11. Masih Tentang Janji

2006 Kata

Macet di jam pulang kerja, itu sudah hal yang biasa. Namun, kali ini macetnya sangat lama. Kata Mas Rifqi, ada truk ambruk karena kelebihan muatan. Jadi, arus lalu lintas agak terganggu. Dia tahu info ini dari temannya yang juga sama-sama sedang pulang. Sejak tadi aku banyak diam dan hanya bicara jika ditanya. Selain merasa tidak tahu harus bicara apa, konsentrasiku juga terpecah karena rasa sakit di kaki. Kali ini aku tidak lagi disuruh duduk di belakang. Aku duduk di depan karena kondisi kakiku sudah lebih baik daripada sebelum dibawa ke rumah sakit. Selain itu, aku juga tidak enak kalau duduk di belakang sementara Mas Rifqi sendirian di depan. Bagaimanapun, kami buklanlah supir dan penumpang. “Ponselmu nyala,” ucap Mas Rifqi yang membuatku menoleh. “Ha? Kenapa, Mas?” “Itu ponselmu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN