Perasaan Jenar sedikit lega ketika Bagas menyatakan diri bahwa dia akan membantu Jenar sampai kasus itu terselesaikan.
Namun pria itu tidak bisa membantu Jenar secara langsung. Karena jarak yang terbentang, Bagas hanya bisa membantu nya melalui jarak jauh.
Saat ini Jenar sedang menceritakan tentang mimpi nya itu kepada Ayana dan Athar yang berkumpul di kamar nya. Kedua teman Jenar itu menyimak dengan seksama.
"Jadi gimana? kalian mau bantu gue nggak?" tanya Jenar.
"Sekarang gue baru paham kenapa Nyai Lastri belum bisa tenang. Dia mau semua orang termasuk suami nya tau, siapa yang membunuh dia dan bayi nya" bukan nya menjawab, Ayana justru mengeluarkan opini nya.
"Selagi gue bermanfaat, gue bakal bantu elu" Athar menjawab Jenar dengan mantap, dan membuat Ayana langsung terdiam.
Ayana menghela napas nya ketika Jenar menatap dirinya dengan satu alis yang terangkat. "Iya Ra.. gue bakal bantu elu"
jawaban dari Ayana dan Athar membuat Jenar tersenyum senang. Dia senang ketika di sekeliling nya terdapat orang orang baik yang siap membantu diri nya yang sedanh kesusahan.
Langkah Jenar selanjutnya, tinggal meminta restu dari sang pencipta, agar kasus nya itu dapat dengan cepat terselesaikan. Dan menunggu arahan dari Nyai Lastri dan juga Bagas.
"Thar.. kayak nya besok kita harus keliling desa deh. Gue penasaran sama rumah Nyai Lastri yang sebenarnya" ujar Jenar dengan mata yang tertuju pada Athar.
tanpa banyak berpikir lagi, Athar langsung menganggukkan kepalanya, menyetujui permintaan dari gadis manis yang berada dihadapannya itu
***
Saat ini Jenar Athar, dan Ayana sedang berada di tengah hutan. mereka sedang melakukan perjalanan untuk kembali ke Desa Muara. Dan selama di hutan itu, Jenar tidak henti mengucapkan kalimat istighfar dan beberapa bacaan Al Qur'an lainnya. karena sepanjang perjalanan itu, banyak sekali makhluk yang menetap mereka pada sisi kanan dan kiri jalur menuju desa.
"Thar.. Na, jangan lepas baca bacaannya" ujar Jenar memberikan peringatan kepada kedua sahabatnya itu.
Ayana sejujurnya merasa takut ketika Jenar mengucapkan hal tersebut. Tetapi ia mengikuti apa yang Jenar katakan dan mempercayai kedua sahabatnya kalau mereka semua dapat selamat sampai kembali ke kota nanti.