Padahal tadi Panji memarahi Nidya karena tidak fokus bekerja, tapi sekarang dirinya sendiri malah melakukan hal yang sama, karena melihat tumpukan laporan saja sudah malas. Sejak tadi Panji hanya menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi, lalu kembali mengecek ponselnya dan melihat potret Jasmine dari belakang yang dia ambil setahun lalu. Gambar itu dia gunakan untuk wallpaper ponselnya. Panji merasa bersalah karena sudah membuat kakaknya marah, tapi dia juga masih menyimpan perasaan cemburu juga kecewa mendengar percakapan Jasmine dan Nolan yang dia dengar tadi. Dari situ Panji tahu dua orang itu sudah pasti sangat jauh dalam hal berpacaran. Panji kesal seolah dirinya sendiri tidak pernah melakukannya. “Halo, Ma?” Sebuah panggilan telepon dari mamanya menginterupsi otak Panji yang ter