Bab 6: Mengusap Kepala Nona Besar

1386 Kata
An An jelas terpesona oleh godaanku yang sangat provokatif. Saat ini, dia rela melakukan apa saja selama dia bisa bercinta denganku. Aku menyeringai. Tiba-tiba, tanpa peringatan apapun, aku memasukkan dua jariku sekaligus ke dalam lubang kecil An An. Aku mengaduknya terus-menerus tanpa henti. Aku bahkan bisa merasakan cairan lendir hangat di kawahnya tersebut. "Ah, aku tidak bisa menahannya. Ayolah, Ye Fan. Bercintalah denganku. Masuklah ke dalam dan bercintalah denganku sepuasmu. Cepatlah!" saat jari-jariku menyentuh titik kenikmatannya, An An menggeram dengan perlahan. Dia mengatupkan kakinya erat-erat dan menekan tanganku agar semakin masuk ke dalam sembari tubuhnya terus bergetar. Vaginanya mengencang dan menjepit jariku. Sedikit demi sedikit, air kenikmatannya menyembur keluar dan disusul oleh suara desahan yang menandai kepuasan darinya. Aku tahu bahwa An An telah o*****e. Dalam waktu yang singkat, getaran tubuhnya mulai mereda. Dia tidak lagi mencengkeram tanganku, tapi dia masih terengah-engah. Aku menarik tanganku dan cairan keluar dari lubang kecil An An seperti banjir. Jariku seketika menjadi basah dan lengket. Aku menempatkannya di ujung hidungku dan mengendus baunya. Ini adalah bau urin yang menyengat dan bercampur dengan bau amis. Kombinasi ini membuatku tidak bisa menahan gairahku. Pada saat ini, An An meraih jariku dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Dia mengisap seluruh cairan dirinya sendiri yang menempel di jariku. Matanya terlihat tajam sekali dan dipenuhi nafsu. Dia masih memegang timunku yang keras dan mengarahkannya pada kawahnya yang terlihat siap dipenetrasi. Tubuh seksi An An bergetar lagi. Dia memeluk tubuhku erat-erat seperti gurita. Perempuan ini sangat ingin menggoyangkan dirinya sendiri. Aku merasa kejantananku terbungkus seketika ke dalam vaginanya yang panas dan sangat ketat. Aliran air dari tubuhnya terus-menerus disemprotkan ke burungku yang tegak. "Hmm," Aku menggeram. Karena aku telah bekerja untuk melindungi Li Xuezi sepanjang waktu, maka aku tidak punya kesempatan untuk menumpahkan burungku yang telah merindukan seorang wanita untuk dicintai. “Ini sangat enak. Burungmu sangat besar memenuhi vaginaku," An An meraung tidak jelas. Jika dia sudah tidak punya alasan untuk menahan suaranya, dia pasti sudah membangunkan Li Xuezi sekarang. Aku hanya merasa timunku akan merobek vaginanya. Di masa lalu, aku dipenuhi dengan keinginan dan rasa tidak puas. Aku tidak pernah merasakan burungku memasuki lubang kawah seorang perempuan. Saat ini, aku hanya merasa bahwa aku akan digoyang sampai kelelahan. Aku terus menggerakkan bokongku untuk menyeimbangi goyangan dari An An. Aku menggeram, "Mengapa vaginamu berdenyut?" Ia tersentak dan segera menjawab, "Ah, aku akan keluar. Kamu nakal sekali dapat membuatku keluar dengan gila." Aku sangat tergoda oleh nafsu saat mendengarnya bicara. Aku kembali bertanya, "Apa yang sedang dilakukan kawahmu sekarang?" "Milikku sempitku. Kini kawahku sedang memakan dan menghisap timun besarmu. Cepat, sodok terus lebih keras!" Air kotor An An telah membanjiri alas tenda. Dan dengan ucapan cabulku, aku hanya merasakan dorongan impuls dari timunku, "Hei, perempuan jalang. Aku segera keluar!" "Ya, keluarkan didalam. Aku ingin kamu mengisi vaginaku." "Baik, bersiaplah!" aku mengeluarkan erangan rendah dan langsung menembaknya. Rasa kepuasan dan kegembiraan yang belum pernah terjadi sebelumnya membuatku merasa sangat puas. Namun, di sebelah An An ada Nona Li Xuezi. Meskipun dia tidur setelah lelah seharian, dia masih membuatku merasa sangat gugup dan salah tingkah. An An dan aku sangat lelah. Tenda kecil ini begitu sempit sehingga kami tertidur sambil berpelukan. Setelah melalui latihan piston dengan An An malam ini, aku merasa sangat senang. Dulu hanyalah sebuah mimpi bagiku untuk menginginkan perempuan cantik sepertinya. Tapi, kali ini berbeda. Sebagai seorang perempuan di pulau terpencil, dia tidak pernah tahu bahaya apa yang akan mengancam keselamatannya. Jadi, jelas tidak diragukan lagi bahwa pilihan paling bijaksana adalah selalu dekat denganku. "Hei, sebentar lagi pagi. Kalian berdua ayo bangun," aku meregangkan pinggangku dan keluar dari tenda sembari memandangi dua perempuan yang masih terlelap di tenda. Matahari baru saja terbit di laut. "Yang bangun lebih pagi akan mendapatkan banyak makanan." Setelah air pasang surut, kami pasti dapat mengambil beberapa kerang atau ikan yang telah terdampar di sepanjang pantai saat ini. Aku mencari di sepanjang pantai. Tentu saja, usahaku terbayar. Aku akan memanen banyak dalam beberapa saat, "Satu bawal dan lima udang. Sarapan yang enak dan mengenyangkan." Aku kembali ke tenda dengan penuh kepuasan. Pada saat ini, Li Xuezi dan An An sudah bangun dan sedang membersihkan diri. Ketika An An melihatku, dia berlari tanpa alas kaki dan memeluk lenganku. Dia menggosok lenganku dengan payudaranya yang besar, "Ye Fan, apa yang akan kita makan pagi ini?" Aku menunjukkan padanya hasil pencarian di tanganku. An An segera melingkarkan lengannya yang seperti ular di leherku sambil berjinjit ke mulutku. Aku sudah sangat puas tadi malam. Tapi, dia jelas masih sangat bernafsu padaku. "Ye Fan, kamu memang luar biasa. Ayolah beri aku hadiah," setelah mengatakan itu, dia mengedipkan mata padaku dengan genit. Ketika melihat mulutnya yang kering, aku pun mengulurkan tangan dan menepuk pantatnya yang bulat, "Tunggu sebentar. Aku akan memberimu udang bakar nanti." "Dasar nakal," Li Xuezi terlihat geli ketika dia melihat keintiman An An denganku. Alih-alih mengurusi Li Xuezi, aku lebih memilih menyalakan api, membersihkan udang, dan mengikatnya dengan kayu yang sudah dipotong. Aku lalu meletakkannya di tanah, menggunakan cabang untuk menopang rak, dan kemudian ranting lain untuk meletakkan bawal di atasnya. Hal ini akan memastikan bahwa hewan itu akan terpanggang dengan pas. Setelah berurusan dengan semua ini, aku berbalik. An An dan Li Xuezi menatapku dengan penuh tanya. Aku menunjuk wajahku sendiri, "Apakah ada sesuatu yang aneh di wajahku?" An An tertawa terbahak-bahak dan kemudian berkata, "Ye Fan, kamu melakukan segalanya di sini, apa jadi sangat bergantung padamu. Sekarang, apa ada yang bisa kubantu?" Li Xuezi jelas juga terkejut dengan keahlianku. Tapi, dia terlalu malu untuk menyanjungku. Aku mengambil udang yang sudah dimasak dan menyerahkannya kepada masing-masing perempuan itu. Melihat kepatuhan Li Xuezi dengan mengulurkan tangannya, aku mengulurkan tanganku juga dan dengan refleks mengusap kepalanya. Begitu sadar terhadap apa yang sedang kulakukan, aku tercengang. Apa aku benar-benar akan dimaki oleh nona besar? Tetapi yang lebih mengejutkanku lagi adalah bahwa Li Xuezi tidak melawan. Dia hanya melirikku dan kemudian berkonsentrasi untuk menikmati makanan yang lezat. Ini bukan seperti Li Xuezi yang kukenal. Makanan laut yang dimasak di atas api arang secara alami rasanya tidak terlalu enak. Bahkan terlihat tidak menggugah selera sama sekali. Tapi, tidak ada juga yang lebih enak untuk dimakan sekarang dan tidak ada yang berani mengambil risiko. Li Xuezi dan An An memiliki nafsu makan yang kecil. Mereka memakan dua udang bakar tersebut. Keduanya pun baru kenyang setelah memakan sedikit buah. Ketika aku menyerahkan bawal panggang kepada mereka, kedua perempuan itu memberi tahuku secara bersamaan, "Kami sedang diet." Padahal di tempat ini, para perempuan ini kehilangan pasti akan berat badan meskipun tidak berusaha. Setelah makan dan minum, Li Xuezi mau tidak mau menggaruk rambutnya yang lengket dan saling menempel hingga kusut. “An An, aku merasa sangat kotor. Aku butuh mandi. Apakah kamu mau pergi bersamaku?” Li Xuezi memandang An An dan bertanya. Saat aku sedang melepaskan tulang ikan di antara gigiku, aku mendengar mereka berdua akan mandi. Aku lalu mengingatkannya, "Air di laut itu asin, tidak cocok untuk mandi." "Tentu saja aku tahu itu. Namun, badanku terlalu lengket. Aku harus mandi." Seolah memikirkan sesuatu, Li Xuezi menatapku dan berkata, "Ye Fan, kamu tidak boleh mengintip, ya, atau aku akan memberimu pelajaran." Aku melihat wajah memerah Li Xuezi dan mengangkat bahu tak berdaya. Ketika An An pergi, dia tidak lupa menoleh dan tersenyum menggoda padaku. Melihat bibir merahnya, aku seolah mengerti apa yang dia maksud, "Aku akan menunjukkannya padamu malam ini." Ketika melihat keduanya pergi, aku merasa lega di dalam hatiku. Seperti kata pepatah lama, pria yang baik tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan. Tapi, sama saja orang bodoh jika tidak mau mengambil keuntungan sama sekali. Dua perempuan cantik itu mandi di depanku. Jika aku dapat mengintip sedikit saja, bukankah itu akan sangat menguntungkan? pikirku dalam hati, "Selain itu, pulau terpencil ini juga sepi. Jika ada binatang buas yang membahayakan mereka, aku harus selalu siap untuk melindungi mereka," aku segera mengambil jalan memutar dari sisi ke pantai tempat nona Li Xuezi sedang mandi. Pada saat ini, langit dalam keadaan terik dan matahari oranye bersinar dengan cahaya keemasan. Beberapa burung camar di langit mengepakkan sayapnya dan terbang ke kejauhan. Kulihat An An masih membasuh tubuhnya. Namun, Li Xuezi terlihat jauh lebih cantik. Mereka sudah menanggalkan pakaian mereka dan saling mencipratkan air satu sama lain. Pemandangan indah itu membuatku termenung untuk sementara waktu, "Wow, pemandangan yang sangat sempurna. Aku pasti sangat menyesal jika tidak melihatnya."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN