Anjing liar yang kupukul menggonggong beberapa kali. Anjing-anjing liar lainnya kemudian segera bubar. Di saat yang bersamaan, mereka mengalihkan pandangan ke arahku. Aku merasakan sepasang mata yang garang. Bahkan aku tidak bisa menahan perasaan bahwa kakiku lemah dan mulai sedikit khawatir. Tetapi, aku sadar bahwa saat ini aku tidak bisa menjadi pengecut. Semakin pengecut aku, semakin cepat aku mati. Aku mengeluarkan pisau damaskus di pinggangku. Bilah pisau memancarkan cahaya putih. Aku melambai dan membuat suara mendengung. Pada saat yang sama, kaki kiriku melangkah mundur dan membuat suara di mulutku. Suaranya yang kukeraskan membuat menjadi sedikit serak. Tidak peduli apakah itu berguna atau tidak, aku tidak boleh kehilangan momentum ini. Sekelompok anjing liar tidak berani maju. S