Pria Aneh

1490 Kata
Drrtt.... Drrttt... Drrrttt... Siapa sih ini? Alarm?. Perasaan aku ga pernah pasang alarm deh. aku selalu bangun lebih awal tanpa alarm karena kedisiplinan sudah terlatih sedari kecil. Dengan rasa malas dan rasa kantuk yang melanda, aku paksakan membuka mata dan mengambil benda berisik ini. aku memiliki sebuah butik dan menyerahkan sementara waktu agar di handle oleh sepupuku yang seorang desainer. biasanya kalau aku tidak begitu sibuk, kami bersama-sama menerima orderan, tapi kali ini karena kepadatan pekerjaanku, dia sendiri dibantu karyawan lain. rencananya, aku akan memberi kado, sesuatu yang spesial. sebuah baju pengantin yang akan aku rancang sendiri untuk abang dan kakak ipar. aku buka layar ponsel canggih ini, terdapat sepuluh panggilan tak terjawab dari Jessika. orang ini kenapa pagi-pagi begini telepon, apa ada hal yang mendesak?. Hari ini aku libur, Kebetulan juga ini hari minggu, enaknya ngapain ya?. ke salon lah, perawatan, itu rencana terbagus sepertinya. Drrtttt.. Drrrttt.. Drrrtt "Hallo!!" aku terpaksa mengangkat telepon, aku harap ini hal penting yang mau dibicarakannya. "kemana sih?. aku telepon empat belas Kali ga diangkat, Jangan bilang baru bangun. ayo Sa jemput aku. kita ke pesta pernikahannya Nia" cerocosnya, aku memijat pelipis ku pelan, ternyata peningku lebih berisik darinya. tunggu, empat belas kali?. aku lihat di layar ponsel hanya ada sepuluh kali panggilan. dokter yang merangkap jadi sahabatku ini terlalu hiperbola. "aku mau ke salon, lagian baik banget aku harus jemput kamu" balasku menolak ajakannya. aku ga akrab sama Nia. Jadi untuk apa aku datang. "Mobilku dibengkel Sasa, ayolah please aku tunggu lima belas menit lagi harus sampai di rumahku, lalu kita ke salon bersama" bujuknya, sudah minta tolong, tapi pakai cara pemaksaan. "Iya-iya, awas aja, kalau aku butuh bantuan, kamu ga ada" tutup ku geram. ••••• di luar dugaan, aku ke salon bukan untuk Me Time, tapi persiapan diri untuk datang ke acara Nia. "Gimana Sa Rasanya setelah facial? Ada sensasi freshnya kan?" tanya Jessika antusias sambil memamerkan siaran langsung melalui instagramnya. aku memalingkan wajah, malas sekali kalau harus menunjukkan wajah dengan efek mempercantik wajah yang terkesan lebay itu. "Hem ini tuh recomended banget guys, kalau kalian kesini dijamin bakal ketagihan, kulit rasanya lembut bak sutra, wangi bak bunga lili, pokoknya suka pake banget" tukas Jessika dengan nada yang mendayu-dayu. Laki-laki yang melihat siaran langsungnya, kemudian mengajak berkenalan Pasti itu laki-laki genit. ••••• "Oke, sekarang kita tinggal cari Gaun yang cocok buat Ke pesta pernikahannya Nia, kita jangan sampe kalah sama kecantikan pengantinnya" ujar Jessika menggebu, jelas dialah yang bersemangat untuk datang. "Jes, kamu ga lagi deketin laki-laki kan?" tanyaku curiga. apa jangan-jangan ada pria yang dia taksir, yang mungkin datang juga ke pesta pernikahannya Nia. sebenarnya aku ga minat datang, tapi ya mau gimana lagi, karena Jessika aku terpaksa. "Ya enggalah" jawabnya singkat, aku tidak sepenuhnya percaya. "Jes, ke butik aku saja cari gaunnya, hitung-hitung ngelarisin usahaku" ajakku. ideku tidak buruk kan?. lagi pula gaun rancangan sepupuku pasti bagus-bagus. "Gaun rancangan sepupumu itu terlalu bernilai tinggi Sa, tidak cocok dengan kocekku" balas Jessika menolak secara halus. "uang gaji mu satu bulan tidak akan habis hanya membeli satu gaun rancangan sepupu ku. aku diskon deh 5% khusus buat sahabatku ini" tawarku mengeringkan mata. "Iya Sa" pasrahnya. ••••• aku lagi nungguin Jessika selesai di make up, oleh karyawanku. tidak seberapa lama hasil makeup menunjukkan betapa terampilnya tangan karyawanku. "Ya ampun Jess, cantik banget" pujiku. Jessika tersenyum sumringah mengenakan kebaya kutu baru bewarna Hijau Sage rancangan sepupuku, bawahannya songket. Adapun rambutnya, dibiarkan tergerai dengan hiasan cantik di atas daun telinga kanannya. aku mengalihkan pandangan kepada sepupuku yang berdiri di sampingku, "Kal, kalau butuh bantuan jangan sungkan hubungin aku ya, apapun itu" pesanku pada Kalista. "Iya mbak, aku saja yang mendandani mbak Sasa" ucap Kalista menawarkan diri yang aku setujui. Tidak berapa lama, Kalista selesai mendandaniku. aku puas dengan hasilnya, rambutku di sanggul tanpa pernak pernik apapun. aku mengenakan kebaya kutu baru bewarna merah terang. aku sengaja memilih warna mencolok. aku ingin tahu apa reaksi pria itu melihatku datang, dia mungkin tidak menyangka istrinya mengundangku secara langsung. ya aku yakin sekali pria yang kutemui beberapa waktu lalu merupakan suaminya Nia. "Jes" tegur gue pada jessika yang masih bercermin memandang hasil riasan karyawan gue. "ini beneran Sasa? cantik banget Sa" ucap Jessika sambil menutup mulutnya yang menganga spontan lihat penampilanku. "kebaya merah menyala dan warna lipstik yang merah merona" tutur Jessika menilai penampilanku. "Jes, ayo berangkat" putusku sekaligus membuyarkan lamunannya. entah apa yang dia pikirkan saat menilai penampilanku. aku mengajaknya masuk ke dalam mobil dan segera mengendarai mobil menuju tempat tujuan setelah sebelumnya berpamitan pada Kalista. "astaga Sasa, aku baru ingat. kita ga bawa buah tangan?" Jessika seketika meyadarkanku. mana ada kondangan ga bawa apa-apa. "ini Juga mau mampir" jawabku enteng kemudian membelokkan Setir ke toko perlengkapan untuk membeli kado. •••• Sampailah mobilku di parkiran Hotel tempat hajatan ini Di selenggarakan. Dari edaran pandanganku, kondisi sudah ramai sekali. Mobil-mobil sudah berjajar rapi. aku diinstruksi tukang parkir untuk memarkirkan mobil honda jaz silver milikku di sebelah utara. aku turun dari mobil bersama Jessika. sama-samar aku mendengar suara pemandu acara menginstruksi tamu undangan untuk berdiri. Setelah aku dan Jessika meletakkan kado dan menuliskan nama di buku tamu. aku langsung diarahkan ke tempat acara menyaksikan jalannya acara. dari kejauhan aku melihat Nia pakai gaun bewarna hijau tua dan suaminya memakai seragam Tentara tapi bukan seragam loreng-loreng saat aku bertemu dengannya. "Eh sa, berdiri buruan, kamu lihat semuanya berdiri" tegur Jessika menarik lenganku agar berdiri. "Jess, itu kenapa ada pasukan pakai pedang segala?" tanyaku yang penasaran. tampak keren dan gagah mereka pakai seragam yang sama. "Upacara Pedang Pora namanya Sa. itu umum di kalangan perwira militer kalau menikah" ujar Jessika menjelaskan. aku pernah membaca di time line kalau pria angkatan bersenjata seperti TNI atau POLRI mencari pasangan orang kesehatan Dan kebanyakan umumnya jodoh mereka juga orang kesehatan. Nih di hadapanku contohnya. tidak berlaku untukku. menurutku profesi apa saja tidak masalah, yang penting bertanggung jawab plus setia. akhirnya sampai juga acara yang aku tunggu-tunggu yaitu makan siang. Pasti pembawa acara akan menginstruksi para tamu undangan untuk makan siang. aku buru-buru tadi dari rumah jadi perutku sekarang keroncongan. "Hadirin tamu undangan perempuan dipersilahkan untuk menikmati hidangan disebelah kanan saya, untuk yang laki-laki di sebelah kiri saya" aku pun langsung menuju meja prasmanan sebelah kanan tanpa menghiraukan Jessika yang memanggil memintaku menyamakan langkahnya yang lambat. aku mengambil menu makan siang soto dan dua air putih kemasan kemudian berjalan menuju tempat duduk, membiarkan Jessica yang masih sibuk mengambil makanan. Pyarr... Astaga mangkok yang berisi soto Pecah, aku menatapnya tidak percaya. sayang sekali, aku bahkan belum mencobanya. "Maaf mbak saya tidak sengaja, seseorang tadi menyenggol saya" tanganku mengepal menatap naas kuah soto di lantai, "Ga sengaja juga masih pakai mata kan?" bentakku yang sudah terlanjur kesal. aku mendongak, suara pria yang meminta maaf tidak begitu asing di telingaku. "kamu?. bukannya kamu suaminya Nia, lalu siapa yang berada di atas pelaminan?" tanyaku terperanjat kaget, untuk memastikan lagi, mataku berpendar ke tempat duduk raja dan ratu sehari itu. jadi dia bukan suaminya Nia. keduanya hanya tampak mirip. "kamu tidak bisa membedakan orang ya?" Cibirnya. "Tentara kan kalau sudah pakai seragam pasti terlihat sama" Tukasku tanpa menatapnya. "karena kamu, mangkok soto ku jatuh pecah!" semburku, lekingan suaraku menjadi pusat perhatian tamu undangan. "Yang menabrak orang lain, tapi yang disalahin saya, aneh!" ketusnya membersihkan bajunya dengan tissue yang terkena cipratan kuah soto bewarna kuning. "Entah orang lain yang salah atau kamu. yang jelas aku kesal setiap ketemu kamu, minggir! mau lewat" dengusku melangkah pergi dari energi buruk itu. "Saya juga heran, kenapa ketemunya sama nenek sihir seperti kamu," cemoohnya yang masih bisa aku dengar jelas ditelinga. Meskipun keberadaannya sudah agak jauh dariku. Sial sekali aku setiap ketemu dia. itu Jessica lagi ngobrol sama siapa?. kelihatannya mas-mas Tentara yang ikutan pedang pora tadi ya?. pasti Jessika mengajak berkenalan, aku tidak heran, dia memang berani orangnya. aku mendekati Jessica yang duduk cantik di samping mas-mas berseragam hijau, "Jes, kamu sudah makan?" tanyaku mendaratkan b****g duduk disebelahnya. wajah Jessika langsung berubah masam setelah mengetahui kehadiranku disebelahnya. "sudah" jawabnya pendek. ini orang pasti marah karena momen ngobrolnya aku ganggu. obrolan mereka tampak akrab, aku merasa tersisihkan berada disini. "Jes, ayo kita pulang" ajakku, menyela obrolan mereka. "Sa, kamu pulang duluan saja, aku mau salam salim sama pengantinnya, kalau bisa sih ikut foto bareng" jawabnya tanpa beban. bukannya dia yang menumpang di mobilku, lalu kenapa harus aku yang mengikutinya?. perkataannya itu membuatku yang lagi meneguk segelas air tersedak seketika. ini katup epiglotis ngapain tiba-tiba terbuka sih. "Eh tidak apa-apa mbak?" tanya pria di samping Jessika menunjukkan ekspresi khawatir. "Ya ga apa-apa, dilanjutin saja ngobrolnya" kataku tak berminat mendengar apa yang mereka bicarakan. "jadi kamu mau pulang duluan apa nungguin aku Sa?" lontarnya. "nungguin. puas?" decakku kesal, Jessika mengangguk tanpa rasa bersalah. padahal aku sudah bosan apalagi harus melihat wajah pria aneh itu seliweran di depanku, entah apa perannya dalam pernikahan Nia, dia mengenakan batik biasa bukan seragam Tentara. ^^^^^^ TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN