10 Another Man.

1753 Kata
Keduanya sudah di dalam selimut Bunga memeluk sebuah bantal dan Andreas berada di belakang menempel pada punggungnya. Apakah akan melanjutkan pertanyaan tadi? Kenapa diam saja atau dia bingung akan menjelaskannya dari mana. “Good night!” kata Bunga kemudian karena Andreas tidak kunjung menceritakannya. Memang seperti ini biasanya, mereka jarang sekali menceritakan hal-hal pribadi kecuali mengetahuinya sendiri. “Dia anak temannya mama, dia berusia sama denganmu.” “Usia saya? Emang bapak tau usia saya?” “Tidak! Kamu bekerja di luar angkasa bukan bagian dari Orbit Enterprise.” Bunga lantas tertawa, “Ya... Ya okay, baik lanjutkan.” “Sudah lama, sejak SMP mungkin. Dia dan saya...” “Dia cantik, kaya raya, keluarga cemara, baik, bertalenta, masa depannya cerah di mana salahnya?” Potong Bunga “Siapa yang bilang salah? Semua sudah di atur sejak lama, semuanya sudah di ketahui akan terjadi lalu untuk apa ada acara basa-basi?” Oh jadi maksudnya dia hanya tidak suka ada acara itu? Dia hanya tidak suka acaranya bukan orang dan hubungannya? Duh. Tuhan sakit.... Tenang... Tenang... Bunga mendadak diam dia tidak tahu lagi harus merespon apa sepertinya memang dia harus tahu diri dan tidak sekali pun mengharapkan di luar dari yang biasanya. “Jadi gimana dengan dia? Pasti dia sangat marah dengan apa yang bapak lakukan?" Bunga mencoba bertahan kembali berbasa-basi lagi. “Fanaya tahu saya pergi, dia tidak mempermasalahkannya saya sudah mengatakan sebelumnya, dia masih mengirimkan pesan menanyakan kabar tapi tidak dengan keluarganya.” “Ya mungkin saya juga akan marah jika keluarga saya mendapat hal seperti itu. Hemm artinya pernikahan sudah di tentukan?” Ya pernikahan sudah di tentukan di tahun ini, mendadak Andreas menjadi tidak berselera apapun jika mengingat itu. “Ayo tidur...” “Ayo akhiri ini, ini adalah kesalahan jika bapak sudah punya pasangan. Saya ngga bisa jadi benalu di hubungan wanita lain.” “Siapa benalu? Belum ada ikatan jelas di sini, apa bedanya hubungan ini dan dengannya sama-sama belum ada pernikahan?” “Be-beda? Ya beda dong pak kan kalian sudah bertunangan.” Andreas semakin memangkas jarak mereka lalu memeluk Bunga dari belakang. “Kita juga sudah, ayo tidur good night.” Ucapnya menempelkan wajahnya di ceruk leher Bunga. “A-apa kita?” Andreas tidak lagi menjawabnya laki-lakinya itu benar tidur, mungkin menurut Andreas ini hal yang sepele apakah semua laki-laki seperti itu? Atau hanya Andreas saja. Tadinya Bunga tidak ingin mempermasalahkan ini tapi jika dia simak dari cerita Andreas hubungan laki-laki ini baik-baik saja dengan Fanaya, artinya tidak ada masalah dengan hubungan mereka. Bunga menjadi menduga-duga kalau seperti itu artinya Andreas dan Fanaya sering bertemu, Fanaya adalah bagian keluarga Andreas yang artinya acara keluarga yang sering Andreas katakan adalah acara bersama Fanaya. Apakah Andreas meniduri Fanaya juga? Mereka sudah lama berkenalan dan di jodohkan? Kenapa Bunga tidak pernah berpikir acara keluarga yang Andreas maksud adalah acara yang ada di wanita milik Andreas di dalamnya. “Ah terserah!” Kepala Bunga semakin sakit memikirkan semuanya, intinya di sini setatus dia adalah wanita jalaang simpanan si Berengs3k ini. Bunga tiba-tiba membayangkan jika dia menjadi Fanaya pasti akan sakit sekali jika mengetahui calon suaminya punya wanita lain dan tidur bersama seperti ini. Jarum waktu terus berputar maju, suasana kamar semakin hening hanya detik jam dinding yang terdengar mengisi ruangan. Keduanya sama-sama berpikir salah satu dari mereka sudah tidur nyatanya tidak. Keduanya sama sedang berperang dengan pikirannya masing-masing di mana Bunga memikirkan keberengs3kn Andreas, namun Andreas sebaliknya. Andreas kembali mengingat malam di mana Bunga minta di lamar lalu dia minta di pakaikan cincin sampai akhirnya