Chapter 26

1243 Kata
Yogyakarta 2019, Bagas sedang mempertimbangkan segala nya. Setelah Jenar menelpon dan meminta bantuan kepada diri nya. Bagas bingung, karena ini bukanlah urusan biasa. Dia bingung jika harus meninggalkan kuliah nya, apa yang akan dia katakan jika orangtua nya sampai mengetahui kalau dia dengan sengaja ijin dari pendidikan nya? Yang Bagas ketahui, ini urusan yang akan memakan waktu. karena selain bukti kilas balik yang dia lihat, Bagas juga harus menemukan bukti nyata agar kasus nya itu dapat segera terselesaikan. "Aime.. bagaimana menurut mu?" tanya Bagas kepada teman nya. Aime adalah gadis kecil belanda yang sudah meninggal sejak ratusan tahun lalu. Pertama kali Bagas bertemu dengan Aime yaitu pada kebun belakang sekolah menengah atas nya yang tidak di urus. Pada saat itu, Bagas menempati kelas satu SMA yang dimana kebun itu berada persis dibelakang kelas nya. Sekitar satu minggu pertama, Bagas merasakan ada sesuatu pada tembok belakang pembatas antara kelas nya dan kebun. Setelah itu, dia memutuskan untuk mencari jalan menuju kebun itu. Ternyata ada satu pintu kecil yang berada dibawah tangga. Pintu penghubung menuju kebun. Ketika mengetahui hal itu, Bagas dengan segera masuk kedalam pada saat jam istirahat. Awal nya memang biasa saja. Bagas mencoba berjalan, menelusuri tempat yang baru dia temui. Dia berjalan menuju tembok kelas nya, guna memeriksa hal aneh yang dia rasakan. Bagas berhenti tepat pada tembok kelas nya yang lumayan tinggi. Memeriksa nya dari bawah. "Astaghfirullah.." pekik Bagas, terkejut dengan apa yang sedang dia lihat. Ketika dia menengadahkan kepala nya keatas tembok, dia melihat dua kaki yang tergantung disana. Dan kemudian, si pemilik kaki itu tertawa melihat Bagas yang nampak sedang mengelus d**a nya. "Kenapa tertawa? turun" ujar Bagas seperti berbicara dengan sesama manusia. seorang gadis cantik dengan kulit putih pucat menatap Bagas dengan tanpa ekspresi. gadis itu memilik rambut blonde panjang. memakai gaun putih, dan tanpa menggunakan alas kaki. "Apa kamu tidak takut?" tanya hantu itu dengan logat belanda nya. Bagas tersenyum menatap hantu anak perempuan yang saat ini sudah berada di hadapan nya itu, "Kenapa harus takut?" ujar Bagas. Melihat reaksi yang Bagas tunjukan itu, membuat hantu itu ikut tersenyum, senang. "Siapa nama mu? Nama ku Aime" ucap nya sembari menjulurkan tangan nya.  "Kenapa kamu ulurkan tangan mu? nama ku Bagas, bukankah kita tidak bisa saling menyentuh" tutur Bagas sembari tersenyum.  mendengar hal tersebut, membuat senyum Aime sedikit meluntur, dan dengan segera dia menarik kembali uluran tangan nya. "Aku melupakan hal itu" ucap nya.  melihat raut wajah Aime yang sedikit berubah, membuat Bagas merasa tidak enak hati. dan dia menyadari telah membuat hantu itu ingat kalau dia bukan lagi manusia seperti Bagas. "Maafkan aku, Aime" Aime menggelengkan kepala nya, "tidak apa apa. apa yang kamu cari disini?"  "diri mu. aku selalu melihatmu dengan samar samar dan aku penasaran" "Oh.. maafkan aku jika aku tidak sengaja terlihat olehmu atau teman teman mu. aku memang suka bermain atau mengelilingi gedung ini" ujar Aime dengan senyum nya, dia bahkan mengajak Bagas untuk duduk pada bangku yang sudah rusak. "Aku tau, dan sejauh ini aku belum menerima laporan dari teman teman ku perihal melihat kamu" "Bagas.." panggil Aime. Bagas menoleh pada Aime, "Bolehkah aku menjadi teman mu? Aku sangat kesepian disini" ujar Aime dengan senyum nya.  Dan semenjak saat itu, Bagas menerima Aime sebagai salah satu teman nya dunia lain nya. Bagi Bagas, menjadi anak indigo itu memiliki tantangan tersendiri. Bahkan dia juga harus selalu siap mental jika diri nya mendapatkan bullyan dari teman teman lain, kalau tiba tiba saja dia ketahuan sedang berbicara sendiri.  Dan untung nya, Jenar menjadi salah satu teman Bagas yang menerima hal itu. Jenar tidak pernah menganggap Bagas sebagai anak aneh, Jenar justru memahami hal tersebut.  **** "Bagas.. hantu itu tidak akan melepaskan Jenar sebelum keinginan nya tercapai" ucap Aime pada Bagas yang sedang duduk di krsi belajar nya.  Bagas menghela napas nya, "Aku tau, tapi aku bingung harus berbuat apa" "Kamu bisa membantu nya melalui ponsel bukan? kamu bisa selalu berkomunikasi dengan diri nya"  Bagas menggelengkan kepala, "Tidak Aime, saat ini Jenar sedang berada di pedalaman. sangat susaah sekali mencari akses signal" "Bagas.. apa gadis itu sama dengan mu? "Tidak, dia normal. hanya saja, aku tidak tau mengapa dia bisa seperti ini sekarang" jawab Bagas. "Aku bisa langsung menjangkau teman mu Jenar, itu pun kalau kau mau" dengan segera, Bagas menggelengkan kepala nya. "Tidak Aime, mereka semua jahat. kau tidak akan suka" Aime menganggukkan kepala nya, membenarkan apa yang Bagas ucapkan. Bagi Aime, hantu hantu di Indonesia itu jahat jahat dan jelek. ia tidak suka dengan kuntilanak dan pocong. Bagi Aime kedua hantu itu sangat jahat dan suka mengangguk hantu dari bangsa nya.  "Lalu apa yang akan kau lakukan, Bagas?" Bagas menghela napas nya, "Aku tidak tau, nanti saja akan aku pikirkan"  *** kembali kepada Jenar yang baru selesai menyelesaikan pembicaraan dengan Bagas via telpon. Jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore, dan itu arti nya Jenar, Ayana dan Athar harus segera kembali ke Desa atau mereka akan bermalam di pos. Karena Pak Broto pernah berkata bahwa mereka tidak di perbolehkan untuk melintasi hutan pada saat malam hari. Ada banyak bahaya yang akan menghadang mereka. Karena di pos sedang tidak ada siapa siapa, akhirnya mereka bergegas tanpa berpamitan terlebih dahulu. Mereka berjalan berjajar, Ayana sebagai pemimpin, sedangkan Athar berjaga di belakang, dan Jenar berada di tengah yang arti nya harus mereka lindungi. Bermodalkan senter pada masing masing tangan, yang mereka bawa dari rumah singgah. Karena Athar telah memperkirakan segala nya, maka dari itu dia meminta kedua gadis itu untuk juga membawa senter sebagai alat penerang jalan. Jika jalan yang Ayana tunjukkan benar, Athar memperkirakan bahwa sebelum maghrib, mereka semua sudah berada di rumah singgah. Dan harapan nya semoga gadis itu benar. "Na.. Pegang tangan gue" ujar Jenar meminta Ayana untuk menerima uluran tangan nya. Jenar pun melakukan hal yang sama pada Athar, jadi tangan kanan ia ulurkan pada Ayana, dan tangan kiri pada Athar. Jenar hanya ingin tetap bersama mereka, dan tidak terpisahkan. Karena yang Jenar lakukan hanya berjalan sambil menundukkan pandangan. Jenar tidak ingin menatap kemana pun, rasa nya cukup satu arwah saja yang menganggu dirinya. Ia tidak ingin bertemu dengan yang lain nya. "Kalian tetap baca baca surat Al Qur'an yang kalian hafal ya" ujar Jenar ketika merasakan sesuatu. Jenar merasakan kehadiran sosok sosok menunggu hutan, yang berdiri di sepanjang lintasan, seolah menyambut mereka. Ayana dan Athar menanggukkan kepala nya paham. Kemudian di dalam hati mereka mulai membaca ayat ayat Al Qur'an. "Assalamu'alaikum.. Maaf kami cuma numpang lewat" ujar Jenar dengan suara yang bergetar menahan tangis. Kedua tangan nya masih menggenggam tangan Ayana dan Athar dengan erat. Jenar bahkan meminta kepada Ayana dan Athat untuk berjalan lebih dekat dengan diri nya. langkah Jenar sebenarnya serba salah, karena ketika ia menatap kedepan dan memperhatikan jalan, ia akan melihat banyak sekali sosok di depan sana. Namun ketika ia memejamkan mata, hal yang sama pun Jenar rasakan, sosok sosok itu terlihat lebih nyata didepan matanya. Mereka bertiga melangkah dengan cepat, terutama dengan Jenar. Dia berjalan dengan di jaga oleh AAyana dan Athar yang juga measkan hawa yang mencekam.  Perlahan suara suara hewan mulai bersautan menggema di dalam hutan itu, bahkan beberapa burung atau hewan bersuara begitu mengerikan, layaknya suara tawa dari kuntilanak. Dan ini semua adalah hal pertama yang dialami oleh mereka bertiga.  Athar bahkan sampai berpikir, bagaimana rasa nya jadi Jenar yang bisa melihat makhluk makhluk mengerikan itu. Oleh karena itu, dia meminta kepada Jenar dan Ayana untuk lebih mempercepat jalan mereka. Dan tetap bergandengan tangan dengan erat agar tidak terpisah satu dengan yang lain nya. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN