7. Bantuan Jofan

920 Kata
Joana, gadis itu sedikit mengusik Jofan. Akan cerita mengenai adik Joana yang sedang sakit. Bukannya Jofan tidak percaya, hanya saja benarkah ia akan menolong gadis itu untuk membayar biaya pengobatan adik Joana. Jofan megelus dagunya berpikir sedikit. Dia sendiri yang kemarin menawarkan bantuan pada Joana. Dia melakukan ini semua demi Josh. Ingin menebus rasa bersalahnya pada Josh, karena selama setahun ini Jofan telah mengabaikan dan mengingkari janjinya pada Joshua. Baiklah, sepertinya Jofan memang harus segera menyelesaikan urusannya dengan Joana. Dia tidak ingin mengingkari janji untuk kedua kali. Cukuplah ini sebagai penebus rasa bersalahnya. Dia tidak mau disalahkan Josh seandainya terjadi sesuatu pada Joana. Jofan sangat menyayangi Josh. Begitu pun Josh yang juga sangat mencintai kekasihnya, Joana. Jofan beranjak berdiri dari kursi kebesarannya. Diraihnya dompet serta kunci mobilnya. Keluar dari ruang kerjanya mendapatkan tatapan terkejut dari sekretarisnya. "Silvya, aku harus pergi sekarang. Jika ada yang mencariku kamu handel dulu."  "Baik, Pak Jofan." Setelahnya Jofan berlalu meninggalkan Silvya, menuju lift dan dan berniat untuk mengambil mobilnya di parkiran. *** Jofan mendatangi rumah sakit di mana tadi sesuai yang diinformasikan oleh Joana. Di sana dia langsung menuju reseptionis dan bertanya tentang seorang pasien yang bernama Jery. Benar saja, adik Joana memang sedang dirawat di sana dan sedang menjalani pengobatan atas penyakit kanker darah yang diderita oleh Jery. Trenyuh mendapati apa yang diceritakan Joana ternyata benar adanya. Tanpa pikir panjang Jofan segera menuju kasir dan memenuhi janjinya pada Joana. Lelaki itu sudah menyelesaikan semua biaya administrasi untuk pengobatan dan perawatan Jerry. "Lakukan yang terbaik untuk Jery, Dokter." ucap Jofan pada dokter yang merawat Jery. Ya, Jofan tak hanya membayar semua biaya perawatan Jery, akan tetapi Jofan juga menyempatkan diri untuk menemui dokter yang merawat Jery. Tentunya tanpa sepengetahuan keluarga Joana.  Tadi Jofan sempat mengintip di dalam kamar perawatan Jery, yang ternyata hanya ada Jery sendiri, seorang remaja lelaki yang tergolek di atas ranjang, juga seorang lelaki yang duduk di samping Jery. Jofan tebak lelaki tua itu adalah ayahnya Joana. Dan saat tadi dokter bertanya padanya tentang siapa dia sesungguhnya, degan ragu Jofan menjawab bahwa ia adalah paman Jery. Biarkan saja dia berbohong yang pasti sekarang Jofan tau apa yang sedang terjadi pada adik Joana. Jofan selesai urusannya dengan rumah sakit ini, lalu segera memasuki mobil untuk kembali ke kantor. Belum juga ia menjalankan mobilnya, dering ponsel membuat Jofan mengurungkan niat untuk pergi dari rumah sakit ini. Nama Joshua yang tertera di ponsel membuat Jofan dengan semangat segera mengangkat panggilan telepon dari putranya itu. "Pa ...."  "Hai Josh ...." "Papa sedang di mana?" "Eum ... di kantor," bohong Jofan.  "Ada apa kamu telepon Papa siang-siang begini." "Pa, Josh bisa minta bantuan pada Papa?" tanya Josh sedikit ragu tapi mampu di dengar oleh Jofan. "Apa yang tidak akan Papa lakukan untukmu, Josh?" "Pa, beberapa hari yang lalu aku telepon Joana. Papa tidak lupa, kan, siapa Joana?" "Tentu Papa tidak lupa. Apakah Joana masih menjadi kekasihmu, Josh?" "Ya, masih lah, Pa. Oleh sebab itulah aku menelepon Papa."  "Apa yang bisa Papa bantu untukmu, Josh?" "Josh mohon, Papa bantu Joana. Adik Joana ada di rumah sakit sekarang. Sedang sakit keras dan Josh tahu jika Joana saat ini sedang kebingungan mencari biaya pengobatan untuk Jery." Josh terdiam setelah mengatakan itu berharap papanya mengerti dengan arah pembicaraannya. "Jika itu masalahmu, kau tenang saja. Papa sudah membereskan semuanya." "Maksud Papa?" "Papa sudah melunsi semua biaya untuk pengobatan Jery. Jadi kau tak perlu lagi mengkhawatirkannya." "Pa, benarkah apa yang Papa katakan ini?" Josh sampai tak mempercainya. "Josh, apakah kau lupa? Bukankah kita sudah berjanji jika kau mau belajar ke luar negeri maka Papa akan menjaga Joana. Dan inilah bukti dari janji Papa kepadamu. Oleh karena itu kau pun juga harus berjanji pada Papa untuk bersungguh-sungguh dengan pendidikanmu. Jangan pernah kecewakan Papa. Kau mengerti, Josh?" "Aku mengerti, Pa. Dan terima kasih atas semua bantuan yang Papa berikan untuk Joana dan kekuarganya." Lalu berakhirlah panggilan telepon itu. Josh tak pernah meragukan papanya. Papa adalah orang yang hebat di matanya. Tanpa ia minta ternyata papanya benar-benar menjaga Joana. Buktinya papanya telah membantu Jerry. Sekarang Josh merasa lega setidaknya Papa sungguh menepati janjinya. Dan sekarang Josh juga akan berjanji untuk menepati janji pada papanya. Belajar yang sungguh-sungguh agar dia menjadi orang sukses nantinya. **** Jam sembilan malam Joana selesai bekerja. Gadis itu tak langusung pulang ke rumah melainkan menuju ke rumah sakit. Melihat kondisi Jery yang sepertinya sangat mengkhawatirkan. Ayahnya tersenyum mendapati kedatangan putrinya. "Ana ... kau tahu, besok Jery sudah bisa mulai menjalani kemoterapi." Ucapan ayahanya membuat Joana mengerutkan kening. Ayahnya tahu jika Joana sedikit bingung. Lalu beliau berkata, "Tadi suster mengatakan pada Ayah, semua biaya perawatan dan pengobatan Jery telah lunas." Joana terkejut, tak menyangka jika papanya Josh benar-benar menepati ucapannya. "Ayah, benarkah itu?" "Iya, dan saat Ayah bertanya pada suster, tentang siapa yang telah melunasi semua biaya itu, suster hanya mengatakan jika pamannya Jery yang tadi datang dan membayar semuanya," jelas Ayah kemudian. Kening Ayah mengerut, "Ana, menurutmu siapa paman yang suster maksud?" Tentu saja ayahnya bingung, pasalnya ayahnya tidak memiliki suadara dekat yang mau begitu saja membayar biaya rumah sakit yang tidak sedikit jumlahnya. "Ayah jangan terlalu dipikirkan. Biarkan nanti Ana yang akan mencari taunya." Joana berusaha menghibur ayahnya agar lelaki yang begitu ia sayangi itu tak terlalu kepikiran tentang siapa penyumbang dana tersebut. Bukan maksud Joana tidak ingin mengatakan pada ayahnya, hanya saja Joana masih ingin mencari waktu yang pas untuk bercerita pada ayahnya bahwa ia telah memohon-mohon pada Jofan, yang tak lain adalah papa kekasihnya. Bahkan Joana telah mengesampingkan rasa malu yang terpenting Jery sembuh. Itu saja yang Joana inginkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN