Setelah beberapa saat, Lin Manman berjalan ke tenda. Dia memegang daging panggang yang mengepul dan kelapa di tangannya. Aku mengendus daging yang harum itu. Hal ini membuatku menelan air liur. Lin Mannan menatapku dan sepertinya memikirkan kejadian barusan. Dia lalu buru-buru meletakkan daging panggang dan kelapa yang terbuka di depanku dan berlari keluar. Aku lalu memakan babi hutan panggang dan minum seteguk air kelapa. Aku merasa sangat nyaman. Setelah makan babi hutan panggang, rasa kantuk menyerangku lagi. Kelopak mataku memberat. Aku berbaring dan tertidur lagi. Entah berapa lama kemudian, sebuah suara di luar tenda membangunkanku, "Ye Fan, apa kamu sudah bangun?" An An berjalan perlahan ke dalam tenda. Dia senang melihatku bangun, "Ye Fan, apakah ada bagian yang sakit?" Melihat