TSURAYYA -37-

1683 Kata

Aku merasa tenang meninggalkan rumah selama beberapa hari ke depan. Kemarin, saat di toko aku sudah membuatkan seloyang pai apel untuk Athaya. Athaya hanya perlu mengeluarkannya dari dalam kulkas dan bisa menghangatkannya di microwave, kalau mau. Aku juga sudah menyediakan sekotak es krim vanilla yang bisa dijadikan topping di atas pai apel. Pagi ini, seperti biasanya. Kusiapkan sarapan juga bekal makan siang untuk Athaya. Kukatakan padanya bahwa seorang supir yang dikirim Ibu Arum akan datang menjemputku. “Di kulkas ada pai apel. Nggak boleh banyak-banyak makannya ya, Mas. Aku juga baru nyetok bubuk cokelat. Kalo di rumah udah minum berarti ....” “Di kantor nggak boleh minum lagi.” Athaya menyela ucapanku. “Pinter! Kalo mau minum cokelat panas, minta dibuatin Bik Inah, ya,” ucapku. A

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN