kalau Anne akan berani menganggap remeh dirinya. “Kurasa kau terlalu besar kepala. Kau berkencan dengan siapapun bukan urusanku sama sekali. Aku hanya merasa kasihan daja kepada pria yang menjadi kekasihmu, karena ia tertipu wajah cantik dan lembutmu, padahal sebenarnya kau itu tidak lebih dari seekor ular berbisa.” sahut Jaka kasar.
Chris yang hanya diam saja mendengarkan perdebatan antara Anne dan pria yang bernama Luke ini pun, tidak bisa diam saja mendengar Anne direndahkan.
“Hei, Bung!. Apa masalahmu dengan Anne, sampai kau menghina dirinya seperti itu. Aku dan Anne memang tidak menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih, untuk saat ini. Namun, aku sedang berusaha merebut hatinya dan menjadikan wanita yang baik hati dan pekerja keras ini sebagai kekasih dan istriku.”
“Tidak akan kubiarkan kau menghina Anne lagi. Ia tidak sendirian, ada diriku yang akan membela dirinya.” peringat Chris, tamu Anne.
“Ternyata pasangan kekasih sedang saling membela diri. Sungguh manis dan romantis sekali, kalau dilihat, sepertinya kalian memang pasangan yang serasi.” sahut Luke ketus.
Anne melihat ke arah Chris, ia tidak mau tetangganya ini menjadi tersinggung dan emosi mendengar perkataan kasar dari Luke.
“Tolong pergilah Tuan dari rumah saya!, kehadiran anda tidak diharapkan di rumah ini dan jangan pernah lagi anda menginjakkan kaki anda di sini.” usir Anne.
Luke menatap ke arah Anne dengan tajam, ia tidak senang dengan pengusiran dirinya oleh Anne. Seharusnya, yang bisa mengeluarkan kalimat tersebut hanyalah dirinya saja, bukan Anne.
“Lihat!, siapa yang sudah berani mengusir diriku. Tidak perlu diusir pun dengan senang hati, aku akan pergi dari sini. Bagiku, bertemu dengan orang miskin sepertimu hanya akan menurunkan harga diriku saja.” sahut Jaka pedas.
Dengan santainya ia membalikkan badan dan dengan sengaja ia menyenggol pundak Chris dengan keras. Ia merasa kesal, karena pria yang tidak ia ketahui namanya. Mendengar, bagaimana Anne menghina dirinya.
Lihat saja nanti, apa yang akan dilakukannya kepada Anne, kalau mereka bertemu berdua saja. Akan diberikannya hukuman kepada Anne, atas penghinaan yang baru saja diberikannya kepadanya.
Luke berjalan meninggalkan rumah Anne dan berjalan meninggalkan tanah keluarga Mc Greggor. Namun, ketika sampai di pagar pembatas. Ia berdiri di sana dan mengawasi interaksi antara Anne dengan tamunya.
Luke mengumpat dengan kasar, ketika dilihatnya pria yang tadi bersama dengan Anne. memeluk dan mencium wanitanya. “Sial!, mengapa aku masih aja menganggap Anne sebagai wanitaku.” geram Luke.
Ia terus mengawasi, hingga pria itu akhirnya menjauh dari sisi Anne dan melangkah menuruni tangga meninggalkan kediaman keluarga Mc Greggor.
Dengan langkahnya yang panjang dan gagah, Luke berjalan menyusul Chris yang berjalan kaki menuju perbatasan tanahnya dengan tanah Anne.
Begitu ia sudah berada dekat dengan Chris, Luke melayangkan tinjunya. Hingga membuat, Chris yang tidak siap mendapatkan serangan mendadak dari Luke terjatuh.
Chris dengan cepat bangun dari jatuhnya dan ditatapnya Luke dengan tatapan yang tidak suka. Ia merasa marah, kenapa juga pria ini menamparnya.
“Kenapa kau menamparku?, seorang pria sejati tidak akan menyerang lawannya dari belakang. Itu hanyalah perbuatan seorang pengecut saja.” ejek Chris kepada Luke.
“Baiklah, kita berkelahi berhadapan. Akan kita lihat siapa yang menjadi pengecut dan merengek meminta diriku untuk berhenti memukulnya.” balas Luke tidak kalah.
Keduanya, kemudian berkelahi dan saling berbalas pukulan. Peluh sudah membasahi keduanya, luka dan lebam mendarat di wajah dan badan keduanya. Terkadang Luke yang terjatuh dan begitu pula sebaliknya.
Sementara itu, setelah mengantar kepulangan Chris, masuk ke dalam kamarnya dan dilihatnya, gorden jendela kamarnya berayun, tertiup angin. Rupanya, ia lupa menutup jendela kamarnya. anne pun bejalan menuju jendela kamar dan saat ia hendak menutup jendela kamarnya yang berada di lantai dua dilihatnya ada dua orang yang sedang berkelahi.
Anne membesarkan kedua bola matanya, menatap tidak percaya siapakah yang berkelahi tersebut. Ia tidak habis pikir, mengapa Luke memusuhi Chris, sungguh tidak masuk akal kelakuan Luke.
Dengan setengah berlari, Anne ke luar dari kamarnya. Ia akan menghentikan perkelahian antara Luke dengan Chris.
Anne pun akhirnya berhasil mendekat, ke tempat Luke dan Chris berkelahi, “Berhenti!” teriak Anne. Namun, Luke dan Chris mengabaikan teriakan Anne.
Merasa kesal,teriakannya diabaikan oleh keduanya. Anne pun menghampiri Luke dan Chris, lalu berdiri tepat di antara keduanya, yang sayangnya pada saat itu, Luke hendak melayangkan tinjunya ke wajah Chris, sehingga Anne yang tidak sempat menghindar menjadi sasaran pukulan dari Luke.
Anne meringis kesakitan, wajah putih mulus miliknya menjadi merah. Luke menatap tidak percaya ke arah tangannya yang sudah melayang tinju ke wajah Anne.
Luke segera mendekati Anne dan meraba wajahnya yang terkena pukulan. Anne, menepis dengan kasar, tangan Luke yang mengelus pipinya.
“Maafkan aku,Anne!. Sungguh, aku tidak bermaksud untuk menampar dirimu, tadi itu suatu ketidaksengajaan .” kata Luke
Tanpa diduga oleh Anne, Luke menariknya, hingga ia membentur d**a bidang Luke yang langsung memeluk dirinya. Anne berontak dalam pelukan Luke, coba, ‘tuk, melepaskan dirinya. Namun, Luke justru mempererat pelukannya.
Dapat Anne dengarkan debaran jantung Luke yang begitu kencang. Selama sesaat yang singkat, Anne terbuai dalam pelukan Luke, pria yang menjadi cinta dalam hidupnya. Hingga kesadaran dan akal sehat Anne kembali, sehingga ia mengerahkan segenap kekuatannya agar bisa lepas dari pelukan Luke.
Menggunakan kaki bagian belakangnya, Anne menendang bagian vital Luke hingga membuatnya kesakitan dan melepaskan Anne, yang dengan cepat menjauh dari Luke. Anne kemudian berbalik dan pandangan matanya beradu dengan mata milik Luke.
Luke menatap Anne dengan tatapan yang tidak percaya dengan apa yang barusan Anne kepadanya, sementara Anne menatap Luke dengan tatapan yang terluka. Ia merasa dirinya direndahkan dan tidak berharga, sehingga Luke bisa mempermainkan dirinya.
Anne membiarkan Luke melihat air matanya yang jatuh dan melihat luka di matanya yang diakibatkan pria itu. Biar Luke menjadi sadar, betapa banyak ia sudah menyakiti hatinya. Kemudian Anne pun berbalik pergi dengan cepat dan berlari meninggalkan Luke dan juga Chris. Ia tidak menghiraukan panggilan keduanya, yang meminta dirinya untuk tidak pergi.
Dalam hatinya, Anne menyesali kebodohannya yang telah membiarkan Luke memeluk dirinya, sehingga ia merasakan kembali betapa nyamannya berada di pelukan Luke. Ia juga dapat merasakan bagaimana rasa cintanya kepada Luke, belumlah hilang. Meski ia sudah bersusah payah mencoba untuk membunuh rasa cintanya.
Anne menyandarkan tubuhnya pada batang pohon pinus yang tumbuh di samping rumahnya. Ia membiarkan air matanya mengalir dengan deras, sembari menguatkan tekadnya dalam hati untuk menjauhi Luke dan tidak akan membiarkan dirinya menjadi terpengaruh hati dan perasaannya terhadap Luke.
Cukup kali ini saja, ia kembali bersikap lemah di hadapan Luke. Tidak akan dibiarkannya lagi terulang. Menggunakan gaun yang dikenakannya, Anne mengusap air mata yang jatuh membasahi pipinya.
Merasa dirinya sudah tenang, Anne kembali melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah. Beruntungnya ia, ayahnya tidak terlihat sehingga dirinya bebas dari interogasi ayahnya.
Masuk ke dalam kamar, Anne membasuh wajahnya di wastafel dan setelahnya ia mengganti gaunnya yang menempel aroma parfum yang dikenakan oleh Luke. Ia tak mau masih ada sisa hal yang berhubungan dengan Luke menempel di badannya.
Susah payah Anne coba untuk memejamkan kedua matanya, beberapa jam kemudian barulah ia pun akhirnya tertidur juga.
Di lain tempat, setelah kepergian Anne, Luke dan Chris saling tatap dengan tajam. Chris tidak suka dengan apa yang sudah dilakukan oleh Luke kepada Anne.
“Ada hubungan apa sebenarnya di antara kalian berdua?, kurasa Anne tidak suka dengan apa yang telah kau lakukan kepadanya tadi. Jauhi Anne dan jangan sakiti hatinya. Aku akan melindungi dirinya dari orang sepertimu, yang bisanya hanya menuduh dan menyakiti hati Anne.”