Pada saat ini, An An tampak kebingungan dan gemetar. Dia memasukkan dua jarinya ke dalam lubang madunya sendiri dan terus mengocoknya. Ditambah lagi, ada suara pergumulan serta cairan cinta yang menetes di atas pasir pantai. Aku menutup telinga terhadap suara An An. Lalu, aku perlahan menundukkan kepalaku, membuka mulutku, memegang anggur di balonnya, dan menggigitnya dengan lembut. Tiba-tiba, seluruh tubuh An An lemas dan mati rasa. Kocokan tangannya semakin lama semakin cepat. Cairan cintanya lalu menyembur keluar bahkan membasahi kepala burungku. An An mengeluarkan tangannya lalu memasukkan jarinya ke dalam mulutnya. Perempuan itu dengan perlahan menghisapnya. Setelah beberapa saat, dia mengeluarkan jarinya dan melingkarkannya di leherku lagi. Bibir merah nan basah itu menyatu dengank