Andreas mengikat sebuah tali plastik di jemari gadis itu membentuk pita di sana. *** Brrrrrr...... Pagi-pagi sekali Andreas sudah lompat lagi ke dalam air, suasana pagi yang begitu segar membuat dia begitu semangat bangun pagi. Kicauan burung terdengar jelas namun tidak terlihat di mana wujudnya, nada-nada alat musik tradisional juga mengudara sangat menamba kesyahduan pagi di tempat itu. Tidak terlalu lama di dalam air hanya dua kali putaran lalu Andreas naik lain ke tepian kolam dan meraih ponselnya. “Pagi ma.” “Andre! Andreas Renaga kamu di mana! Di mana kamu!” Akhirnya Andreas mengangkat panggilan sang mama setelah dia mendapatkan pikirannya yang tenang kembali. “Di Bali.” “Apa? Bagaimana bisa setelah semua masalah yang terjadi kamu pergi bersantai-santai di sana, kamu ngga tahu mama di sini hampir mati, asma mama kambuh lambung mama sakit. Semuanya kacau, semuanya malu, semua... “ “Saya akan temui Fanaya nanti, mama tenang aja.” “Andre pulang! Atau mama susul kamu.” “Ya saya akan pulang sore nanti.” “Andreas dengar mama, sudah cukup nak. Sudah cukup kekacauan yang kamu buat, sudah berapa sering mencoba memenangkan diri, Andreas ini bukan hal baru kamu kan udah tahu ini bakalan terjadi. Andreas ayolah jangan seperti ini pikirkan masadepanmu, pikirkan keluarga kita, semua orang di rumah ini berusaha memberikan yang terbaik.” “Saya tahu, nanti saya hubungi lagi. Bye Ma!” Sudah beberapa sering Andreas mencoba memenangkan diri, dia selalu inngin menjadi si pemegang atas dirinya sendiri. Ya sudah sangat sering namun selalu berkahir dengan kegagalan. Rasanya kesal, benci dan ingin marah kenapa dia tidak seperti orang lain yang bisa memutuskan apa yang dia inginkan sendiri, kenapa harus ada kriteria khusus dan melewati keluarga. Andreas mengakhiri berenangnya kemudian meraih handuknya dan segera masuk ke dalam, temanya akan mengantarkan sepeda motor sebenta lagi yang akan dia gunakan untuk berjalan-jalan di sana. Sebuah senyuman terbit di bibir laki-laki itu saat melihat Bunga mendengkur keras sekali di dalam selimut. Dia pun mengeringkan tubuhnya menunda ke kamar mandi malah berjalan menghampiri Bunga. Padahal sedang mimpi indah mengunjungi sebuah tempat bak di surga namun tiba-tiba Bunga di buat terjaga sebab seseorang menarik selimut lalu meraba pahanya. “Oh GOOOOOD!” Bunga berteriak terkejut namun dia sudah tahu pelakunya adalah Andreas. Belum sempat berpikir jernih Andreas sudah membuat Bunga meremang karena perlakuannya, rambut-rambut halus di rahang laki-laki itu seperti menggelitik pahanya, lalu naik ke perut, kemudian sekarang ke lehernya. “Pak Andre...” “Flower.” Tanpa persetujuan Andreas langsung menarik lepas piyama Bunga mengekspos tubuh Indah Bunga yang begitu terawat lalu dia pun melepaskan handuknya. Andreas menyerang leher Bunga memberikan banyak gigitan dan hisapan kecil di sana. Sungguh Bunga tidak tahan, sensasi pagi cepat sekali membuat dia terbawa hasrat laki-laki ini dan kini tubuhnya menggeliat dia ingin ini cepat di mulai lebih jauh lagi. “Berhenti?” Tatap Andreas wajah Bunga yang dia tahu sudah mulai terbawa suasana. Kau mengatakan itu pada Fanaya? Kau juga melucuti seluruh tubuh gadis itu dengan bibirmu. Sial, Bunga mendadak kehilangan seleranya dia lantas tidak menjawab pertanyaan Andreas lebih dari gerakan pundak. “Saya mau kamu sampai ke tulang-tulang.” Andreas tersenyum seperti biasa lalu langsung membenarkan posisinya. Dia adalah si penyerang yang lembut dan penuh ke hati-hatian, setia gerakan pinggulnya dia melakukannya dengan sangat pas tanpa pernah mengasari atau menyakiti. Bunga sadar dan terima jika dia di sebut si murahan karena dia selalu tidak mampu menolak perlakuan Andreas selama ini. Lihatlah kekesalannya seakan di tenggelamkan oleh bisikan pria itu sembari menggerakkan tubuhnya. “I love your body!” “..... “ “I love your skin.” “.... “ Di saat sudah sampai di titik yang paling tinggi lalu gerakan yang dia lakukan semakin intens juga menggebu-gebu Andreas juga masih sempat membuat Bunga terbang, kedua tangannya berusaha memegangi Bunga seperti pertama kali dulu saat Bunga kesakitan lalu mengecup katup mata Bunga seolah mengatakan ini baik-baik saja, dia berkali-kali mencium wajah Bunga, bibirnya hingga keningnya. Ya akhirnya cairan itu pecah di dalam sana, dia cepat menyingkirkan dirinya dari tubuh Bunga. “Thanks.”kata Andreas kemudian dengan napasnya yang masih tersenggal-senggal dan tubuhnya dipenuhi keringat. Tidak akan ada yang hamil, tidak akan ada yang memberikan keturunan dalam hubungan tanpa setatus ini. Bunga sudah mengantisipasi untuk dirinya sendiri, Andreas mengeluarkan biaya mahal untuk perawatan Bunga setiap Bulannya untuk menangani ini semua. *** Hari yang cerah hari ini begitu mendukung liburan singkat Andreas dan Bunga, keduanya menggunakan motor berkeliling ke beberapa tempat. Ini bukan pertama kalinya mereka seperti ini, Andreas sudah sering menyewa sepeda motor saat mereka berada di sana. Namun kali ini berbeda seperti liburan sebelumnya Bunga merasa tidak menikmati liburannya karena bayang-bayang wanita Andreas dan hari pernikahan Andreas. Sepanjang tempat yang mereka kunjungi Bunga malah mencuci mata dengan melihat pria-pria tampak di sana. Pikiran Bunga jatuh kepada pria Bule bukan pria lokal, dia berkeinginan tinggal di luar negara ini memulai kehidupan barunya di sana. Bunga sengaja menyekolahkan adik-adiknya tinggi agar mereka bisa menggantikan dia dan dia bisa memulai kehidupannya dengan tenang. Angin semilir di pantai yang tidak terlalu ramai itu membuat Bunga melamun menikmati suasananya, sementara Andreas sedang memesan kelapa permintaan Bunga dan minuman lainnya di belakang sana. Di saat yang kebetulan seperti apa yang Bunga sedang cari dia bertemu dengan seorang pria Bule tampan yang sedang membawa anjingnya berjalan-jalan di tepi pantai itu, Bunga menebak usia pria itu tidak jauh dari Andreas. Bunga memperhatikan dari batas hingga ke bawah pria yang kebetulan sedang berhenti dan berbicara dengan temannya itu. Sepertinya dia seorang Bule yang cukup mapan dari outfitnya saja Bunga sudah paham adalah pakaian dengan brand-brand ternama dan harganya itu mahal, lalu Anjing yang dia bawa adalah jenis Anjing dengan Ras langka yang harganya fantastis. Seperti biasa Bunga tidak akan menurunkan standarnya dia sudah hidup susah dan banting tulang sedari kecil, Bunga tidak ingin lagi menjerumuskan dirinya kepada orang yang salah. Dia akan benar-benar memilih seperti apa pasangannya nanti yang bisa membawa dia pada kehidupan yang lebih baik dan hanya akan menjadi pasangan satu-satunya juga selamanya. Di sebuah mini bar tempat pengorderan makanan dan minuman itu Andreas terus memperhatikan Bunga, sudah sedari tadi dia lihat Bunga memperhatikan pria Bule yang membawa Anjing itu. Sampai tiba-tiba Andreas di buat terkejut saat Bunga di sapa pria Bule itu sebab Anjing pria itu mendekati Bunga. Andreas memaki dalam hati Bunga tersenyum pada pria itu ramah sekali, lalu dia berbincang di sana meminta maaf karena Anjing-nya mengganggu Bunga. “Its okay....” “Hay im Brian, this is my doggy Cloud....” Dia memperkenalkan Anjing-nya itu sembari merendahkan tubuhnya mengulurkan tangan. “Eh Hay im, Bunga.” “Bunga, hey Bunga please to meet you.” Pria Bule itu mengulurkan tangannya pada Bunga. “Ah ya!” Bunga dengan ragu menyambutnya. Tapi tiba-tiba saja Andreas datang dengan botol minuman dan kelapanya, dia memasang wajah tidak suka. “Ada apa ini?” “Pak Andre, ini...” “Kamu enak-enakkan bersantai sementara bos kamu harus antre panjang di sana. Di mana pikiran kamu?” Degh Pedas sekali
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN