TSURAYYA -31-

1963 Kata

Sepulangnya dari pasar malam, aku langsung masuk ke kamar. Aku masih memikirkan apa yang diucakan Ibu Boonsri di pasar malam tadi. Tenang, Tsurayya. Akan sangat konyol kalau kamu percaya dengan semua itu. Ini cuma sebuah sandiwara. Tenang. Aku sama sekali tak bisa tidur. Otakku sibuk memikirkan lelucon paling konyol yang pernah kudengar di sepanjang tahun ini. Kulirik jam di layar ponselku, jam 2 pagi. Kuputuskan untuk membuat kopi di dapur. Udaranya sangat dingin. Ternyata, di dapur ada Ibu Boonsri dan suaminya. Mereka berdua menginap di rumah utama karena kami akan pergi pagi-pagi sekali ke pegunungan untuk mengunjungi suku Akha, salah satu dari beberapa suku tradisional yang masih ada di Thailand. “Belum tidur?” tanya Ibu Boonsri. Keduanya terlihat sedang asyik menyesap segelas kopi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN