Menggodanya

1257 Kata
"Bianca.." suara lembut seorang wanita. Terdengar begitu nyaring memanggil dirinya. Bianca dengan wajah kesal harus berhadapan dengan Diego untuk kesekian kalinya dalam satu hari. Membuat dirinya merasa sangat muak. Bianca mengerutkan bibirnya, memutar matanya malas. Dia menggerakkan kepalanya pelan, menoleh ke arah sumber suara. Bianca mengerutkan keningnya dalam-dalam. Terlihat garis halus di keningnya. "Angel.." ucap Bianca. Dia menghela napasnya. Angel tersenyum. tipis. Berjalan menghampirinya. "Bajuku belakang kurang rapi." kata Angel. Dia terus tersenyum seolah senyuman itu adalah ejekan untuknya. "Kenapa kamu terus tersenyum. Apa kamu juga suka lihat aku selalu bertemu dengan laku-laki itu?" kesal Bianca. Dia bermacam pinggang. Tubuhnya tidak bisa berhenti bergerak. Angel mendekatkan wajahnya, sembari berbisik pelan di telinga kiri Bianca. "Bianca.. Buat apa kamu marah. Ini bukankah kesempatan bagus untuk kamu dekat dengannya. Lagian dia Ceo disini. Ini akan jadi awal baru kamu dalam dunia akting. Bukanya ini yang kamu inginkan." Bianca terdiam sejenak. Dia mengerucutkan bibirnya, menarik bibirnya ke dalam sela-sela giginya. Senyum picik itu mulai terlihat dari raut wajahnya. Bianca perlahan mengangkat kepalanya. "Ternyata kamu benar juga." ucap Bianca. Dia memegang kedua lengan Angel. Menarik salah satu alisnya. "Dari mana kamu dapat pikiran seperti ini. Ini bukan Angel yang aku kenal. Bahkan kamu juga bisa berpikir seperti ini. Hebat! Diam-diam menghanyutkan juga." kata Bianca. Angel menepuk kedua pundak Bianca. "Aku sahabat kamu, kita sudah lama bersama. Aku tahu semua yang kamu inginkan. Aku seperti ini juga kamu yang ajarin aku. Jadi wanita hanya terlalu berpikir positif. Lagian, sekali-sekali juga aku berpikir negatif seperti ini. Mengingatkan sahabat aku satu ini." "Kalian sedang apa?" timpal Diego, dia memicingkan matanya. Melihat kedua wanita itu saling tatap. "Kalian kelainan?" tanya Diego. Wuss.. Bagaikan api yang menyambar telinga Bianca. Saat mendengar hinaan itu. Meski tidak langsung terus terang. Tapi dia tahu maksud Diego. Bianca membalikkan badannya. Seakan kepalanya mulai muncul kedua tanduk. Dia berjalan mengundurkan napasnya penuh amarah menghampiri Diego. Kedua tangannya berkacak pinggang. "Apa yang kamu katakan?" tanya Bianca. "Aku pikir kamu tidak tertarik dengan laki-laki. Pantas saja kamu tidak suka aku dekat kamu. Ternyata kamu tertarik dengan wanita." goda Diego, dia tersenyum mengejek. "Aku masih normal." tegas Bianca. "Kalau memang kamu normal, buktikan di pemotretan hari ini. Ada banyak sekali pemotretan mesra antara kamu dan aku. Selesaikan dengan baik dan profesional." Diego mendekatkan wajahnya. Badan sedikit tertunduk, kedua mata menatap lekat mata Bianca. "Bukanya kamu model profesional. Dan terkenal. Harus tahu mana pekerjaan atau tidak." ucap lirih Diego. "Iya, iya.. Baiklah! Ayo, kita lakukan sekarang." ajak Bianca. Dia mulai menantan. "Kapan kita mulai? Sekarang?" tanya Bianca. Diego hanya tersenyum. Pandangan matanya menatap ke arah parah crew pemotretan. "Kalian semua mulai pemotretan sekarang." "Baik, tuan!" ucap salah satu fotografer. Diego berjalan menuju ke tempat dimana pemotretan akan dilakukan. Tepat di belakang gedung miliknya. Tepat di sebuah kolam renang. Diego hanya diam, dia membuka kemeja miliknya. Hingga mulai terlihat roti sobek di bagian perut yang terbentuk begitu indah. d**a bidang yang di idamkan banyak wanita. Bianca terdiam seketika. Kedua matanya melebar sempurna. Seakan bila matanya ingin lepas dari kerangkanya. Bianca menelan ludahnya susah payah. Melihat pemandangan yang belum pernah dilihat sebelumnya. Pandangan mata itu seolah tidak ingin lepas memandangi tubuh Diego. "Apa yang kamu lihat?" tanya Diego. Bianca segera menyadarkan dirinya Dari lamunannya. Seketika Dia memalingkan wajahnya. Bianca bergumam dalam hatinya. Dia mengerutkan kedua matanya. Merasa sangat malu, dengan apa yang dilihatnya tadi. Astaga.. Apa yang aku lihat tadi. Kedua mataku sudah mulai ternoda olehnya. Gimana cara membersihkan mataku. Bianca.. Kamu malu-maluin tau gak. Bianca memejamkan kedua matanya. Sembari menggelengkan kepalanya pelan. "Maaf, anda bisa masuk ke kolam lebih dulu. Pemotretan pertama anda sendirian." ucap sang fotografer. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Bianca heran. Dia menarik sudut bibirnya. Tanpa berani menatap tubuh Diego di dalam kolam renang. "Kolam renang?" tanya Bianca. "Bentar, kita pemotretan disini. Terus aku pakai baju seksi yang kamu kirimkan padaku?" tanya Bianca memastikan. "Iya, memang seperti itu. Lagian ini iklan baju renang. Jadi mau tidak mau kamu memakainya." jawab crew mereka. Bianca terdiam, Dia menatap ke arah Diego. Laki-laki itu terus saja tersenyum mengejek. "Kamu gak berani?" tanya Diego. "Baiklah, aku berani. Mana bajunya, aku pakai sekarang." kesal Bianca. Dia membalikkan badannya kesal. "Ada di tempat ganti. Setelah ganti baju, kamu segera datang kesini lagi." pinta sang fotografer. "Iya." jutek Bianca. Dia Menghentakkan kakinya kesal, segera pergi menuju ke ruang ganti yang tidak jauh dari tempat pemotretan itu. "Angel... Kenapa kamu tidak menolongku." teriak Bianca, masuk ke dalam ruang ganti. Dan, memang kebetulan Angel berada di dalam. "Aku menolong gimana lagi Bianca. Aku bawa kamu kabur. Lagian ini pekerjaan kamu. Kamu sudha tanda tangan. Aku juga bukan manajer kamu. Mana bisa aku bantu kamu." jawab Angel bangkit dari duduknya. Melihat Bianca yang masih sangat kesal. Bianca menghela napasnya. Dia mencoba untuk mengatur emosinya. Meski sebenarnya dia kesal dengan Diego. Sepertinya dia akan cari kesempatan padanya. "Udah! Mana baju yang harus aku pakai. Aku akan segera keluar dan selesaikan pemotretan ini. Aku tidak mau berlama-lama dengannya." ucap Bianca. Emosinya mulai stabil. "Ini." Angel memberikan baju renang itu. Tanpa banyak tanya lagi. Bianca segera memakainya. Dan, benar saja dia terlihat begitu seksi. Terlihat lekuk tubuhnya yang indah seperti gitar spanyol. Bianca berjalan penuh percaya diri keluar dari ruang ganti. Dengan rambut yang terurai panjang. Dia berjalan bak model internasional yang melenggak-lenggokkan tubuhnya berjalan melewati beberapa orang crew disana. Semua mata memandang ke arahnya. Seakan tidak ada hal indah selain tubuh seksi Bianca yang terexpose. Termasuk Diego, dia hanya tersenyum kecut. "Apa sudah bisa dimulai sekarang?" tanya Bianca. sang fotografer itu masih menatap kagum pada Bianca. Dengan bibir sedikit terbuka. "Hello.. Ada apa dengan kalian semua?" tanya Bianca. "Eh.. Iya, bisa di mulai sekarang. Kamu masuk ke kolam." kata sang fotografer itu dengan nada gugupnya. Tanpa menjawab Bianca segera duduk di pinggiran kolam, dan perlahan memasukan kakinya ke kolam. Diego meraih tangannya, dia menarik tubuh Bianca lebih dekat dengannya. "Lebih dekat!" pinta Diego. "Ternyata dua buah kamu besar juga." bisik Diego. Kedua mata Bianca melebar sempurna. "Dia menendang telur Diego. "Dasar fiktor." "Aw--" rintuh Diego. "Ada apa?" tanya sang fotografer. "Ada masalah?" "Tidak ada!" jawab Diego. Dia berpura-pura terlihat santai. "Kalian lebih dekat, tangan kiri pria memegang pinggang si wanita. Dan, tangan kanan memegang dagu. Lalu sedikit menariknya ke atas." seorang crew memberikan arahan pada mereka. "Tangan wanita kanan di tas pundak laki-laki." lanjutnya. Mereka melakukannya dengan sangat profesional. Adegan demi adegan di lakukan. Hingga adegan yang sedikit menggoda iman Diego. Kedua mata mereka saling memandang. Pandangan mata sangat dekat. Seolah ingin mengecup bibir Bianca. Hingga adegan terakhir. Diego memeluk dari belakang. Dan, tangan Bianca merangkul Diego. Mereka terlihat sangat serasi. Hingga tanpa sengaja Diego tanpa sengaja menyenggol bagian depan Bianca. Bianca melotot tajam. Bola mata itu Hampir keluar untuk kedua kalinya. "Sialan! Laki-laki ini benar-benar cari kesempatan." gerutu Bianca dalam hatinya. "Maaf tak sengaja." bisik Diego. Bianca membalikkan badannya. Dia tersenyum, memperlihatkan gigi putihnya. "Tidak masalah! Tapi, awas aku akan balas nanti." kesal Bianca. "Apa kamu masih ingin lebih?" bisa Diego. Bianca mengerutkan giginya. Dia hanya diam, dan segera baik ke atas. "Jangan harap!" kesal Bianca. Dia mengambil handuk yang tergeletak di atas kursi. Dan, segera membungkus tubuhnya yang masih basah. "Apa pemotretan sudah selesai?" tanya Bianca. "Sekarang sudah, tapi nanti kamu datang lagi setelah makan siang untuk pemotretan kedua. Ini berbeda konsep dari sebelumnya." ucap salah satu Crew. Bianca menghela napasnya keluar dari bibir yang sedikit terbuka. "Oke, aku pergi dulu." ucap Bianca. Dia melirik sekilas ke arah Diego yang baru saja naik dari kolam. Diego menatapnya dengan tatapan mata menggoda. Bianca berdesis kesal. Dan, segera pergi dari sana. Menuju ke ruang ganti.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN