"NATA!" Suara keras dari Faren seketika menghentikan langkah Nata yang entah ke mana akan membawanya pergi. Masih berdiri di tengah koridor tanpa menoleh ke belakang, Nata mengeluarkan napas secara teratur. Hingga pada akhirnya Faren berdiri disamping sahabatnya itu. Faren memperhatikan wajah Nata yang masih terpusat ke arah depan. Faren jadi bingung, di depan tidak ada apa-apa. "Nata, Faren mau curhat sama Nata, kalo Nata ada wak—" "Maaf, gue sibuk," ujar Nata, memotong ucapan Faren sebelum akhirnya ia kembali berjalan ke depan. Namun, langkahnya terhenti lagi ketika Faren mencengkal tangan Nata. Faren segera memosisikan dirinya di hadapan Nata. Kelopak mata Faren menyipit, memperhatikan wajah Nata lebih dalam lagi. Faren kemudian terhenyak selagi Nata hendak kembali menerobos u